Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam."SEMUANYA SIAP!"
"SIAP, KOLONEL!"
Semua pasukan disiapkan, menunggu Kolonel Atlas untuk sedikit berceramah sebelum mereka dikirim pulang dari usainya tugas-tugas yang mereka emban selama berbulan-bulan.
Tapi mereka tak benar-benar pulang.
"Mungkin setelah ini, kalian semua akan terbebas dari ocehanku. Sampai jumpa sebulan lagi, nikmati waktu bersama keluarga kalian," ucap Kolonel Atlas.
Semua pasukan bertepuk tangan. Mereka sungguh menantikan hal ini. Pasukan dibubarkan, selagi menunggu mereka untuk packing, beberapa tentara masih tetap ditempatnya.
"Kau tak pergi, Letnan Ross?" Tanya kolonel.
"Aku tak yakin, kolonel. Jika aku kembali, keadaan mungkin semakin rumit," kata letnan jujur.
"Letnan memutuskan untuk tetap disini bersama Prajurit Agus dan Sersan Ji, kolonel," ucap kapten Dray-Mayor Dray. Ia baru saja mendapat promosi dan naik satu pangkat menjadi seorang mayor.
"Kau sendiri? Sana pulang!" Usir sersan Ji pada kolonel.
"Sandiwaramu buruk, Ji. Kau hanya hormat padaku saat didepan pasukan, sialan!" umpat kolonel.
"Jangan lupakan siapa yang memberimu contekan matematika saat ujian akhir kelas 3, Atlas" entahlah, sersan seperti mengungkit jasa-jasanya.
"Bhah! Benar, aku harus pulang, atau istriku akan menceraikanku jika aku tetap disini bersama kalian, right." Kolonel meninggalkan mereka bertiga dan berjalan menuju basecamp.
Perjalanan menuju basecamp yang harusnya hanya 15 langkah bagi kolonel harus tertunda saat tanah dibawahnya bergetar.
Kolonel terdiam, mengamati pijakannya, lalu menoleh kepada tim-nya dibelakang.
"ADA GEMPA! LARI GOBLOK!" Seru kolonel saat melihat mereka bertiga bahkan masih duduk santai di samping helikopter.
Tak ayal, perintah itu harus diulang dua kali karena mereka sepertinya tidak mendengar suaranya dengan jelas.
"KOLONEL! GEMPA!" Prajurit Agus berlari tergopoh-gopoh keluar dari basecamp, diikuti banyak pasukan yang terlihat panik namun tenang pergerakannya.
Guam sudah tak asing dengan gempa yang sebatas 'getaran ringan' seperti ini.
Getaran apanya! Kali ini getaran tersebut disusul dengan mencuatnya beton dibawah mereka.
Tak perlu aba-aba dari kolonel lagi, semuanya mengerti. Evakuasi mandiri.
"KOL! NAIK KE HELI WOIY!" Teriak sersan Ji dari lapangan.
"Gus, kau kesana dulu, aku harus kembali ke basecamp sebentar. BILANG KE SERSAN JANGAN JALANKAN HELINYA DULU!"
Prajurit Agus mengangguk, persetan dengan barang-barangnya, ia segera menuju heli.
KAMU SEDANG MEMBACA
NASA : Tardigrada (3) | SUDAH TERBIT
Science FictionDiterbitkan oleh Erye Art, 2022 [𝗦𝗲𝗿𝗶 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗴𝗮 '𝗡𝗔𝗦𝗔'] Ketika tim laboratorium NASA mendapat misi pencarian sebuah habitat mikro, perlahan menguak fakta mengenai hal yang selama ini mereka tidak ketahui. "You think you know, you know not...