9

8.1K 447 26
                                    

Perjalanan menuju Sisilia memakan waktu yang cukup lama. Walaupun mereka menempuh perjalanan menggunakan pesawat, tetapi Marybel benar - benar merasa sangat lama. Belum lagi ada beberapa barang yang tertahan di bandara membuat Marybel harus bersabar menunggu Alano yang mengurus hal tersebut.

Mereka sampai di rumah Alano tepat pukul lima sore. Marybel segera merebahkan badannya pada sofa. Dia merengut kesal karena badannya sangat pegal. Alano menertawakannya. "Sudah kubilang Sisilia sangat jauh dari Bergamo. Bergamo ada di paling ujung utara dan Sisilia berada di ujung selatan."

"Aku sudah bilang aku tak mau ikut tetapi kau memaksaku." Oceh gadis itu yang membuat Alano semakin gemas.

"Sudah kubilang pekerjaanmu adalah menenangkanku saat aku marah. Bagaimana bisa kau menenangkanku di saat kau berada di Bergamo dan aku disini ?"

"Bilang saja kau merindukanku." Marybel memutar bola matanya sinis kemudian dia bangkit dari sofa dan masuk ke kamar paling dekat dari situ.

"Apa kau mau sekamar denganku ?" Alano menggodanya. "Dalam mimpimu !" Marybel memaki.

"Tetapi kamar yang barusan kau masuki adalah kamarku." Mata Marybel langsung membulat sempurna. Dia menendang lantai dengan kesal lalu ia keluar dari kamar itu dan membanting pintunya. Baru saja ia ingin tidur tetapi...

"Persetan denganmu." Marybel memaki Alano pelan. "Dimana kamarku ?" Marybel mencoba tenang tetapi Alano bisa menangkap jika Marybel benar - benar lelah jadi dia tak berniat menggoda gadis itu lagi. Alano menunjuk pintu yang berada tepat di sebelah pintu kamarnya. Marybel tertawa sinis kemudian menghela nafas.

"Mengapa aku mendapat kamar yang berada di sebelah kamarmu ?"

"Jika kau merindukanku, kau bisa langsung menemuiku." Alano tak tahan untuk menggoda gadis itu. Marybel memutar bola matanya sendiri kemudian masuk begitu saja ke kamarnya tanpa berusaha membalas ocehan Alano.

"Bels jangan tidur sekarang. Kau akan kesulitan tidur nanti malam." Alano meneriakinya tetapi Marybel tetap berjalan lurus ke kamarnya. Sebelum pintu kamarnya tertutup, Marybel mengulurkan tangannya. Dia mengacungkan jari tengahnya sebentar kemudian menutup pintunya. Alano tak bisa menahan tawanya lagi. Semakin ia dekat dengan Marybel, semakin ia sadar jika marahnya gadis itu terlihat lucu di matanya.

***

Alano sedang tertidur ketika seseorang membuka pintu kamarnya. Lelaki itu sangat awas dengan suara sekecil apapun walaupun ia sedang terlelap sekalipun. Matanya spontan terbuka ketika ia mendengar suara langkah kaki yang masuk. Kamarnya sangat gelap, hanya ada sinar dari kaca jendela yang tidak diberi tirai. Alano menoleh pelan untuk melihat siapa yang ada di dalam kamarnya. Matanya menangkap seseorang yang menyelinap masuk dengan mengendap - endap.

Lelaki itu langsung menyibakkan selimutnya dan menyergap orang itu yang berada dekat sekali dari ranjangnya.

"Ya Tuhan Alano, ini aku !" Kening Alano mengerut. Untuk apa Marybel memasuki kamarnya tiba - tiba ?

"Seperti katamu tadi sore, aku terjaga malam ini." Alano melepaskan Marybel. Gadis itu langsung membalikkan badan untuk melihat Alano walaupun pengelihatannya tidak begitu jelas.

"Sudah kuduga." Alano menyalakan lampunya kemudian perempuan itu seketika berteriak. Dia langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Ada apa ?" Alano berjalan menghampiri Marybel tetapi gadis itu berjalan mundur.

"Mengapa kau telanjang !" Marybel memakinya dalam keadaan mata yang terpejam. Mata Alano membulat begitu mendengar ucapan Marybel yang baru saja ia lontarkan padanya. Dia benar - benar lupa jika dia belum memakai bajunya.

POSSESSION : Legacy of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang