Tiba-tiba perempuan itu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, dan ia mendapati Naufa yang sedang termenung namun menatap ke arahnya. Naufa pun segera tersadar dan kembali melangkahkan kaki menuju kantin.
Setibanya di kantin, Naufa pun membeli minum dan roti sandwich. Ia pun menyodorkan uang 20 ribu rupiah pada Pak Anto, si penjaga warung.
"Waduh Fa,, ngga ada uang kecil? Belum ada kembalian nih.." Kata Pak Anto.
"Yahh ngga ada nih pak. di tuker aja dulu ngga papa pak, Naufa ngga buru-buru kok." Naufa menimpali sambil merogoh sakunya untuk mencari uang receh, namun hasilnya nihil.
Pak Anto pun mencari kembalian di Mang Deden, si penjual batagor.
Pikiran Naufa kembali teringat pada perempuan yang ia pandangi tadi.
"Oooohh iyaa itu Rena..., Dheeva Farena. Masya Allah cantik bangeett. Eh aku kenapa sih kan udah sering ketemu perempuan, kok sekarang malah jadi gini.., kek ada yang beda hmmm..?" Naufa terheran-heran dalam benaknya.
Saking asyiknya membayangkan seorang Dheeva, ia pun tak mendengar suara dari Pak Anto. Pak Anto pun menepuk bahu Naufa untuk menyadarkan lamunannya. "Naufa..! Ini kembaliannya..."
"Ehhh iyaa Rena... Ehh maaf maksud Naufa iyaa Pak Anto.. Hehehe" jawab Naufa. Sepertinya seorang Rena telah merasuk dalam pikirannya. Bahkan keingginan bercengkerama dengannya pun semakin menggebu hingga ia salah menyebut nama.
"Kamu kenapa sih? Dipanggil dari tadi diemmm aja, lah ini malah manggil bapak Rena.. Ngaco kamu.." sahut Pak Anto menanggapi.
"Mmmmm iyaa pak maaf hehe.. Ngga papa kok,, Makasih pak.." jawab Naufa singkat, kemudian dirinya meninggalkan kantin.
Setelah kejadian itu, Naufa lebih intens dalam hal mengamati Rena, terutama saat di kelas. Menurutnya Rena adalah siswi yang pendiam, jarang sekali ia melihat Rena berbicara apalagi dengan teman laki-lakinya. Sebuah ide bagus pun muncul di pikiran Naufa. Ia akan meminta nomor Rena dari teman sebangkunya, Faizah Noor.
"Izah, mau tanya dong." sapa Naufa.
"eh Naufa, ada apa?" balas Faizah.
"Jadi giniii, akuuu... mmm mau mintaaa.... nomornyaa... mmmm Rena,, kamu punya?" tanya Naufa. Rupanya ia kelihatan gugup.
"Ekheemmm.., mau ngapain sih? Kepo parah nih," ledek Faizah,
"Iihhh...! Apaan sih? Aku biasa aja kok. Lagi pengen nyimpen nomer temen-temen aja." Jawab Naufa mengelak.
"Ah masaa?? Mau modus nih yakan? Udaah jujur aja hahaha.." Faizah justru semakin menambah kegugupan Naufa.
"Udah ah kamu punya ngga? Buruan ih.." jawab Naufa.
"Yudah yudah aku kan anak baik jadiii aku kasih nih nomer Rena ke kamu." Izah pun memberikan nomor itu.
"Hemmm... Izahh.., tolong ya Zah kamu diem aja, makasih yah. Oh iya, jangan bilang Rena loh hehe" balasku sambil senyum kegirangan.
Naufa pun mulai basa-basi mengirim SMS pada Rena, yaaa maklum saja karena pada zaman itu Facebook, WhattsApp, dan sejeisnya belum di launching. Tentunya mananyakan tugas sekolah adalah pengantar yang tepat.
"Rena?? pr matematika yang mana aja yah ?".
"maaf ini siapa yah ? pr mat yang halaman 8 nomor 9 sama 11 doang," balas Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Ingin Kau yang Dulu
Romance~ Naufa Al-Fatih, seorang siswa yang ramah, pendiam, namun ceroboh. Namun kesan diamnya Naufa akan luntur ketika sudah bersama orang terdekatnya. ~ Dheeva Farena, seorang siswi yang anggun, mempesona, namun sederhana. Naufa yang pendiam ternyata ta...
