20 (BE WISE, 18+)

14.2K 429 49
                                    

Malam itu cukup dingin karena hujan selalu datang setiap sore selama empat hari berturut - turut. Marybel terbangun pukul dua dini hari, seperti biasanya dia mengalami mimpi buruk yang membuatnya sulit untuk tidur kembali. Perempuan itu bangun dalam kondisi jantung berdebar. Nafasnya terengah - engah.

Marybel meraba saklar yang berada di atas nakas, berusaha menyalakan lampu tidurnya. Perempuan itu mencari posisi duduk yang nyaman sambil berusaha menenangkan dirinya. Entah sudah berapa puluh kali ia mengalami hal - hal seperti ini ketika ia tidur.

Dia menoleh ke samping. Alano tertidur dengan pulasnya sehingga ia tak mau membangunkan lelaki itu. Perlahan Marybel bangkit dan duduk di kursi riasnya. Dia menatap lurus ke arah cermin, berusaha menilik apa yang salah dari dirinya sendiri sehingga ia selalu dihantui oleh mimpi buruk. Tiba - tiba dia teringat sesuatu.

Marybel menunduk untuk mengambil kotak kecil yang berada di dalam lacinya. Perempuan itu tersenyum miring. Ada banyak sekali kenangan dalam kotak berwarna biru tersebut. Dia membukanya perlahan, berusaha untuk tidak mengingat hal buruk yang telah terjadi di masa lalu.

Disana ada banyak sekali foto dari kamera polaroid. Di beberapa foto, terdapat tanda tangan seseorang yang dulu sangat ia sayangi, dulu. Marybel masih mengingat saat ia sering pergi ke pesta bersama lelaki itu, berdansa bersama lalu mabuk minuman dan pulang dengan hati yang gembira.

Marybel menertawai dirinya sendiri. Ternyata masih banyak kenangan manis dari New York yang masih melekat bersamanya. Perempuan itu membuka lacinya satu per satu, berusaha mengecek barang - barangnya sendiri untuk memastikan jika barang peninggalan Thomas Hardin masih ada atau tidak. Dia menemukan beberapa benda seperti gelang, jepit rambut hingga surat - surat yang pernah diberikan lelaki itu padanya, ternyata masih ia simpan.

Marybel mengemas barang tersebut menjadi satu di dalam kotak biru tersebut. Ia memakai cardigan nya yang berwarna coklat muda. Sambil ia membawa kotak itu, ia keluar dari kamar. Begitu pintu terbuka, Alano langsung terbangun begitu saja. Jangan lupa jika telinga lelaki tersebut sangat sensitif pada suara sekecil apapun.

Lelaki itu bangkit, mengikuti kemana perginya Marybel. Perempuan tersebut terduduk di depan perapian. Dia meletakkan kotak yang dibawanya dan menyalakan perapian. Marybel menuang sedikit minyak tanah yang disimpan di dalam botol lalu memantik tungku tersebut dengan pemantik. Memang perempuan itu sengaja membuat api yang kecil, sekiranya sudah cukup untuk membakar kenangan bersama Thomas Hardin.

Alano mendatangi Marybel dan duduk di sebelahnya begitu saja. Perempuan itu sedikit terkejut, namun dia berusaha tersenyum.

"Apakah kau bermimpi buruk lagi ?" Marybel hanya menjawab pertanyaan Alano dengan senyuman. Lelaki itu tahu jika Marybel memiliki gangguan tidur. Sudah berkali - kali ia melihat Marybel yang gemetar di tengah tidurnya dengan keringat yang mengucur pada pelipisnya. Ketika ia berusaha membangunkan Marybel, perempuan itu justru mengigau tak jelas. Pernah dia menemui Marybel mengeluarkan air mata, tetapi wanita itu benar - benar dalam kondisi tertidur.

"Aku akan mengantarmu ke psikiater, jangan khawatir." Dia memeluk Marybel dari samping kemudian mengecup keningnya.

Perempuan itu mengambil kotak biru yang tadi dipegangnya. Alano memperhatikan apa yang ada di dalam sana.

"Ternyata aku belum sempat membuangnya. Sekarang aku akan membakarnya." Alano terkejut ketika Marybel mengeluarkan satu lembar foto polaroid dimana ada potret dirinya bersama lelaki lain.

" Alano terkejut ketika Marybel mengeluarkan satu lembar foto polaroid dimana ada potret dirinya bersama lelaki lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
POSSESSION : Legacy of MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang