Part 6

3K 464 44
                                    

Dipublikasikan pada: Rabu, 8 Juli 2020

MISSION IN SCHOOL 2

"Ini menjadi semakin mudah jika kalian mengikuti semua yang aku arahkan."

Now playing | Lucid Dream - Monogram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Now playing | Lucid Dream - Monogram

•••••••

Netra itu menatap sayu. Deru napas yang bersahutan terdengar memenuhi ruangan. Kelopak mata yang mulai menutup lalu terbuka lagi dengan keringat dingin yang mengalir deras membasahi kerutan di dahinya. Gadis berambut panjang itu membuka mulutnya, hendak mengucapkan sesuatu namun tertahan. Di hadapannya seorang pria terlihat sangat kacau.

Rembulan yang bersinar terang terlihat dari balik gorden tipis, seakan menjadi satu-satunya penerangan bagi mereka, menyinari sebuah name-tag yang teronggok membisu di atas lantai putih.

Hanindhya Anya.

Bau anyir darah menyeruak memasuki indra penciuman. Warna merah pekat mengotori seluruh kain putih bahkan menetes sedikit demi sedikit di atas lantai.

Gadis itu menahan sakit yang amat terasa ketika ujung pisau masih singgah di perutnya. Tangannya mengepal seolah ia sedang menghadapi ujung maut. Ia menatap pria di hadapannya dengan sendu. Satu kata yang sedari tadi sulit ia ucapkan meluncur dari bibirnya meski terdengar lirih.

"M―maaf."

Angin malam hadir melewati celah jendela, membuat gorden ruangan itu berkibar hingga pantulan sinar sang rembulan berhasil masuk. Tampak sebuah name-tag di seragam putih yang ternoda oleh darah.

Arka Aldiano.

Pria itu menggeleng-gelengkan kepala. Ia mencabut pisau yang tertancap pada perut sang gadis. Wajahnya tampak sangat kacau dengan napas tersengal. Matanya memandang nanar gadis dengan kondisi sangat menyedihkan di depannya itu. Tangannya sudah basah oleh darah, namun ia tak peduli.

"Nya," ucapnya tertahan. Air mata lolos dari sudut matanya ketika melihat mata sang gadis tertutup sempurna, kehilangan kesadaran.

Brak!

Pemuda itu menoleh terkejut, mendapati dua orang berseragam putih abu-abu yang sama sepertinya berdiri di ambang pintu UKS dengan napas memburu.

***

"Jadi, Arka pembunuhnya?" tanya Allena di depan UKS. Polisi sedang menyelidiki bagian dalam ruangan itu, mereka tak diperbolehkan untuk masuk kecuali Daniel dan Nathan. Hal tersebut membuat semuanya bertanya-tanya. Sebenarnya, siapa Daniel dan Nathan? Mengapa mereka bisa begitu dekat dengan pihak kepolisian?

Krystal berdehem, ia sudah tahu alasan Daniel dan Nathan dipanggil. "Dari apa yang gue sama Daniel lihat tadi, Arka memegang pisau. Sudah pasti, ia meninggalkan sidik jadinya di pisau itu. Gue gak lihat keadaan sekitar karena masih kaget sama keadaan Anya, jadi gue cuman lihat ada Arka dan Anya di UKS."

MISSION IN SCHOOL 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang