Didalam kamar bernuansa maskulin dengan gemerlap lampu tumbler disekeliling dindingnya. Juna duduk termenung ditepi ranjang, entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Setelah mengantar Yiren pulang, Juna langsung pulang kerumahnya.
"Mel kalau aja dulu aku gak jahat sama kamu, pasti kita udah bahagia sekarang" gumamnya sambil menatap foto seorang gadis ditangannya.
Drrrtt...
Lili(3)
Jun
Aku butuh kamu sekarang
JunaaaJuna berdecak menatap pesan yang masuk ke ponselnya, lalu langsung menonaktifkan ponsel tersebut.
Tak lama setelah itu, ia langsung bergegas mengambil kunci motornya dan pergi.
Beberapa menit ia sampai didepan sebuah apartemen mewah. Ia berjalan menyusuri lorong dan berhenti didepan pintu kamar nomor 012.
"Gue di depan" ucapnya sambil menelepon seseorang.
Tak lama kemudian pintu dibuka dan muncul seorang gadis remaja yang masih berseragam. Mereka lalu memasuki kamar dan menutup pintunya.
💚💚💚
Disisi lain Yiren tidak bisa tidur. Ia sekarang bergulang-guling tak jelas diatas ranjang tempat tidurnya. Sudah sejam ia melakukan hal itu agar bisa tertidur, tapi tetap saja kantuk tak kunjung datang.
Ia masih kepikiran soal Juna tadi, ia bertanya-tanya kenapa dia selalu berdebar-debar saat didekat Juna padahal ia sebelumnya merasa tidak mengenal Juna.
"Ah.. mending aku tanya ke Lea aja" putusnya lalu mendial nomor Lea.
"Iya kenapa sya?" ucap Lea dari seberang.
"Aku mau nanya nih sama kamu"
"Nanya apaan nih? Penting kagak?"
"Le kamu tau Junakan?" tanya Yiren hati-hati.
"What??? Ngapain Lo tanya-tanya soal Juna?!" terdengar teriakan Lea dari seberang.
"Enggak gitu..ehmmm.."
"Pokoknya Lo gak boleh yang namanya bergaul sama si Juna Juna itu" ucapan Yiren terpotong oleh suara ngegas milik Lea.
"Lah? Kan aku cuman nanya, lagian emang Juna kenapa?" tanya Yiren bingung.
"Gataulah yang penting gue saranin Lo harus jauh-jauh dari cowok yang namanya Juna Juna itu" ucap Lea serius.
"Aku gak deket-deket kok, dianya yang deketin aku" ucap Yiren jujur.
Terdengar suara helaan nafas dari arah seberang, "Lo udah diapain sama si Juna? Lo hutang penjelasan ke gue ren. Gue tunggu cerita Lo besok" ucapnya lalu mematikan sambungan.
"Ehhh.."
"Yahh.." Yiren mendesah bingung.
'kenapa si Lea kayak gak suka sama Juna ya?' pikirnya.
Karena pusing sibuk mikirin hal itu, Yiren akhirnya tertidur pulas.
💚💚💚
Keesokan paginya Yiren berangkat sekolah lebih awal karena takut tiba-tiba ada Juna dirumahnya. Ia bahkan sampai tak sarapan.
Dengan jalan yang tak santai ia cepat-cepat menuju kelas dan mendudukkan dirinya di bangku paling belakang dikelasnya.
"Huh.. Untung gak ada dia" gumamnya sambil mengelus dada.
"Weh, tumben pagi bener datangnya" tepuk seseorang dari arah samping.
Yiren mendongak, tampak Yuna teman sekelasnya yang biasa berangkat pagi didepannya.
Yiren nyenyir, "Pengen aja, biar jadi anak rajin dong" jawabnya.
Yuna manggut-manggut, "Gue mau ke kantin nih, ikut kagak?" ajaknya.
Karena Yiren lapar ia pun mengangguk.
Lantaran masih pagi, kantin juga masih sepi. Yiren dan Yuna memilih duduk di kursi paling pojok.
"Mau pesen apa biar sekalian?" tanya Yuna.
"Samain aja deh Yun" jawab Yiren karena bingung.
Yuna mengangguk dan pergi.
Setelah kepergian Yuna, dari arah luar nampak Juna datang bersama Jackson. Yiren melotot dan bersiap-siap untuk sembunyi dari Juna. Ia lalu mengambil buku menu dan membacanya tepat didepan wajah.
Yiren sudah ketar-ketir saat mengetahui bahwa Juna datang ke arahnya. Namun, saat melewati mejanya Juna hanya berjalan lurus tanpa menyapa atau menegurnya dan duduk santai di kursi depan tempat ia duduk.
Yuna yang baru datang dengan pesanan mereka bingung menatap wajah cengo Yiren.
"Sya, kenapa?" tanyanya.
Yiren tersadar, "Eh.. gak papa kok Yun" jawabnya sambil nyengir.
Dalam hati ia merutuki sifat Juna yang baru saja ia lihat. 'awas aja nanti aku gak mau ngomong sama si Juna Juna sialan itu' pikirnya dendam.
Tanpa ia sadari Juna sedari tadi memperhatikan setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh Yiren.
Yuna tau ada yang aneh dengan Yiren sekarang dan menengok kebelakang, betapa kagetnya ia melihat bahwa Juna sedang memperhatikan Yiren. Yuna mendengus tak suka lalu menatap tajam kearah Juna.
"Sya jangan deket-deket Juna ya" ucap Yuna tiba-tiba.
Yiren tersedak mendengarnya, "uhukk..uhukk.. air" yang langsung diberi air oleh Yuna.
"Hah.. emang kenapa si sama si Juna Juna itu?" tanyanya setelah minum.
Yuna diam sesaat, "Juna itu Idol" jawabnya singkat.
Yiren bingung kan emang Idol, dia juga tau si Juna Idol. Namun saat akan bertanya ia melihat bahwa Yuna nampak tak suka topik ini ia pun memilih diam dan melanjutkan makan.
Pulang sekolah Yiren tiba-tiba ditarik Lea, katanya Lea mau main dirumahnya. Yiren manut, tapi dia punya feeling kalau Lea bakalan tanya-tanya soal Juna.
Tepat diwarung depan gerbang sekolah sudah ada Juna and geng lagi nongkrong disana. Seperti biasanya ada Juna, Jackson, Haekal, Nana, Chandra, sama anak-anak lain.
"Lea kita jangan lewat situ yuk" ajak Yiren yang tiba-tiba berhenti.
Lea mendengus dan menatap Juna and geng, "Kenapa? lagian cuman Juna juga" jawabnya santai.
"Tapi.."
"Lagian Juna kayaknya gak kenal sama Lo" belum sempat Yiren ngomong ucapan Lea membuatnya bungkam.
'bener juga, kan Juna gak kenal aku lagi kayaknya' gumamnya pelan.
Entah kenapa ia merasa sedih dengan hal itu.
"Udah ayok jalan" ucap Lea lalu menarik tangan Yiren.
Tepat saat mereka melewati Juna and geng. Terdengar celetukan dari mereka.
"Eh itu si Yirensya itukan?" tanya seseorang.
"Kok udah gak ngejar Juna lagi"
"Itu si Lea tambah cakep aja"
Lea langsung mempercepat langkahnya dengan Yiren mengikuti. Ia sudah menduga hal ini akan terjadi.
"Lea kenapa cepat-cepat jalannya?" tanya Yiren yang tak digubris Lea.
💚💚💚
09/07/20
KAMU SEDANG MEMBACA
Camellia
Teen Fiction... Kejadian menyakitkan dimasa lalu. Aku janji Kamu gak akan pernah ngalamin hal itu lagi untuk kedua kalinya. ... 07/07/2020