Kolam renang tak seberapa dalam, tapi seseorang bisa tenggelam. Sementara yang Yonghee tahu, ia seorang pemikir. Namun sekarang, otaknya beku tak dapat berpikir一terambang dalam cemas.
Sereal pagi ini tak semanis biasanya. Sudah tujuh hari terakhir, Yonghee merasa jiwanya terbang, membersamai gadis yang selalu terbayang. Bagai menghilang, keberadaan Yorim terlalu transparan untuk diterawang.
Yonghee urung bicara. Sudah lama tak semenyesal ini setelah mendapat nol pada ujian matematika beberapa tahun lalu. Kacau.
"Byounggon, Yorim kemana?"
Yang ditanya menoleh, membolak-balik kertas absen. Dengan sabar menunjukkan kalau lima kolom kosong tanpa keterangan. "Lihat?"
Yonghee pindah haluan. "Jinyoung, Yorim kemana?"
Si kurus mendongak malas. Temannya sudah gila. Sinis sekali, dia menjawab, "Kalian yang punya urusan sama dia, kenapa tanya padaku?"
Yonghee melirik Seunghun. "Aku juga tak tahu," Seunghun buka suara sambil mengendikkan bahu.
"Aku tak tanya." Yonghee berlalu. Seunghun mendengkus sebal.
Terakhir, dengan duduk di bangkunya sendiri, ia menanyai teman duduk satu semester belakangan. "Hyunsuk, Yorim kemana?"
"Mana aku tahu," gumam Hyunsuk masih sibuk dengan game di ponsel. Bayi di dalam layar diberinya susu.
Yonghee menggaruk dagu. "Hmmm, begitu ya. Kalau kau dengan Jinyoung, lebih kurusan siapa?"
Mencurigai pertanyaan Yonghee, Hyunsuk melepas ponsel dari tangannya. "Semua orang juga tahu Jinyoung lebih kurus dariku. Kau aneh. Kenapa, sih?"
"Sebentar, arsip ingatanku terlalu banyak. Aku sedang mengingat siluet seseorang. Kurus, tinggi, hm ...," racau Yonghee mengarahkan telapak tangan pada Hyunsuk.
Hyunsuk menurunkan tangan Yonghee. Setahunya, si teladan ini orang paling waras di kelas, yang jika berbicara seperlunya saja, bukan meracau seperti kehilangan akal. "Yonghee, kau gila rupanya karena Yorim tidak ada."
"Ah, tertebak. Kau tahu Yorim kemana?"
Hyunsuk menggeleng. Melihat itu, Yonghee tersenyum. Perlahan semakin lebar, menyeringai. Tatapannya tajam menatap Hyunsuk yang linglung. Ia beringsut berdiri, membuat gerakan mendadak tanpa sempat dilawan. Hyunsuk tersungkur, sudut bibirnya berdarah. Satu bogeman mentah telah dilayangkan. Murid-murid perempuan berseru tertahan.
"Yonghee, apa-apaan kau!?" Byounggon menyeret Yonghee menjauhi Hyunsuk. Jinyoung yang terkejut sontak membantu Hyunsuk berdiri, disusul Seunghun.
"Dia pura-pura, Gon! Pura-pura tak tahu!" tuding Yonghee.
"Apa maksudmu?!" seru Byounggon yang emosi melihat teman-temannya menggila. Ia sudah cukup pusing dengan kehebohan minggu lalu, sekarang bertambah lagi. Akibatnya, kelas tak kondusif, dan siapa yang bertanggung jawab?
"Hyunsuk, aku dengar apa yang kau katakan di UKS! Beri tahu aku di mana dia!" Byounggon mengeratkan dekapannya pada Yonghee. Ia tak biasa dengan Yonghee yang bertransfromasi menjadi monster.
Hyunsuk terkekeh. Menatap Yonghee santai, lalu menyebar tatapan tajam untuk seisi kelas. "Sejauh apa yang kau dengar?"
"Kau bilang Yorim anak komite sekolah. Sebenarnya kau siapa, huh?" desak Yonghee tak sabar.
Kelas mulai dipenuhi kasak-kusuk. Sebagian dari mereka mulai memunculkan raut ketakutan, terlebih Kwon Sena dan para peliciknya. Umpan termakan. Hyunsuk tersenyum senang. "Eh, kenapa ini? Kenapa kalian bisik-bisik?"
"Kenapa tak ada yang bilang dia anak komite?" cicit Hajae pada Shilim. Hampir tidak terdengar, namun telinga pria tak bisa dipungkiri ketajamannya. Hyunsuk mendekat, "Kalau kalian tahu mau apa? Pura-pura baik padanya?"
"Aku menyaksikan dengan seru. Kalian semua mempermainkan orang yang salah, ck ck ck!" Lagi-lagi ia terkekeh sendiri. Membawa kelas pada puncak ketakutan. "Yorim terlalu naif untuk tidak mengadu pada ayahnya. Tapi aku bengis, Kawan. Aku yang mengadu. Kalian tunggu saja, beberapa waktu ke depan kalian dapat apa."
Seisi kelas menciut. Tak bisa digambarkan lagi sebesar apa mereka merasa takut. Hyunsuk merapikan poninya. "Kalian mau tahu aku siapa? Aku bukan siapa-siapa."
Semua orang di kelas tahu, Hyunsuk orang kaya. Terbukti tiap pulang-pergi pakai mobil dengan supir pribadi. Ponselnya pun apel digigit keluaran terbaru. Namun fakta bahwa Yorim segolongan dengan Hyunsuk一tidak ada yang menyangka.
"Kalian semua terpedaya. Dia yang sebenarnya lemah, tak punya apa-apa, berlagak menguasai dunia." Hyunsuk menunjuk Kwon Sena. "Yonghee, maaf. Aku benar tak tahu dia di mana. Yorim dirawat secara privat. Orang luar tak berhak tahu."
Hyunsuk menepuk bahu Seunghun, "Kau menyesal?"
༚✧───✺────✧༚
Di tempat berdominan biru, ia duduk menyandar pintu. Menyesap setiap kedamaian dari sudut, mengabaikan getar ponsel seiring hati yang berkedut.
Kim Yonghee, tak kunjung henti menelepon.
Apakah dirinya sudah dianggap pergi?
一一੭ु
aku mendusta
atas kepalsuan tak bernama一一੭ु
KAMU SEDANG MEMBACA
e x f i l t r a t e [一kim yonghee ✔
FanficSekarang hujan. Awan tak lagi segan. Manusia bagaikan saringan. Menyingkir atau tersingkirkan? jyzlizz, 2O2O start : 10.05.20 end : 28.08.20