"So, apa yang akan kita masak?" tanya Zayn yang ada di samping Dyland.
"Huh?—we-We?" tanya Dyland.
"Iya! Kita! Kau pikir aku tidak bisa memasak, apa?" kata Zayn sambil menarik hidung Dyland.
"Owh! Stop it." kata Dyland sambil mencoba melepaskan tangan Zayn.
Zayn kemudian berhenti. "Okay, okay." katanya sambil memberikan senyuman.
"Okay." balas Dyland canggung.
"Ya, okay. Tolong ambilkan panci yang ada disana." kata Zayn sambil menunjuk sebuah panci yang berada tak jauh dari Dyland.
"Okay." kata Dyland kemudian mengambilnya dan memberikan panci itu ke Zayn.
"Okay."
"Ya, okay." Zayn memasang muka malaikatnya lagi sambil tersenyum. "Mungkin kau lebih baik harus duduk disana. Biarkan aku yang memasak untukmu." kata Zayn.
Dyland langsung berkacak pinggang. "No. Aku juga harus memasakkan sesuatu!" kata Dyland sambil mencoba mengambil salah satu nampan, tapi dengan cepat zayn mengambil nampan itu dan meletakkannya jauh dari Dyland.
Zayn menjulurkan lidahnya ke Dyland, Dyland sudah terlihat sebal dengan bibir manyunnya itu. "Mungkin lebih baik kau mengambilkanku beberapa potong ayam spicy di dalam kulkas." kata Zayn dengan lembut.
Dyland memelototkan matanya dan masih tak bergerak.
Ini sebenarnya rumahku apa bukan, sih. Batin Dyland
"Cepatlah, sayang." kata Zayn lagi.
"Zayn!"
"Ayolah, sebelum minyak ini terlalu panas." desak Zayn.
Mau tak mau Dyland mengambil apa yang dikatakan Zayn tadi.
"Apa yang harus kuambil?" tanya Dyland lagi.
"Ayam." kata Zayn.
"Aku tak melihat ada ayam disini." kata Dyland.
"—Oh lupakan! aku menemukannya!" selang beberapa detik Dyland sudah ada di samping Zayn.
"Lebih baik kau menyiapkan piring untuk kita." pinta Zayn.
"Oh iya, terserah kau saja!" Dyland menggerutu.
Zayn yang mendengarnya hanya tersenyum dalam hati.
-------
"Kau tak tahu, Kylie? Masakan Zayn sangatlah enak." kata Dyland ke Kylie.
"Ya, tentu saja aku tahu. Aku sudah mencoba masakannya berkali-kali. Dan terkadang aku merasa bosan tapi rasanya—seriously Amazing!" Kata Kylie sambil mengacungkan jempol.
Zayn merapatkan dirinya ke Dyland kemudian meletakkan tangannya di pinggang Dyland dan menciumi puncak kepala Dyland. Terkadang Zayn terlihat sangat romantis tanpa disadari oleh Dyland.
Harry tersenyum begitupun Liam dan Louis. Tida termasuk Niall. Niall sedang ada urusan, yang Liam dan Louis pun tidak tahu urusan apa.
"Dyland, ini sudah hampir tiga minggu dari kau keluar dari rumahnya sakit..." kata Liam.
Dyland memberi anggukan tanda jawaban. Kemudian menyeruput greentea yang dipesan sedari tadi oleh Louis. Well, greentea dingin lumayan enak.
"Apa.. umm.. kau mengingat sedikit saja tentang Zayn?" kini Louis yang bertanya.
Dyland melihat Zayn dengan tatapan dalam, begitupun Zayn. Zayn memberikan senyumannya kepada Dyland. Senyuman yang sering Zayn berikan ketika Dyland belum amnesia.
YOU ARE READING
try ⌐z.jm°
FanfictionZayn yang dikenal 'Most Wanted Guy' di universitas. Tampan--begitu tampan hingga membuatnya menjadi arogan--bertemu dengan Dyland, mahasiswi baru yang di hari pertama tidak sengaja menabraknya. Lantas, apa Zayn akan memarahi lalu mengumpat jika tida...