Dua bab lagi ending. Siap?
Jika kalian menyukai bab ini, silakan pertimbangkan untuk meninggalkan vote dan komentar. Terima kasih yang sudah vomment di bab sebelumnya.
Selamat membaca:*———
Sombong nggak apa, asal ada yang mau disombongin—Juan Wiradharma
–Sweet & Bitter–
Selain menjadi salah satu mahasiswa fakultas ekonomi, Juan merintis cafe sejak kuliahnya berada di semester tiga. Alasannya, dia ingin memiliki penghasilan sendiri. Meskipun semua biaya kuliah ditanggung ayah, uangnya dia simpan. Atau dia gunakan saat bermain bersama Riza. Ya masa dia bermain dengan calon pacar masih minta uang sama orangtua? Malu dong!
Nama yang disematkan untuk cafenya tidak sulit untuk dihapal. Sangat mudah. Namanya cafe J&R. Kata Juan, J&R itu berarti Juan & Riza.
Ya, memang sebucin itu Juan dengan Riza.
"Silakan dinikmati," dengan kaos berkerah warna maron—sebagai seragam pekerja cafe, Juan meletakkan dua gelas minuman di meja pembeli.
"Kamu yang punya cafe, ya?" tanya salah seorang perempuan di meja itu. Juan membalasnya dengan senyum tipis, sudah biasa dia mendapatkan pertanyaan seperti itu.
"Mari," Juan berbalik. Lalu maniknya menangkap Riza sedang menyajikan pesanan di meja yang diisi empat orang lelaki. Dari sini, Juan melihat kalau lelaki itu seperti menggoda Riza.
Hampir seminggu ini Riza memang bekerja di cafenya. Awalnya dia menyuruh Riza untuk memegang bagian counter atau kasir. Tapi perempuan itu lebih memilih menjadi pelayan. Katanya, "Bagian itu udah ada yang pegang. Aku nggak mau ngambil punya orang lain,"
"Za," panggil Juan setelah sampai di hadapan Riza.
"Oh, pacarnya pelayan di sini juga?" celetuk orang yang sedari tadi menggoda Riza.
Juan mengernyit. "Hah?"
"Lo pacarnya cewek sombong ini?" tanyanya sekali lagi, diangguki Juan.
"Cocok deh. Sama-sama jadi pelayan,"
Kekehan Juan terdengar. Tangannya terulur untuk menjabat tangan orang itu, yang langsung diterima. "Kenalin. Juan, pemilik cafe ini. Dia ini tunangan gue. Kalo lo belum tahu itu,"
Orang itu langsung melepas jabat tangan Juan. Wajahnya langsung masam menerima kenyataan itu.
"Cari sana di mbah google. Siapa pemilik cafe J&R, kalo nggak percaya. Nggak ada kuota? Langsung ke bagian counter, tanya aja password wifi di sini,"
Juan membawa Riza pergi ke belakang setelah berkata, "Duluan, Bro."
Sesampainya di belakang, Juan memberondongi Riza dengan pertanyaan-pertanyaannya.
"Tadi diapain sama dia?"
"Nggak diapa-apain,"
"Serius?" Riza mengangguk sekali.
"Jangan mau kalo digoda,"
"Aku juga nggak minta digoda," Juan mengangguk, membenarkan perkataan Riza.
YOU ARE READING
Sweet & Bitter
Romance#ERASeries-1 Sweet and bitter, penggambaran hidup bagi Oriza Litahayu. Hidup mandiri sudah menjadi kebiasaan perempuan tersebut. Dirinya terlahir bukan menjadi sosok perempuan yang lemah. Sejak kecil dirinya sudah dibiasakan hidup dengan hati yang p...