Sebelumnya..
"Hot news : Felix sekarang pindah ke rumah kosong samping rumahnya Yiren"
Ucapan Haechan membuat suasana menjadi gaduh.
"Astaga Jun"
"Parah emang inimah, kalah total Lo Jun Jun"
"Gimana bisa?!"
"Diam" ucap Juna tajam.
Seketika ruangan menjadi sunyi, hanya terdengar suara game tadi ponsel Nana.
"Ini gak bisa dibiarin" ucap Juna menggebu-gebu.
Haekal yang sudah duduk disampingnya ikut menganggukkan kepalanya.
"Saatnya jam pertama dimulai"
"Eh gue balik ke kelas ya, udah bel. Dah.." pamit Aji.
Semuanya pun ikut kembali ke kelas masing-masing. Juna sekelas dengan Haekal, sedangkan Jackson sekelas dengan Nana yang kebetulan kelasnya sampingan jadi mereka berjalan bersama. Mereka berjalan santai sesekali terkekeh mendengar celoteh Haekal dan Nana. Mereka tak sadar bahwa mereka tengah menjadi sorotan murid lain yang tengah berada disekitarnya.
"Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan" gumam seorang siswi yang sedari juga ikut memandangi mereka.
💚💚💚
Felix sedari tadi menempeli Yiren kemanapun. Karena bantuan dari omnya yang merupakan kepala sekolah Felix menjadi sekelas dengan Yiren. Sampai-sampai Lea yang mulanya duduk disamping Yiren pindah ke belakang dengan Yuna.
Sekarang Lea tengah memutar bola matanya malas, ia jengah melihat Felix yang dari tadi memonopoli Yiren.
"Biarin aja kali Le, mending kerjain tuh tugasnya" ucap Yuna yang tengah menulis jawaban.
Lea menengok menatap Yuna, "Ihh si pelix itu pasti modus sama Yiren" dumelnya tak terima.
Yuna berhenti menulis lalu menghadap Lea, "Jangan bilang Lo cemburu liat mereka? Atau Lo suka si pelix? Omoo" pikir Yuna dramatis.
Lea melotot tak terima, "Ehh.. enggak ya, gue tuh cuman gak suka aja liat dia modus ke Yiren" ucapnya ngegas.
"Lagian kan gue udah suka sama yang lain" lanjutnya pelan, matanya lalu menatap Jackson yang baru memasuki kelas bersama Nana.
Yuna mengikuti arah tatapan mata Lea, "Hayolo.. biasah aja tolong" ucapnya malas.
Lea gelagapan, "Ehhh.. pokoknya gue gak suka, pasti si pelix ada maksud lain deh" ucapnya.
Yuna menggangguk saja, "Yaudalah, lagian bagus supaya si Juna gak ngedeketin Yiren lagi" ucapnya santai.
Sebelum Lea membalasnya guru ekonomi sudah memasuki kelas.
Selama pelajaran ekonomi berlangsung Yiren merasa dirinya mengantuk entah apa gara-gara kurang tidur atau memang tak suka saja.
"Bu.." ucap Yiren bangun dari duduknya.
"Iya Yiren ada apa?" tanya Bu Sifa guru ekonomi.
Yiren meringis kecil mengetahuinya bahwa seisi kelas memandanginya, "Itu Bu.. saya mau izin ke belakang" ucapnya kikuk.
Bu Sifa hanya mengangguk dan mempersilahkan Yiren.
"Mau aku temenin?" tawar Felix sambil menarik seragam Yiren.
Yiren menoleh ke Felix yang duduk, "Gausah deh aku berani kok" ucapnya lalu pergi.
Yiren berjalan sendirian melewati kelasnya Juna, ia dapat melihat dari jendela bahwa Juna tengah mengerjakan sesuatu dipapan tulis. Tapi kemudian ia disuruh keluar, 'palingan Juna nakal lagi' pikirnya.
Saat keluar dari pintu kelas Juna tiba-tiba menatap Yiren. Tepat didepan Yiren yang sedang berjalan, dengan gugup Yiren menghentikan jalannya.
Mereka berdua saling menatap satu sama lain, entah apa yang dirasakan mereka.
"Kok keluar?" tanya Juna sambil berdehem.
Yiren salah tingkah, "Eh..itu aku mau ke toilet" jawabnya gugup.
Juna menganggukkan kepalanya dan nampak berpikir sebentar, "Nanti malam malam Kamis, jalan yuk" ucap Juna cepat.
Yiren merasa dirinya belum tau apa yang Juna ucapkan, "Bisa ulangi gak" pintanya.
Juna berdehem sambil menggaruk telinganya, "Ekhem.. nanti malam jalan yuk" ucapnya gugup.
Pipi Yiren entah kenapa bersemu merah, seperti ada sesuatu yang menggelitik diperutnya. Lalu dengan malu-malu ia menggangguk dan pergi dengan cepat.
Setelah Yiren pergi Juna langsung mundur dan bersandar ke dinding, "Astaga jantung gue" ucapnya sambil mengelus dada. Rupanya saat bertatap muka dengan Yiren tadi jantungnya sudah berdetak kencang.
Entah mengapa melihat pipi Yiren yang bersemu merah Juna merasa bahagia.
💚💚💚
Dikelas Felix duduk dengan gelisah, "Kenapa Yiren lama banget ke belakangnya" gumamnya pelan.
Dengan cepat ia berdiri, "Bu saya juga mau izin ke belakang" ucapnya lalu segera keluar kelas.
Bu Sifa hanya mengangguk dan menatap bingung si murid baru itu.
Didepan kelasnya Felix dapat melihat Yiren dan Juna sedang bercakap-cakap. Ia dapat melihat bahwa wajah Yiren bersemu merah.
"Sial!" decaknya pelan.
Dengan emosi ia menonjokkan tangannya ke dinding yang berada tepat disebelahnya.
"Ck.. si bodoh " terdengar suara decakan dari arah belakang.
Felix menoleh ditatapnya orang itu tajam, "Ngapain Lo disini?!" ucapnya sinis.
Orang yang ditatap hanya menatap melas ke arahnya, "Harusnya gue yang nanya, ngapain Lo pindah ke sini? Nyusahin orang doang" ucapnya lebih sinis.
Felix mendengus malas, "Bisa gak si? Lo gausah ngurusin urusan gue Van" ucapnya tajam.
Pemuda bernama Jevan itu hanya menatap tajam ke arah sepupunya itu, "Gue ingetin ya.. jangan sampai Lo bikin rusuh disini" setelah mengucapkan hal tersebut ia pergi dengan menabrakkan bahunya ke bahu Felix.
Felix mengepalkan tangannya erat, "Gue baru sadar kalau ini sekolahnya si Jevan sialan itu.. sial.." decaknya pelan.
💚💚💚
Ini Yiren yang malu-malu sama Juna😚👇
Ini si Jevan sepupunya Felix 🤗👇
16/07/20
KAMU SEDANG MEMBACA
Camellia
Teen Fiction... Kejadian menyakitkan dimasa lalu. Aku janji Kamu gak akan pernah ngalamin hal itu lagi untuk kedua kalinya. ... 07/07/2020