PART 4

5 2 0
                                    

Setelah meminum obat akupun berjalan menuju mobil dan bergegas pulang ke rumah, Sesampainya dipintu mobil aku mengambil kunci di saku celana namun aku tak menemukan nya.

"Nih kunci kemana sih, Ya kali tadi gue berangkat ga pake mobil, Lah terus ini mobil siapa?" Gumamku keheranan.

"Lo nyari ini?" Tanya seseorang dibelakang ku.

Aku pun menoleh, Dan terkejut melihat kunci mobilku ditangan Desi.

"Balikin kunci mobil gue, Kok bisa ada di lo sih?" Ucapku seraya mengambil kunci mobilku darinya tapi selalu gagal.

"Des, Plis balikin kunci mobil gue" Ucapku sambil memohon.

"Tapi ada syaratnya, Mau?" Ucap Desi.

"Syarat? Syarat apaan, Udah kayak mau daftar kerja aja" Jawabku penasaran.

"Lo harus jadi pacar gue, Gimana?" Ucap Desi.

"Apa! Gue jadi pacar lo?" Ucapku kaget.

"Ogah banget gue pacaran sama lo cewek so kecantikan" Lanjutku.

"Yaudah kalo lo nggak mau juga gak apa sih, Ya terpaksa kunci mobil Lo gue sita" Ucap Desi seraya mengancam.

"Yaallah kenapa harus berurusan sama dia lagi sih" Batinku.

"Kalo lo nggak mau gue cabut balik dulu, Byee" Ujar desi sambil melangkah pergi.

"Iya gue mau deh" Jawabku terpaksa.

"Sebenernya gue jijik banget jadian sama nih orang, Tapi kalo ga diturutin gue ga bakal balik balik kerumah" Gumamku.

Akupun mengejar Desi yang sedang berjalan pergi meninggalkan ku untuk mengambil kunci mobil darinya.

"Rasain tuh cowok aneh, Tunggu pembalasan gue" Batin Desi.

"Nih kuncinya gausah ngejar gue" Sambil menyodorkan kunci mobil. Tanpa pikir panjang, Akupun langsung mengambilnya.

"Dan ada satu syarat lagi buat lo" Ucap Desi.

"Apalagi sih, Lu jadi cewek ribet amat sih" Jawabku kesal.

"Hari ini, Pulang bareng gue" Ucap Desi datar.

"Gue mau balik sendiri, Soalnya gue bawa mo..." Ucapku belum sempat ngomong langsung dipotong oleh Desi.

"Telpon supir lo suruh ambil mobil disekolah, Pokoknya lo harus pulang bareng gue" Ucap Desi dengan muka datar tanpa ekspresi.

"Tapi kan Des..." Ucapku.

Lagi-lagi Desi memotong pembicaraanku.

"Kalo lo nggak mau sih yaudah, Tapi gue bakal kasih tau kesemua orang kalo lo itu pacar gue gimana?" Ucap Desi.

"Ihh dasar ketos dingin udah kayak kulkas dua pintu, Beraninya dia manfaatin situasi kayak gini" Batinku

"Rasain emang enak" Batin Desi sambil tersenyum.

Akhirnya aku menelpon supir untuk mengambil mobilku disekolah dan kuputuskan untuk pulang bersama Desi si cewe nyebelin itu. Di tengah perjalanan hanya ada keheningan diantara kami, Tidak ada suara sedikit pun, Bahkan Desi masih memasang muka datarnya.

"Kenapa sih tuh muka, Kaku banget kayak kanebo kering dinginnya udah kek kulkas dua pintu" Ucapku pelan Tapi Masih bisa didengar oleh Desi.

Desi yang mendengar itu pun langsung tersenyum jahat.

Setelah sampai di depan mobil kamipun masuk kedalam mobil, Desi melajukan mobilnya, Selama diperjalanan aku hanya memandang kearah luar jendela mobil, Sedangkan Desi masih sibuk dengan kemudinya dan juga muka datarnya.

Waktupun cepat berlalu sore telah berubah menjadi malam, suara adzan magrib pun bergema di setiap jalan, Ditengah perjalanan tak sengaja Desi melihat ada pasar malam, Akhirnya aku juga melihat wahana wahana yang ada dipasar malam tersebut maklum lah diluar negeri gaada wahana yang seperti ini.

"Wadaw wadidaw, Ada pasar malam" Teriakku dari dalam mobil.

Desi yang melihatnya pun merasa aneh padahal itu kan hal biasa, Dan juga ingin ketawa, Karena melihat tingkah konyolku.

"Des, Anter gue kesana yuk" Ucapku sambil menunjuk ke arah pasar malam.

"Nggak mau, Lu kayak yang baru ngeliat pasar malam aja" Jawabnya datar.

"Des, Gue mohon pengen ngerasain naik wahana pasar malam" Ucapku.

"Nggak lah, Kayak anak kecil aja" Jawabnya dengan muka datar.

"Kalo lo nggak mau, Gue loncat aja yaa dari mobil" Ucapku.

"Tunggu, Dasar cowok aneh" Ucap Desi.

Desi menghentikan mobilnya, Kemudian turun dari mobil dan membantuku membuka pintu mobilnya.

"Katanya tadi ga mau, Kok sekarang mau? Dasar cewek aneh" Jawabku sambil meledek.

"Suka-suka gue dong, Lagian gue itu pacar lo sekarang, Nanti kalo lo diculik sama tante-tante gimana, Gue yang kena masalahnya, Lagipula gue cuman liatin lo aja" Ujar Desi sambil memasang wajah datarnya.

"Tumben ni cewek perhatian banget sama gue, Mungkin udah dapet hidayah kali yaa gara-gara tadi ngejahilin gue" Ucapku pelan sambil cengengesan.

Tapi masih bisa didengar oleh Desi.

Aku dan Desi pun masuk kedalam, Ternyata begitu ramai. Akupun langsung menyerbu wahana permainan.

Desi yang melihatnya pun tidak menyangka bahwa aku menyukai wahana di pasar malam ini, Tak terasa seutas senyum terukir dibibir Desi, Desi yang selama ini dingin dan cuek ternyata bisa begitu hangat.

"Kenapa sih gue senyum-senyum sendiri, Apa mungkin gue punya perasaan lebih sama Januar, Ah masa iya gue suka sama cowok aneh kayak dia" Batin Desi yang melihatku bahagia dengan wahana pasar malam tersebut.

"Dipikir-pikir ternyata cantik juga nih cewe" Batinku.

"Loh harus sadar Januar, Sadar" Ucapku sambil menepuk-nepuk pipiku.

Tak terasa telah 1 jam aku menikmati setiap wahana yang berada di sana, Sebegitu bahagianya diriku. Desi yang melihatnya pun entah merasa senang atau jijik.

"Mungkin dia sudah mulai menyukaiku" Batinku kege'eran dibuatnya.

Hampir semua wahana aku masuki, Hanya wahana rumah hantu dan kuncir angin saja yang tak ku naiki karena aku sedikit ketakutan.

Setelah selesai menjajal semua wahana, Akupun kembali dan mendekati Desi, Dengan keringat yang masih bercucuran diwajahku.

"Dahlah kita pulang aja, Aku udah cape nih" Ajakku kepada Desi.

"Eits tunggu dulu, Lo kan belum masuk kewahana kincir angin sama rumah hantu" Ucap Desi.

"Nggak ah gue udah kecapean banget lagi pula dah malem massa iya cowok ganteng kayak gue masih keluyuran sama cewek aneh kayak lo" Jawabku ketus.

"Kenapa? Lo takut, Aelah bilang aja takut, Massa ganteng-ganteng penakut" Tanya Desi.

"Besok lagi ajalah masih banyak waktu, Ntar gue naik sama Asep dan Ucup" Jawabku mengelak.

"Ohh gitu yaa, Yaudah ayok pulang ntar pagi lo harus mulung" Ujar Desi.

"Yaudah ayok" Jawabku.

Akupun memberanikan memegang tangannya Desi, Desi yang merasa tangannya dipegang olehku merasa terkejut, Mungkin karena baru kali ini aku lembut kepadanya.

Kami berdua pun masuk ke dalam mobil milik Desi, Diperjalanan tidak ada suara sepatah dua patah kata yang terucap dari mulut kami berdua. Karena kecapean menaiki wahana akupun tertidur dikursi mobilnya Desi.

Desi yang melihatnya pun langsung menyandarkan kepalaku dipundaknya, Desi yang melihat rambutku acak acakan ia pun langsung merapikan rambutku dengan jarinya. Tanpa merasa risih Desi pun melajukan terus mobilnya.

JANUARI VS DESEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang