10. Feyla Maudiyasatama

214 16 3
                                    

Pria berbadan besar dan tegap kini sudah siap turun kebawah untuk makan bersama keluarganya.

Ari duduk disebelah kakak perempuannya yang bernama, Azzura Gilesta.

"Gimana sekolah baru lo?" Tanya Zura sambil melahap nasi goreng buatan ibunya.

"Biasa aja." Ujar Ari.

Zura memicingkan matanya, "Udah punya temen?" Ujar Zura.

Ari bergumam karena dia sedang mengunyah nasi goreng didepannya.

"Cewek cewek?" Ujar Zura penasaran pada adik yang beda satu tahun dengannya ini.

Ari mengabaikan pertanyaan dari Zura kakanya itu, membuat Zura menatapnya kesal.

"Udah Zura, adik kamu kayanya risih kamu nanya-nanya mulu" ujar Gretta ibunda dari kedua adik kakak ini. Lebih tepatnya, Gretta Sani.

"Abisnya bun, dia gak suka cerita-cerita ke Zura. Zura kan jadi suka penasaran." Ujar Zura pada bundanya, iya Ari dan Zura memanggil ibunya dengan sebutan, Bunda.

"Zura, kamu tau kan sikap Ari itu kaya papah kamu," ujar Gretta melirik Ganda Sanjaya, suaminya itu.

Ganda sanjaya, memang sangat pendiam seperti anaknya sekarang yang tertular dengan kependiamannya. Bukan pendiam takut dengan hal-hal aneh, tetapi Ganda dan Ari tidak suka keributan dan keramaian.

Beda dengan Zura dan ibunyanya, mereka satu paket. Zura dan Gretta sangatlah cerewet dan bawel, seperti medengar gunung api meletus jika keduanya marah. Ganda dan Ari pasti hanya bergeleng heran.

"Habiskan dulu makannya." Ujar Ganda kepada Zura yang dari tadi ia lihat banyak bicara.

Zura mendengus kesal, tidak ada yang mendukungnya untuk membuka jawaban dari Ari.

"Iya-iyaaa." Ujar Zura kesal.

Sarapan pagi pun selesai, Ari segera berpamitan kepada orangtuanya. Ari bersalaman dan mengucapkan salam seperti biasanya jika dia ingin keluar rumah.

Azzura pun sama, dia berpamitan kepada Ganda dan Gretta. Azzura sudah dijemput oleh kekasihnya, Adam Kusuma. Azzura sudah menjalin hubungan dengan Adam sekitar 8 bulan, keluarga Azzura sudah mengenal dekat Adam. Dia anak baik dan ceria, pikir keluarga Azzura.

"Eh calon adik ipar! Mau berangkat sekolah bukan?" Ujar Adam dari dalam mobil membuat Ari menoleh saat dirinya akan memakai helm.

Ari hanya bergumam, ia langsung memakai helmnya dan menaiki motornya.

"Buru-buru amat, mau jemput pacarnya ya?" Tanya kembali Adam membuat Ari kesal. Tidak kakak perempuannya, kekasihnya pun begini. Pengen tau urusan orang.

Ari hanya menoleh, ia langsung melajukan motornya dengan tenang menghindari kawasan orang banyak bicara ini.

"Dia mah gitu Dam, cueeeeek banget kaya papah!" Ujar Zura membuka pintu mobil kekasihnya.

"Gak papa, langka juga yang gitu" ujar Adam terkekeh.

***

Di sisi lain, Feyla sedang mengikat rambutnya dengan rapih didepan cermin kamarnya itu. Dia memperhatikan wajahnya yang ia tidak sadari bahwa dirinya cantik. Feyla tersenyum bangga.

Feyla kembali merapihkan baju putih abunya dengan seksama.

"Calon pacar, Afey datang!" Ujar Feyla langsung mengambil ranselnya yang tergeletak dikasur.

Feyla menuruni anak tangga satu persatu dengan rasa riang gembiranya. Tapi dia kenapa ya sekarang?

"Selamat pagi non," ujar Bi Wiwi pembantunya yang sudah ia anggap sebagai keluarganya juga.

RAJAWALI {Cinta ES}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang