Tak lama kemudian, akhirnya guru pelajaran pertama pun masuk. Yaitu guru Prakarya, kali ini kelas XII IPA 2 praktek masak.
"Alhamdulillah masak masak, hari ini bisa makan gratis" Ucap Tegar dengan bangga, dan cengengesan.
"Iya nih lumayan, hitung hitung sarapan pagi. Ya gak?" Sahut Nabil.
"Yoi dong. Mantep emang" Balas Tegar lagi.
"Makanan mulu lo yang dipikirin. Nilai tuh yang di pikirin" Yohan menatap mereka berdua dengan malas.
"Tau dasar" Balas Alfan.
Amel pun yang dari tadi bosan mendengar ocehan laki laki satu ini dari jauh pun geram.
"Mel, lo kenapa ih?" Tanya Inayah.
"Lo liat tuh, maksudnya apa coba? Kita kan masak masak buat nilai, bukan ngasih makan gratis buat dia". Ucap Amel yang benar benar ingin meremukan muka laki laki itu.
" Kok lo kesel sih mel? Jangan jangan lo—" Ucapan Inayah pun terhenti, karena Amel yang berbicara sekarang " Engga nay, gak mungkin. Masa iya gue suka sama dia, ya enggak lah". Ucap Amel.
"Apaan sih mel, siapa juga yang mau bilang lo bakalan suka sama si pager alias tegar". " Gue itu mau bilang, jangan jangan lo ada masalah hidup sama dia. Lo geer sih".
"Ishh yaudah si. Udah ah gak usah bahas dia, yang ada gue naik darah terus lagi". Ucap Amel.
" Naik darah atau dari mata turun ke hati?" Goda Dea tiba tiba.
"Ini lagi satu ikut ikutan. Gue tuh gak suka ya sama Tegar, sampai kapan pun" Balas Amel penuh penegasan.
"Iya deh iya. Gue percaya kok" Dea hanya manggut-manggut saja.
"Eh tapi mel, waktu itu dia baik banget tau. Pas gue sedih, terus dia kaya ngehibur gitu. Ya walaupun jayus sih" Ucap Inayah memberitahu.
"Iya, baik sama lo. Sama gue? Boro boro, yang ada cuma ngajak gue berantem terus. Udah jorok lagi anaknya". Ucap Amel.
" Jorok? jorok gimana?", tanya Dea.
"ishh, pokoknya jorok aja" ucap Amel yang memang sudah sangat kesal membahasnya.
Setelah itu pelajaran pun di mulai, seluruh murid pun diam mengikuti arahan yang di berikan.
"baik anak anak sekalian, hari ini kita akan praktek masak. kalian langsung bergabung bersama kelompok kalian masing-masing dan siapkan alat serta bahan bahan nya" ucap bu Nida, guru Prakarya.
"dan jangan lupa untuk tulis nama kelompok kalian masing-masing untuk di serahkan ke ibu. mengerti anak anak, sampai disini?" sambung bu Nida.
"mengertii buuu... " seru anak murid.
Akhirnya Kelompok 1 pun maju pertama yang terdiri dari Alfan, Yasmine,Dea, Yohan, dan Aulia, mereka memasak masakan yang sudah di tentukan. sementara kelompok yang lain sibuk sendiri, dan tidak memperhatikan.
"Bubay gays gue maju duluan" ucap Dea.
namun ke tiga sahabat nya hanya memberikan senyum singkat saja. dari jauh sana Tegar si cowo jorok sekaligus menyebalkan bagi Amel pun sedang berjalan-jalan melihat kelompok lain, entah mengapa laki-laki satu ini tidak bisa berdiam diri, terus saja betingkah. pergaulan yang tidak aman.
Tegar sekarang memang petakilan guys:v.
setelah sampai di depan meja Amel, Tegar tiba tiba senyum jahil kepada Amel, Amel hanya mendelik melihatnya. Ada apa dengan cowo ini? apakah sakit jiwa?.
"idih, ngapain lo senyum senyum ke gue? gila lo ya?!" tanya Amel.
"kan aku lope lope sama kamu beb".
" astaghfirullah, dosa apa gue sampe bisa ketemu orang kaya lo".
"eitss, selow dong sayang. gausah ngegas gitu, santai aja santai".
" apaansi, udah ah! sono lo pergi jauh jauh dari gue. alergi gue deket lo lama lama".
"udah dong mel, lo lama lama berantem. benci jadi cinta loh" sahut Inayah.
"gue? jatuh cinta sama si sakit jiwa ini? jangan sampe deh nay. gue ogah".
" dih, emang lo pikir gue mau apa sama lo? yang kaya nenek lampir, kerjaan nya neriakin orang piket sama marah marah mulu. udah judes lagi, tambah deh selain nenek lampir jadi wewe gombel". ucapan Tegar yang memancing kekesalan Amel.
setelah berkata seperti itu Tegar sudah sigap ingin melarikan diri. namun tangan Amel sudah lebih dulu meraih dan menarik baju seragam yang dikenakan Tegar. dan langsung memukulnya tanpa ampun.
"aduh! aduh aw, gila juga lo ya nenek lampir naboknya. jangan gitu lah, gue juga manusia kali".
" lo tuh bukan manusia, tapi setan. paham lo?".
"bodo" ucap tegar sembari meledek Amel.
lalu dengan sigap Amel mengambil sapu yang terdekat, dan memukulnya. dan terjadi lah aksi kejar-kejar an antara Tegar dan Amel, yang mengundang gelak tawa di kelas.
"kurang aja ya lo! dasar pager, jelek, jorok, sakit jiwa! " kata kata itu di lontarkan Amel karena sudah sangking kesalnya dengan apa yang Tegar lakukan. Amel terus berlari mengejarnya sampai ke lorong sekolah.
"Amelll! Tegar!! kembali ke kelas sekarang juga!!!! " ucap bu Nida yang sudah kesal melihat kelakuan mereka.
Akhirnya Tegar dan Amel pun kembali ke kelas dengan wajah yang garing dan panik pastinya, sekarang kelas mereka mendadak menjadi sunyi sepi tak ada suara. semua terdiam.
Amel dan Tegar pun berdiri di depan meja guru yang disinggahi bu Nida.
"kalian benar benar keterlaluan, masih jam pelajaran malah bercanda dan lari larian. saya gak mau tau, sepulang sekolah kalian harus membersihkan lorong sekolah dari lantai satu sampai lantai tiga. berdua!". ucap bu Nida dengan wajah yang kesal.
" hah? dari lantai satu sampai tiga? ibu beneran bu?" tanya Amel dengan wajah apes nya.
"bu, ibu bercanda kan ya? gak mungkin murid seganteng saya suruh nyapu sama ngepel".
" Tegar, Amel, kalau kalian berani membantah ibu akan tambah lagi hukumannya".
"jangan bu!" ucap mereka berbarengan.
***
aku up ged,
gimana part ini? kurang seru ya?
next part aku buat yang lebih gemes lagi. jangan lupa vote yaa sama komen juga.
lav you❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFANINAYAH
RomanceCinta itu memang butuh pengorbanan. Sama seperti apa yang dilakukan Inayah Saraswati untuk Alfan Aditama. Walau memang setengah hati Alfan tidak untuk Inayah.