28 (BE WISE, 18+ CONTAIN STRONG SCENE)

12.3K 378 56
                                    

Marybel duduk diam di kursi, memperhatikan Alano yang sejak tadi mondar - mandir di depan perapian sambil marah - marah pada seseorang. Bibir perempuan itu tak bergerak sama sekali, untuk bernafaspun dia berhati - hati agar tak mengeluarkan suara. Dia tak ingin mengganggu Alano karena lelaki itu sejak tadi memarahi semua orang yang dilihatnya.

Tepat ketika Alano membalikkan badannya, dia mendapati Marybel menatapnya sejak tadi. Perempuan itu langsung gelagapan dan mengarahkan pandangannya pada guci yang berada di sebelahnya.

"Ada apa Bels ?" Justru lelaki itu yang menginterupsi Marybel terlebih dahulu. Marybel menatapnya sekilas kemudian tersenyum kecil.

"Tak apa." Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Dia sebenarnya memperhatikan lengan Alano dan pahatan - pahatan indah ototnya dengan tato yang tersebar di beberapa titik. Lelaki itu hanya mengenakan celana hitam panjang tanpa memakai bajunya.

"Mengapa kau diam saja sejak tadi ?" Tanya Alano dingin.

"Seharian kau marah pada semua orang, aku hanya tak ingin menjadi sasaran amukanmu mengingat aku orang berada paling dekat denganmu sekarang."

"Ya Tuhan, apa yang kukatakan barusan ?" Marybel memaki dirinya sendiri. Mengapa rasanya sulit sekali mengerem pembicaraan ketika sudah terlanjur membuka mulut ? Itulah sebabnya lebih baik dia mengunci mulutnya.

Alano berjalan menghampiri Marybel. Dia menarik kursi dan duduk di sebelah Marybel yang membuat perempuan itu menegang.

"Tatap aku ketika kau berbicara denganku." Marybel spontan menolehkan kepalanya untuk menatap Alano.

"Ada apa ini ? Kau tidak seperti Marybel yang aku kenal." Ujar Alano dengan jujur. Marybel tak menjawab apapun. Badannya gemetar hebat saat ini.

"Seharusnya aku yang berkata demikian." Marybel memberanikan diri membuka suaranya. Lelaki itu menatapnya sebentar, lantas mengecup Marybel pelan. Kecupan itu berlanjut menjadi ciuman basah, dimana tangan kanan Alano menarik badannya agar mendekat sedangkan tangan kirinya memegangi tengkuk Marybel agar ciumannya semakin dalam.

"Apakah aku masih tetap Alano atau telah menjadi laki - laki lain ?" Alano melepas ciumannya begitu saja dan menatap Marybel dalam - dalam. Perempuan itu merasa mengenali Alano sekarang. Bibir lelaki itu masih tetap sama, memabukannya dan menuntunnya untuk menyentuh Alano lebih jauh lagi.

"Masih sama." Jawab Marybel lugas.

"Aku tidak bisa marah padamu Bels, tapi jangan menyalahgunakan hal itu. Bukankah perjanjianmu denganku masih berlaku ?" Alano menyambung kata - kata Marybel tadi yang mengatakan bila Alano memarahi semua orang.

"Perjanjian yang mana ?" Sahut Marybel spontan.

"Kau bekerja sebagai orang yang menenangkanku ketika marah. Tapi kau masih melakukannya sekali. Kau bilang aku memarahi orang - orang seharian ini, bukankah seharusnya ini waktumu untuk bekerja ?"

Entah setan apa yang merasuki Marybel, dia tiba - tiba mengangkat dress nya ke atas. Seketika badannya terekspos, rupanya perempuan itu hanya memakai celana dalam. Jakun Alano naik turun melihat pemandangan di depannya. Seorang malaikat cantik sedang menunggu untuk disentuhnya.

"Kemarin kau berkata padaku bila kau kesulitan tidur tanpa pelukanku. Mungkin itu sebabnya kau mudah marah hari ini. Kau belum mendapat kehangatan dariku."

Marybel bangkit dari duduknya dan melenggang sempurna menuju perapian. Perempuan itu meliuk - liukkaan badannya sambil mengelus lembut tubuhnya sendiri. Dia menjilat jarinya sendiri kemudian diusapkan pada kewanitaannya yang sensitif. Alano tersenyum licik mendapat tontonan gratis seperti itu.

POSSESSION : Legacy of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang