13. one day

100 25 2
                                    

Esensi hidupnya tak jelas. Apa yang ia lakukan dulu? Apa ia baru saja lahir kemarin sore? Ini lucu, Yonghee baru merasa hidup saat jatuh hati pada gadis dengan senyum lugu.

Hari lalu seperti buta warna. Hanya putih dan hambar. Gadis itu macam pensil warna, dalam sekejap menawan seluruh indera. Ah, pagi-pagi begini sudah dibikin mesem.

Hyunsuk cengengesan sejak Yonghee tiba. Dia mengejek, "Aku tahu semuanya, wle!"

Yonghee mengernyit.

"Kamu milikku一ew apa-apaan itu?"

Raut mengejek Hyunsuk memuakkan. Ingatkan Yonghee untuk tidak menyakiti sahabat gadisnya itu. Oh ya, gadisnya belum datang.

"Jangan lupa nanti siang, Yorim!"

Seruan itu membuat Yonghee spontan menoleh. Tidak akan menjadi masalah jika yang berseru perempuan一masalahnya ini Seunghun. Mau apa dia?

Yonghee ingin menuntut jawaban. Ia terkungkung oleh rasa penasarannya sendiri saat guru bahasa masuk kelas lima menit lebih pagi dari biasanya.

༚✧───✺────✧༚

Dipercaya mengurus data oleh guru, Yonghee kehilangan jejak. Kelas sepi, hanya tersisa Jinyoung yang mendengarkan musik, Byounggon yang mendengkur, dan Hyunsuk dengan bayi-bayi.

"Di mana Yorim?" tanya Yonghee pada Hyunsuk. Jinyoung menyeringai melihat Yonghee mendadak jadi penggila perempuan.

Dengan santai, Hyunsuk berujar, "Ke luar sama Seunghun!"

Terburu ia berlari. Bagai berjuang menyelamatkan bumi agar tetap pada sang orbit. Yonghee mendadak gelisah, pasalnya hari ini mereka belum bertukar sapa.

Sosok yang ia cari sedang bertukar makanan manis di bawah pohon dengan Seunghun. Pakai tertawa pula. Dadanya seperti disulut. Dengan geram, kerikil ia layangkan ke kepala Seunghun. Keduanya menoleh kemudian.

Berlalu dari sana dengan bersungut, Yonghee telah menimpakan rasa bersalah pada Yorim.

༚✧───✺────✧༚

Atap.

"Kak Yonghee, jangan marah ...," pinta Yorim yang dilanda putus asa.

Yonghee hanya mematung sedari tadi. Melamun menatap pencakar langit, sembari menumpu tangan di pagar pembatas. Sudah tak terhitung kalimat Yorim yang sia-sia, terbang bersama angin tanpa didengarkan.

"Kak Seunghun hanya minta maaf padaku, sekaligus makan siang. Aku tidak bohong."

Helaan napas keras terdengar, bahu lebar itu masih urung berbalik. Yorim merangsek paksa, masuk lewat bawah lengan Yonghee. Si lelaki terkejut, pasalnya kini Yorim berada di dalam kungkungannya. Nekat.

"Kak, jangan marah. Aku minta maaf, aku harus apa?"

Yonghee masih diam. Kembali menatap luaran sana一kesusahan menahan letupan diri agar tidak merasa gemas.

"Kak, lihat aku," tuntutnya, menarik paksa kepala Yonghee agar menunduk.

Lelaki itu menurut. Raut dongkol tercetak jelas di sana. Yorim merapihkan rambut yang mengacau dahi si tampan dan mengusap lamat pipi tirusnya. Ia menatap sentral dari wajah Yonghee一sesuatu yang paling memikat. Tak dinyana, Yorim mendekat hingga bertabrakan labia oris lembut milik keduanya.

Yonghee terhenyak. Ia kembali terkejut sekaligus senang. Perutnya dipenuhi gelenyar geli, namun menyenangkan. Ini kali pertama, terasa indah karna gadis di depannya. Kakinya mendadak lunglai, beruntung tangan sudah bertumpu.

Kecup itu terlepas. "Yorim—

"Kakak harus tahu. Aku cuma jatuh pada Kim Yonghee."

Netra Yonghee berkaca. Ia terlalu tantrum berlebihan sampai gadisnya nekat一hampir membuat jantungnya loncat. Yorim tersenyum, sudah lama sejak ia mati rasa akan bahagia.

Tanpa ucap, Yonghee menyalurkan buncahan rasa sayangnya dengan mengulangi apa yang telah Yorim perbuat. Kali ini dengan lebih intens hingga keduanya terengah.

Di sela kehangatan itu, Yonghee berucap lirih, "Jangan pergi."

Membolos untuk kedua kalinya, setiap detik bergulir untuk berdua. Langit bahkan tak berani mengacau, menunda awannya melakukan filtrasi.



...



Yonghee menyentuh sepasang bibirnya. Yah, itu sudah enam bulan lalu. Sekarang hujan. Awan tak lagi segan. Sudah tak ada harapan, yang ada padanya hanyalah putaran ingatan.

"Yonghee, jangan melamun! Dua bulan lagi kita lulus. Ayo hidup."

Ah, lamunannya ...

Nyatanya gadis itu tiada. Membawa lari kesakitan yang ia punya. Dengan harapan sama tiap harinya, semoga gadis itu bahagia. Enam bulan atau selanjutnya, Yonghee akan terus di sana一berdiri dengan hatinya.

Karma tetap datang, bahkan saat keduanya sudah berpasang. Lingkar sosial bukanlah suatu hal yang berhak diacak-acak. Tuhan sudah menentukan susunannya. Mencoba menyingkirkan salah satunya, akalmu bakal mati di suatu masa.


一一੭ु

exfiltrate
[v.] remove someone or something from situation.

一一੭ु



─── E N D ────





[•] a.n.
boleh menghujat atau tanya apapun.

e x f i l t r a t e  [一kim yonghee ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang