Bab 2 | Pendengaran Yang Baik

43 8 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
(Bukan) Si Manis Kaixa

Now playing : Gisel - Dengarkan Curhatku

***

"Semua akan menemukan solusi kalau ada yang bercerita dan siap menjadi pendengar yang baik."

***

Hari Senin, adalah hari yang membosankan di mana kegiatan upacara selalu di laksanakan dengan ajang untuk menceramahi semua murid sekolah, baik siswa, guru, dan masyarakat sekolah lainnya mendengar ceramah atau embel embel amanat kepala sekolah.

Para siswa mendengarkan dengan khidmat dan ada juga yang mendengarkan sambil menguap tanda mengantuk, alasannya bukan bergadang tengah malam karena bermain game, akan tetapi ada yang juga sudah menjadi kebiasaan kalau mendengar ceramah seolah mendengar lagu tidur.

Namun berbeda dengan lainnya, di antara 25% siswa laki laki yang mengantuk, Kaixa yang terkenal dengan siswa paling philosofis itu mendengar amanat di samping kedua sahabatnya, yang terdapat di kanan dan kirinya yaitu Faiz dan Delta yang sama sama mendengar walaupun sebenarnya mereka malas karena kerap mengantuk, namun mereka tahan karena takut di tegur.

"Syut! Syut! Heh Faiz, Faiz," bisik Delta.

Mendengar ada yang bisikan sesuatu membuat Delta terusik dan menoleh kepadanya "Apaan, sih. Gue lagi dengerin amanat, nih!" kesal Faiz.

"Alah lo gak usah belaga paham, palingan lo cuma manggut-manggut kaya patung kucing milik orang cina tua," ucap Delta mengejek Faiz.

"Gue smackdown elo,"

"Coba aja kalau elo berani,"

"Awas lo ya!"

"DIAM!!!" suara kaum memasuki gendang telinga mereka.

Mereka menatap ke arah lain takut pada para guru yang di belakang memperhatikan dirinya dan langsung memberi hukuman tanpa aba-aba. Namun tidak ada guru yang di depan ataupun di belakang berjalan ke arah mereka, sebenarnya mereka sedikit lega. Akan tetapi ada satu yang menjanggal dan akhirnya mereka berdua menatap Kai dengan tatapan ketakutan.

"Faiz, Delta," pekik Kai.

"Hehehe, hai Kai," ucap mereka ketakutan.

"Setelah upacara kalian tahu apa tugas kalian," ucap Kai memberi isyarat kepada kedua temannya.

Mereka berdua menggangguk "I-iya."

Setelah itu akhirnya amanat berakhir sudah dan dilanjut dengan acara selanjutnya menyanyikan lagu nasional dan doa. Setelah itu upacara pada hari ini telah selesai dengan penuh khidmat.

Para siswa dan siswi berhamburan masuk ke kelas mereka masing-masing, untuk sekedar beristirahat sejenak sebelum guru mata pelajaran memasuki kelasnya. Sementara itu Kai menuntun kedua sahabatnya untuk memperoleh hukuman yang mereka berikan karena telah melanggar peraturan.

Dan sebagian hukuman yang akan dijalani oleh kedua sahabatnya ialah membersihkan toilet cowok yang selalu kotor dan jorok karena kalau sekali buang air kecil gak pernah di bersihkan kembali, dan sebagai gantinya hari ini giliran Delta dan Faiz yang membersihkan itu.

Buat kalian, jangan pernah lakuin ini, yaw! Jaga kebersihan. Atau aku hukum, wahahaha.

"Lo kasih hukuman itu yang kerenan dikit kek, ini malah di suruh bersihin toilet. Gimana kalau si Mari dan Ranika tahu bisa bisa dia jijik sama kita," keluh Delta yang merasa dirinya ternodai.

Kai pergi meninggalkan keduanya dan hukuman, Kai jengah dengan sifat sahabatnya ini. Sampai akhirnya ia kembali dengan secepat kilat dengan membawa seseorang yang dikenal sama Faiz. "Lho kok lo bawa Mari kesini sih!?" teriak Faiz tidak terima.

"Salahin sahabat lo, yang meminta aneh aneh. Dari pada terjadi apa-apa mending gue bawa sekalian aja si Mari kesini, sorry gue gak bawa Si Ranika kesini," jawab Kai dengan nada biasa.

"Sahabat lo juga kali! Iya gapapa Si Ranika gak kesini, lagi ada urusan keluar kota katanya." Mendengar ucapan Delta, Kai merasa sangat bersalah dan akhirnya berbisik kepada Mari.

"Mar, lo suruh mereka berhenti melakukan hal itu. Katakan pada mereka hukuman mereka di ringankan dan ini perintah Bu Sekar yang ngirim pesan ke gue. Makasih sebelumnya, gue pamit," bisik Kai yang langsung meninggalkan mereka bertiga di sana.

Bingung bagaimana cara ngomong sama mereka yang mulai mengepel lantai toilet itu, namun kalau tidak dikatakan mereka akan ketinggalan pelajaran pada hari ini, dengan terpaksa Mari mengatakan hal itu, "Faiz dan Delta kalian berdua sudah boleh masuk kelas sekarang!"

Mereka berdua menghentikan aksinya dan menatap satu sama lain "Maksudnya!?"

"Tadi Kai nge WA gue katanya kalian di suruh ngikut pelajaran hari ini atas perintah Bu Sekar," ucap Mari dengan sedikit takut.

"Yeah! Akhirnya! Kalau gitu kita ke kelas yuk, Faiz." Delta sangat senang hingga merangkul pundak Faiz dan berjalan meninggalkan tempat itu dan juga Mari.

Mari hanya melihat mereka berdua dengan senyuman kecil sampai akhirnya dirinya menyadari kalau dirinya di tinggal sendirian disini, "Ikh!!! Faiz!! Delta!!" teriak nya.

***

Waktu istirahat telah tiba, dan pada hari ini tumben Kai dan Faiz serta Mari berjalan di koridor tanpa Delta. Dan mereka tidak menyadari bahwa ada kurang dalam pertemanan ini.

"Sayang, lapar," rengek Mari.

Mendengar rengekan Mari, membuat Faiz sedikit agak kesal lalu menatap Kai seolah meminta bantuan. "Kai, bagaimana ini?" tanya Faiz meminta bantuan sahabat nya itu.

"Sabar ya, resiko punya pacar untung gue belum mau punya pacar," jawab Kai dengan sedikit mengejek. "Lo tuh, jadi sahabat gak ada ngebela- ngebelain," kesal Faiz.

"Ya udah, ayo kita ke kantin," ajak Kai. Mendengar ucapan itu membuat mata Faiz berbinar dan di sambut dengan raut wajah senang Mari.

Mereka berjalan menuju kantin. Setelah sampai di sana mereka menatap tempat yang nyaris penuh, mereka hampir putus asa karena tidak bisa makan hari ini. Hingga Mari melihat satu tempat yang terdapat seseorang tengah termenung di sana.

Dan orang itu adalah Delta.

"Delta!" panggil Mari.

Setelah memanggil nama itu, Mari langsung berjalan mendekati Delta yang sedang termenung sedih di sana. Melihat Mari berjalan menuju kesana, Faiz dan Kai mengikuti dari belakang.

"Lho kok lo ada disini?" tanya Mari.

"Gue baru nyadar. Kalau Si Delta gak sama kita dari tadi." Kai merasa heran karena baru menyadari bahwa dirinya tidak mengetahui bahwa Delta tidak bersama kita kita dari tadi.

"Lo kenapa sih?" tanya Faiz.

Tidak ada jawaban, Delta diam membisu, membuat Kai dan Faiz menatap satu sama lain. Mari berinisiatif memesan makanan dan membiarkan para cowok menyelesaikan masalah mereka.

"Delta, kalau lo punya masalah. Cerita dong sama kita, kami akan menjadi pendengar yang baik dan memberi saran atas masalah lo." Kai mengeluarkan kata kata yang menyentuh hati banyak orang, sebagai seorang cowok yang terkenal philosofis ia bisa mengeluarkan kata-kata bijak dirinya.

Dan reaksi Delta mengejutkan dirinya dan Faiz, Delta yang awalnya menundukkan kepalanya sekarang ia mengangkat kepalanya menatap kedua sahabatnya itu. "Janji nih, kalian akan jadi pendengar yang baik," ulang Delta.

"Iya, emang apa yang terjadi sama lo?" tanya Kai.

***

Tbc.

Yeyeyeye akhirnya Lis bisa update lagi Bagaimana dengan bab 2 ini. Apakah kalian sudah menjadi pendengar yang baik bagi sahabat kalian. Kalau sudah? Apakah kalian bisa memberi solusi atau saran yang baik kepada sahabat kalian.

Hari ini karena hari pertama Lis upload jadi Lis kasih kalian tiga bab  yaitu Prolog, Bab 1 dan Bab 2. Kalau kalian sudah melakukan hal itu, Lis salut sama kalian. Beri tepuk tangan untuk diri sendiri 👏👏👏👏*

Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣

Lis_author

[SBS : 1] (Bukan) Si Manis Kaixa [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang