2. My Beloved VESPA

2 0 0
                                    

Kring............kring............kring.........terdengar alarm dari hp ku, aku perlahan membuka mataku. Aku bangun menuju meja belajarku untuk mematikan alarm di hpku. Kulihat jam dinding berbentuk vespa menunjukkan pukul 3 pagi. Setiap kali aku memanda jam dinding itu, ingatanku melayang pada sebuah memori bagaimana perjuanganku mendapatnya waktu touring vespa ke Tanjung Papuma Jember. Anganku kembali berputar ke masa itu, sekitar 2 tahun yang lalu. Aku sebenarnya dilarang oleh ayah dan mamaku ikut touring vespa. Dengan alasan aku masih kecil, belum punya SIM C. Maklumlah, saat itu aku masih kelas X dan termasuk peserta termuda. Sampai sampai Pak Benn ketua club vespaku datang ke rumah meyakinkan ayah dan mamaku. Bahwa semua anggota club pasti melindungi semua anggota khususnya aku. Pak Benn meyakinkan bahwa mereka akan berkendara dengan safety dan tidak bisa kencang karena vespa itu motor tua yang tidak bisa diajak berlari kencang. Beliau juga meyakinkan bahwa dalam club vespaku yang ikut touring ada teknisi vespa, jadi tidak perlu kuatir bila sewaktu waktu vespa mogok. Akupun disuruh membawa perlengkapan yang komplet, menurutku sih tidak harus seperti itu. Sama ayah aku harus membawa ban dalam cadangan baru sejumlah 3 buah, bawa kabel kopling, kabel rem, dan bawa karburator cadangan. Akhirnya demi bisa ikut touring ke Jember akupun mengikuti saran ayahku. Padahal semua perlengkapan itu sudah disiapkan oleh teknisi club. Aku tidak boleh memakai jaket jeans kesayanganku. Aku harus beli jaket kulit asli untuk touring. Tapi tak apalah demi menenangkan hati ayah dan mamaku. Waktu itu ayah menanyakan pada Pak Benn, berapa orang dari clubku yang ikut touring. Semua anggota club yang ikut touring dibelikan voucher menginap di hotel plus makannya oleh ayah. Tak ayal Pak Benn sangat berterima kasih pada ayah, karena fasilitas tersebut. Ayah juga berpesan, jangan sekali kali aku diajak minum minuman keras dan mengkonsumsi narkoba. Dan Pak Benn pun menyanggupinya. Efeknya sampai sekarang aku selalu tidak pernah diajak kumpul kumpul kalau sambil minum minuman keras.

Touring pun berjalan sesuai rencana, sampai dengan selamat tanpa ada kendala. Sesampai di Tanjung Papuma aku langsung berburu pernak pernik vespa untuk kenang kenangan. Saat yang lain menikmati music reggae sajian dari panitia, aku terus berburu barang unik. Mataku tertuju pada jam dinding unik berbentuk vespa. Kulihat jam dindingnya hanya tinggal satu dan satu satunya. Kemudian aku pun menanyakan harganya. Proses tawar menawarpun berjalan alot, sampai akhirnya jam dinding tersebut jatuh ke tanganku. Tapi aku harus kehilangan karburator vespa sebagai tambahan nilai tawarku sehingga jam itu diserahkan ke tanganku. Tidak apalah yang penting aku bisa memperoleh barang incaranku.

Tak terasa sudah 15 menit aku melamun. Aku menuju kamar mandi di kamarku, buang air kecil, gosok gigi dan mengambil air wudhu. Kemudian aku menuju mushola kecil di kamarku. Setiap kamar di rumahku selalu dilengkapi kamar lagi untuk shalat. Begitu juga kamarku, musholanya berukuran 2 x 3 m terletak di sebelah kamar mandi. Ada lemari kecil untuk menyimpan sarung, sajadah, kopiah dan Al Qur'an. Kuambil sarung dan kopah untuk shalat tahajud 2 raka'at. Setelah shalat aku menuju meja belajarku.

Aku mempersiapkan buku buku pelajaran untuk hari itu, sesuai jadwal yang diberikan Dedy tadi di sekolah. Sembari kuingat ingat ada PR atau tidak. Kubuka lagi buku catatan untuk pelajaran hari ini jangan jangan ada tugas. Ternyata tidak ada PR, akupun memasukkan buku buku ke dalam tas ranselku. Kulihat lagi jam dinding, masih ada waktu bersantai 30 menit sebelum shalat subuh. Nonton TV aja.

Aku mengambil remote control di sebelah TV flatku yang berukuran 45 inchi. Kucari channel barat kesukaanku yaitu olah raga. Setiap pagi kalau masih ada waktu menunggu shalat subuh selalu kulihat pertandingan sepak bola kalau tidak ada ya apapun yang penting pertandingan olah raga. Kebetulan ada pertandingan sepak bola, aku mulai asik menonton. Sampai akhirnya, tok....tok......tok.

"Dho, Ridho waktunya shalat subuh. Itu ayah dan kakakmu sudah menanti di teras," terdengar suara mama.

"Iya, Ma," sahutku sambil mematikan TV. Kuletakkan remote control disebelah TV. Ku ambil kopiah dan bergegas menuju pintu keluar. Sebelumnya kumatikan AC dan lampu kamarku. Sesampai diteras depan, aku melihat kakak dan ayah sudah menunggu.

TANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang