Langit sudah gelap. Ini adalah malam yang ia tunggu. Dan di malam ini dia akan mencoba usaha pertamanya untuk bisa memikat Dimas.
Suara ketukan pintu kamar Dewi menyadarkan dirinya dari lamunannya di depan cermin. Ayu telah berdiri dengan pakaian dan dandanan menawan di depan pintu. Dua temannya, Putri dan Sinta, terlihat tengah menunggu di kursi depan kamar Dewi.
"Bisa kita jalan sekarang?" tanya Ayu. Dewi mengangguk dan menutup pintu kamarnya. Tak lupa ia menguncinya.
Putri dan Sinta bangun dari duduknya. Mereka berempat bersama-sama berjalan ke luar kost.
Putri yang sedari tadi matanya terpaku pada layar ponsel terus-terusan melihat ke arah jalan, begitupun dengan Sinta.
"Dimana dia?" tanya Ayu pada Putri.
"Katanya sih udah di depan. Tapi dimana--"
Belum selesai Putri berucap, dua laki-laki mengagetkan mereka berempat tepat dibawah tiang lampu yang lampunya padam.
"Sialan lo!" Ayu memukul dada pria itu saat pria itu merangkulnya.
"Wi, kenalin ini Aldo, cowok gue. Itu Bayu temen kita juga."
Aldo yang melihat kecantikan Dewi membuat pandangannya terpaku pada Dewi. Ia menatap Dewi sambil tersenyum sampai membuat Ayu risih dan memukul lengan pria berkaos hitam itu.
Dewi hanya tersenyum tanpa menoleh kedua kalinya pada Aldo. Ia tahu kalau Aldo terpesona oleh parasnya. Tapi tujuannya adalah mendapatkan Dimas bukan Aldo. Apalagi Aldo berstatus pacarnya Ayu yang mana adalah temannya sekarang.
"Mobil kamu dimana?" tanya Ayu pada Aldo.
"Aku parkir di depan apotek depan." jawab Aldo sambil menunjuk ke arah jalan besar.
"Kenapa nggak masuk ke jalan sini?" tanya Ayu lagi.
"Cowok lo mau sok-sok surprise." jawab Bayu dari depan mereka.
"Nggak penting banget. Ayo, Put, Ta, Wi." cetus jutek Ayu lalu mengajak tiga temannya berjalan agak cepat dan mendahului Aldo.
Ayu sempat kesal dengan sikap Aldo ke Dewi. Memang tidak bisa dibohongi, Dewi memang cantik apalagi ditambah riasan seperti itu. Kalau saja Dewi masih seperti dulu, ia tidak akan mau mengajaknya masuk ke gengnya. Tapi Ayu harus lebih berhati-hati karena Dewi ingin mendekati Dimas yang notabennya sudah memiliki pacar, jadi ada kemungkinan kalau Dewi akan mendekati Aldo juga suatu saat nanti.
Tepat pukul setengah delapan malam mereka sampai di sebuah hotel. Mereka semua turun dari mobil dan langsung berjalan ke dalam hotel.
"Rooftop 'kan?" tanya Ayu. "Ya, Rooftop." jawab Aldo.
Mereka berenam langsung masuk ke dalam lift untuk naik ke lantai paling atas, lantai dua belas, lalu disambung dengan naik tangga lagi untuk sampai di rooftop.
Saat sampai diatas, Ayu, Putri, dan Sinta disambut meriah oleh teriakan beberapa kumpulan cewek-cewek dan lampu-lampu berkelip yang menggantung menerangi rooftop. Suara alunan musik dari gitar yang dimainkan beberapa dari anak laki-laki yang mengisi acara tersebut sangat terdengar, belum lagi suara-suara nyanyian yang seadanya cukup memeriahkan acara pergantian tahun disana.
Diantara keramaian itu, Dewi fokus untuk mencari Dimas yang belum terlihat disitu.
Ayu menoleh pada Dewi yang sedang bingung lalu merangkulnya dan mengajaknya berjalan.
Dewi berhenti untuk mengambil minum dan langsung menegaknya tanpa berpindah posisi."Yu, ini kita pindah yuk. Nggak enak tahu kalau disini yang lain susah ambil minuman." ucap Dewi.
Ayu mengisyaratkan untuk diam dengan menaruh satu jarinya di bibir. Ayu yang masih merangkul Dewi, menarik bahu Dewi agar pandangannya mengarah pada satu titik.
Dewi sangat terkejut dengan yang ia lihat.
"Itu kan yang lo mau?" bisik Ayu ditelinga Dewi.
Dewi ingin sekali langsung menghampirinya namun dirinya ditahan Ayu.
"Nggak bisa semudah itu, sayang."
"Kenapa? Kamu 'kan udah bilang katanya mau kenalin dia ke aku."
"Lo nggak lihat?" Ayu menyuruh Dewi untuk melihat ke sisi lain.
Ratih, yang sedang duduk bersama Dimas dan tertawa bersama.
"Gue bakal kenalin lo saat Dimas nggak sama Ratih, oke."
"Kenapa gitu?"
"Gue nggak enak lah gila, Ratih 'kan juga temen gue."
"Jadi kapan?"
"Kita tunggu sampai... Nah." Ratih dan teman-temannya berjalan meninggalkan rooftop. "Sekarang. Ayo." Ayu menarik Dewi berjalan menghampiri Dimas.
"Hai, Dim." sapa Ayu.
"Eh, Ayu. Udah lama?"
"Lumayan. Oh iya, Dim, by the way lo udah kenal sama anggota geng gue yang baru belum?"
"Anggota baru? Di geng kalian?"
"Iya, ini." Dewi melangkah dan berdiri di sebelah Ayu. Dengan senyuman, Dewi memperkenalkan dirinya dan mencoba untuk mengajak Dimas berjabat tangan untuk pertama kalinya. "Dewi." Dimas pun menjabat tangan Dewi dan memperkenalkan dirinya juga. "Dimas."
"Tapi kita pernah ketemu ya sebelumnya?" tanya Dimas
"Hmm iya pernah--"
"Eh... Um... Dim, gue sama Dewi kesana dulu ya." ucap Ayu. Ayu mengajak Dewi pergi dari hadapan Dimas karena Ratih sudah kembali.
Saat menoleh ke belakang, Dimas masih menatap Dewi dan tatapannya sekarang beda. Ia terlihat senang bisa berkenalan dengan Dewi walaupun ia sudah kenal sebelumnya namun hanya saja Dimas tidak menyadarinya.
Dewi dan Ayu berjalan menghampiri Putri dan Sinta yang sedang bersama kumpulan cewek-cewek, mereka melewati Aldo dan Bayu yang sedang berdiri menyandar di dinding rooftop. Aldo memperhatikan mereka berdua namun mata Aldo hanya fokus pada satu orang.
"Nanti malam gue yang pakai kamarnya ya, Bay. Lo gabung sama yang lain dulu, oke."
"Masih kurang puas? Kayaknya baru kemarin lo sama Ayu baru..."
"Bukan Ayu. Gue mau coba sama yang baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
PELET PEMIKAT
Horror⚠️18+⚠️ SEKALI MEMIKAT, NYAWA BAYARANNYA. Dewi akan melakukan apa saja demi bisa mendapatkan Dimas. Namun, Dewi tidak tahu apa yang sedang dia hadapi. Dia berurusan dengan sesuatu yang akan membahayakan orang-orang disekitarnya. [SLOW UPDATE]