Inilah keegoisan yang jenaka. Mereka tetap lari, keluar dari rutinitas menyakitkan bagai duri. Teringat pada keduanya wajah Byounggon yang hampir menangis melihat sepasang temannya kabur. Habislah dia dimakan tanggung jawabnya.
"Tak berpengalaman bolos, ya?" cecar si perempuan.
Yonghee terkekeh, menggaruk tengkuk. "Aku tetap tak mampu melawan satpam-satpam canggih itu. Jadi, ke sini saja."
Yorim tersenyum, menepi pada tembok setinggi perut. Angin berdesau tanpa henti sejak langkah pertama sampai di atap. Terakhir ke sini, ia menangis seperti hilang akal. Lalu mengapa sekarang ia kesusahan menghadapi gejolak rasa senang?
"Padahal, kalau aku yang memohon, pasti absenmu tak akan alpha."
Yonghee mendengus, "anak baik ini bisa sombong juga?"
Tawa halus dan manis Yorim melambung, larut bersama angin. Menembus telinga Yonghee, lalu hinggap di secuil memori. Durasinya tak lama, namun beberapa detik itu kekal di dalam sana.
"Kamu baik, bagaimana bisa aku membuatmu kesakitan?"
Melihat tawa itu, ia goyah. Keras hatinya runtuh tak lagi bersisa.
"Mau dengar?" cicitan itu membuat Yonghee mengangguk. Sedang si gadis menatap bahu lebar di hadapannya dengan hampa, sang lelaki meremat jari—siap menumpu kesakitan.
"Aku hampir overdosis," berucap mantap pada Yonghee, memperhatikan manik lelaki itu yang mulai bergetar.
"Aku mual, muntah, dan puncaknya ayah menemukanku tak sadarkan diri. Aku punya kelainan, dan setelah ini mungkin Kakak akan menganggapku gila一
"Tidak, kamu tidak."
Yorim meraup oksigen sebanyak mungkin, ini tidak mudah. "Aku skizofrenia. Ayah tidak tahu. Obat penenang kugunakan semauku sendiri. Manusia menggangguku, bahkan kepalaku sendiri meneriakiku. Di luar kendali, aku bisa saja berubah sangat kasar seperti yang kulakukan pada Sena. Aku menakutkan."
Awan kelabu membuncah di kalbu. Berdesir pilu melawan sendu. Yonghee membeku, gadisnya seterluka itu.
"Kak, jangan menangis," lirihnya melihat genangan di pelupuk mata Yonghee. "Aku sudah lelah melihat Ayah menangis."
Memang bebal, air mata itu tetap saja keluar. Kelebihan muatan membuatnya luruh ke garis pipi Yonghee. Yorim tersenyum, ia mendekat一mengusap wajah yang hujan. Wajah ini yang ia mau.
"Maaf, Yorim." Suara kapas itu menjadi serak. Sungguh, ia tak bermaksud membuat lelaki tampan ini kacau.
Yorim tersenyum. "Kak, tak apa. Lagipula kelainan ini memang faktor genetik dari Ayah. Beliau sering halusinasi pasca Ibu tak bisa diselamatkan. Aku baru tahu kelainan psikis bisa menurun, dan aku benci melihat Ayah selalu merasa bersalah. Jangan ikut merasa bersalah, ya?"
Yonghee masih saja sendu, kepalanya tertunduk merasa tak pantas. "Sembuhlah, jangan pergi lagi. Aku一
一butuh kamu."
Netranya mengerjap. Membawanya pada respon terlambat yang pernah ada. Yorim sedikit terhuyung. Mampu berdiri saat punggungnya ditangkup oleh Yonghee.
Helaan napas yang terdengar berat dan sesak, Yorim tergugu. "A-aku kira kalian membenciku."
Yang lelaki mengangguk. "Awalnya, menyingkirkanmu terasa menyenangkan. Tanpa usahapun kamu teratas. Aku, dibutakan nilai. Mereka juga. Sebenarnya kamu kedua, tahun lalu ada orang lain. Ia pergi dengan membawa embel-embel gadis gila."
Yonghee gagal mengkoordinasi tubuhnya sendiri. Dengan kurang ajar ia menyingkirkan helai rambut Yorim, ingin menyapu paras itu dengan seluruh rasanya. "Aku kalah, tiba-tiba tak ingin kamu mengalami hal yang sama. Kamu menang, membuatku kacau setelah tes matematika. Aku benci melihatmu menangis, bikin kepikiran."
Ia mengulang ucapan, yang ia inginkan, butuhkan一tertulus dan terjujur dari segala aksara yang pernah keluar dari indera. "Sembuhlah. Aku sungguh sayang."
Yorim bergetar. Jari-jari besar itu mulai membingkai rahangnya. Obsidian Yonghee menatap seluruh wajahnya lembut namun menuntut一tak ingin digugat.
Dengan suara rendah, Yonghee meruntuhkan semua keraguan. "Hyunsuk pernah bilang, gadis yang bertahi lalat di ujung mata kanan adalah一
一milikku."
一一੭ु
aku lumpuh beranggap
kala kau minta menetap一一੭ु
[•] a.n
aw, malu bgt.
aku sedang mengurangi bikin adegan dan ucapan yang cringe.
kalau kalian cari yang bikin baper, disini bukan tempatnya 🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
e x f i l t r a t e [一kim yonghee ✔
FanfictionSekarang hujan. Awan tak lagi segan. Manusia bagaikan saringan. Menyingkir atau tersingkirkan? jyzlizz, 2O2O start : 10.05.20 end : 28.08.20