25. Penculik

13 2 0
                                    

~Happy Reading~
♡´・ᴗ・'♡

Inayah pun langsung menyusuri jalan. Ia bingung gudang berada dimana. Akhirnya ia menanya satpam yang sedang lewat.

"Pak, maaf. Saya mau tanya, gudang di mana ya pak? " Tanya naya.

"Ada di sebelah tangga yang itu mba. Mba ngapain ya ke gudang? " Tanya satpam itu.

"Oh gapapa pak, ada temen saya yang mau ketemu".

" Oh gitu mba, yaudah saya permisi ya" Ucap satpam itu dan langsung pergi.

Inayah pun bahagia, ia senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

Ia pun sudah mendapati gudang itu, dan ia segera masuk ke dalam untuk menemui Alfan.

Ckleek..

Yang Inayah liat pertama kali adalah ruangan itu sangat gelap. Tanpa berpikir panjang Inayah langsung masuk.

Dan ia heran karena seperti tidak ada orang disini. Apalagi dengan keadaan gelap seperti ini.

Batin Inayah bertanya-tanya, apakah benar Alfan mengajak nya di tempat seperti ini. Mana mungkin,

"Alfan, fan. Lo dimana?" Ucap Naya.

Namun tidak ada jawaban, bahkan sepi.

Inayah semakin khawatir, karena hanya dirinya yang berada di gudang itu. Mungkin.

"Fan, lo jangan bercanda deh. Cepetan keluar, lo dimana sih? " Ucap Inayah yang mencoba lagi.

Inayah pun langsung berinisiatif menyalakan senter dari ponsel nya karena saklar lampu yang ada di dalam gudang itu sulit ia temukan.

Namun gagal, ponselnya mati. Ia baru ingat, bahwa ia lupa men charger ponsel nya itu.

"Aduhh! Gimana nih. Mati lagi hp gue, udah tau lagi butuh. Pake mati segala" Ucap naya menggerutu.

Udara di dalam gudang sangat panas, dan saat itu inayah sedang mengenakan jaket rajutnya.

Dan inayah segera melepasnya, dan mengaitkan jaket rajutnya itu di tali pengait yang berada di tas nya itu.

Saat ia hendak menaruh jaketnya. Ada seseorang yang tiba-tiba menutup pintu gudang tersebut., dan menguncinya.

Terdengar jelas di telinga Inayah.

Inayah langsung berbalik ke belakang, melihat arah bunyi itu.

"Alfan? Lo dimana? ".

Lampu yang berada di dalam gudang itu tiba-tiba menyala.

Dan sorot mata Inayah menemukan 6 orang laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal.

" Ka-kalian siapa? " Ucap Inayah dengan terbata-bata.

1 dari 6 Laki-laki tersebut mendekat. Inayah sontak berjalan mundur dengan pelan-pelan.

"Jangan macem-macem lo ya. Kalo lo berani macem-macem, gue bakal teriak" Ucap Inayah yang ketakutan.

"Coba aja lo teriak! Siapa yang mau denger suara lo disini" Ucap laki-laki itu.

ALFANINAYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang