"Chan itu ada temennya malah tidur aja kamu" Haechan yang sedang menjelajah alam mimpi harus terusik karena suara mamanya tersebut.
"Lagian tuh orang pagi-pagi amat bertamunya sih mah"
"Ini udah siang anak ganteng" ucap mamanya sambil mulai mencubit lengan anaknya.
"Iya ini Echan bangun"
Haechan lantas menemui tamu yang dimaksud dengan muka bantalnya.
"Ternyata lo nyet, ada apaan? "
"Ada yang perlu gue omongin sama lo chan tentang kelas kita. "
"Emang ada apaan? " tanya Haechan
" Hati-hati sama Seungmin kalo bisa lo kasih tau yang lain omongan gue ini. "
"Aneh banget lo asli dah, gue baru bangun ngga paham apa kata lo" kata Haechan.
"Yaudahlah gue balik aja deh, sorry ya Chan kalo gue banyak salah sama lo"
"Yoi gue udah maafin dosa lo ke gue"
Punggung orang itu semakin menjauh dari pandangan Haechan."Udah pulang temennya? Ini mamah padahal buatin minum loh" Haechan segera mengambil gelas di nampan yang di bawa oleh mamanya itu.
"Buat Echan aja mah makasih " Haechan nyengir dan berlalu menuju kamarnya membuat mamanya kesal.
***
"Tumben berangkat pagi amat lo Som" Tanya Seoyeon.
"Iya nih lagi males di rumah pagi-pagi udah ada aja keributan" Balas Somi.
"Orang tua lo ribut lagi? "
"Kaya ngga tau aja lo Yeon keluarga gue" Somi tersenyum miris.
"Gue mau ke rooftop nih ikut ngga? "
Seoyeon mengangguk dan segera menyusul Somi yang sudah berada di ambang pintu kelas.
Mereka mengobrol soal keluarga Somi hingga tak terasa mereka sudah sampai di depan pintu rooftop.
Saat pintu pintu terbuka mereka dibuat terkejut saat melihat tubuh pemuda terkujur berlumuran darah.
"Yeon, ini Soobin kenapa jadi begini? "
Somi dan Seoyeon begitu terpukul ketika mendapati sosok yang telah terkujur tersebut adalah teman sekelasnya yaitu Soobin."Cepet panggil Ambulans Som, gue mau laporin ini ke guru piket" Seoyeon segera berlari menuruni tangga.
Saat akan membuka kenop pintu untuk melapor pada guru piket, tangannya dicekal oleh seseorang yang membuatnya sangat terkejut.
"Lo mau ngapain Yeon? "
"Soobin... Di.. Dia di rooftop" ujar Seoyeon dengan ucapan terbata - bata.
"Emang Soobin kenapa? "
"Please lo ngga usah nanya dulu ini urgent banget " Seoyeon segera melepaskan tangannya dan segera membuka kenop pintu.
***
Suasana hari itu sangatlah tidak kondusif sehingga sekolah terpaksa di pulangkan lebih cepat.
"Anjing kenapa jadi gini sih kemaren aja dia ke rumah gue" Ucap Haechan.
Mereka semua sekarang berada di rumah sakit tempat dimana Soobin dirawat. Beruntungnya Soobin tidak banyak kehilangan darah sehingga nyawanya masih bisa tertolong.
"Nako takut kalo pembunuhnya ternyata ngincer Nako juga" Kata Nako.
"Kita harus segera nemuin pelakunya"
Kata Ryujin."Gue mau ke kantin ada yang mau nitip atau nemenin gue ngga? " Tanya Yeji yang sekarang sudah berdiri dari duduknya.
"Sama gue aja Ji" Ucap Shuhua yang langsung mendapatkan anggukan kepala dari gadis bermata tajam tersebut.
"Ji ke toilet dulu dong " Kata Shuhua .
Mereka menuju ke toilet, saat Shuhua sedang melaksanakan kegiatannya itu, Yeji merapikan penampilannya di depan cermin.
"Eh, Siyeon tadi ngga bareng aja sama gue" Ucap Yeji pada temannya itu yang sekarang tengah memoleskan liptint di bibirnya.
"Lo curiga ngga sih sama salah satu di antara anak kelas?" Kata Siyeon.
"Tapi kan kita ngga bisa nuduh gitu aja Yeon"
"Jujur gue curiga ke lo Ji " Siyeon menatap Yeji dengan tatapan dinginnya.
"Lah kok jadi gue Yeon, apa yang mendasari lo nuduh gue" Yeji mulai meninggikan intonasi suaranya.
"Siapa yang nuduh lo Ji? Gue kan cuma bercanda soal curiga ke lo, kok reaksi lo segitunya sih? " Siyeon tersenyum dan mendekatkan dirinya ke arah Yeji dan mulai membisikkan sesuatu yang membuat Yeji terkejut.
"Kalo gue ternyata yang nusuk Soobin gimana? "
Shuhua keluar dari toilet dan melihat keduanya tengah berbincang langsung menyapa Siyeon.
"Hai Siyeon, sendirian kesini nya? "
Siyeon hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan keduanya."Gue kira lo ngga akrab sama Siyeon"
Ucap Shuhua."Udah yuk langsung ke kantin" Ajak Yeji.
***
"Gue mau ngomong sama lo Jun" Renjun yang tengah mendengarkan musik dari earphone nya mendongakkan kepala ketika Seoyeon ingin mengajaknya berbicara.
Mereka menuju tempat yang agak jauh dari keramaian anak kelas sehingga pembicaraan mereka tidak akan terganggu oleh mereka.
"Kok lu tadi seakan-akan nyegah gue buat lapor ke guru piket? " Sergah Seoyeon.
"Gue ngga nyegah lo Yeon, gue nanya ke lo soalnya gue liat lo tuh buru-buru banget"
"Lo curiga ke gue Yeon? " Lanjut Renjun.
"Sorry Jun, gue udah salah paham ke lo" Ucap Seoyeon dengan menundukkan kepalanya.
" Lo jangan ngomong ke yang lain dulu tapi ya Yeon, gue pas masuk kelas liat Jaemin sendirian di kelas terus dia kaya yang ngebersihin tangan gitu pake tissue pas gue intip tissuenya di tong sampah kok kaya darah gitu"
"Jadi Lo curiga ke gue Jun? " tanya Jaemin yang ternyata sudah berada di belakang Jaemin.
"Sejak kapan lo di situ? "Renjun dan Seoyeon terkejut bukan main melihat Jaemin tersenyum dan mulai mendekat ke arah mereka.
"Gue tadi pagi mimisan anjing, malah dicurigain bunuh orang dakjal emang lu berdua" Jaemin menunjuk Renjun dan Seoyeon.
"Jaem maaf gue udah nuduh lo yang ngga-ngga " Ujar Renjun dengan menepuk bahu Jaemin.
" Tapi gue sempet liat di bangkunya Soobin ada kaya surat gitu, terus gue bawa nih" Kata Jaemin menunjukkan sebuah kertas.
"Buka Jaem" Suruh Seoyeon dan dibuka perlahan oleh Jaemin.
Isi dari surat tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah berupa nada ancaman yaitu MATI.
"Gue kaya ngga asing sama tulisannya" Kata Renjun.
Mereka bertiga saling memandang satu sama lain.
"ini kan tulisannya..... "
![](https://img.wattpad.com/cover/226473374-288-k485580.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas 00
ФанфикApa jadinya jika kamu berada di kelas dengan orang-orang misterius yang sangat abu-abu??