Karya : Arinda
Kuyang
(kuyang/palasik adalah makhluk mistik berupa kepala dan organ tubuh. Yg suka memangsa janin manusia)
Waktu menunjukkan pukul 12 malam
Knock..... Knock.... Knock....
Terlihat seorang ibu parubaya mengetuk pintu dengan wajah panik.Terlihat seorang wanita yang tengah hamil besar membuka pintu.
" Ya ampum mbah," ucapnya sembali memeluk si wanita parubaya. " Dia....Kembali.... Dia.... Sudah ada di sini....Kuyang itu sudah kembali," ujar si wanita parubaya dengan nafas tersengal-sengal. Tubuh si wanita hamil itu langsung merosot ke lantai. Di menggeleng kepalanya frustrasi.
"Cepat kamu pergi dari kampung ini. Aku tidak mau sesuatu terjadi dengan bakal calon cicit ku. Pergilah ke rumah Bu bidan. Di sana kamu aman," ujar si wanita parubaya sambil membantu si wanita hamil berdiri. "Cepat! Aku tidak bisa pergi dengan mu. Aku akan mencoba menghalangi si Kuyang itu," lirih sang wanita parubaya.
Si wanita hamil pun pergi menuju rumah si bidan yang berada di kampung sebelah. Suara jangkrik dan burung hantu menjadi teman di perjalanannya. Takut sudah pasti di rasa. Dia tak rela calon buah hati nya di ambil. Langit pun tak berpihak padanya. Hujan deras mengguyur tumbuhnya yang lemah. Dengan sekuat tenaga dia berusaha mengetuk pintu rumah si bidan
Knock... Knock.. Knock..
" Tolong.... Tolong... " Ujar si wanita hamil dengan suara serak menahan kesadarannya agar tidak tumbang. Terlihat seorang wanita cantik membuka pintu dengan raut wajah terkejut ."Astaga bu Maya. Apa yang terjadi," tanya bu bidan sambil memapah Maya kedalam rumahnya.
"Tolong bu.... Tolong... selamatkan.... anak saya...Kuyang itu... Telah kembali," Pinta Maya sambil memegang erat tangan bu bidan.
Terlihat seringai di wajah si bidan. Raut wajahnya berubah senang seperti seseorang yang mendapatakan lotre. "Hahahaha kamu bodoh Maya. Tapi aku bersyukur... Aku tak perlu jauh jauh untuk mencari mangsa hahahah," terang si bidan. Seketika Maya melepaskan cengkeramannya dan berlari ke arah pintu. Namun naas pintu terkunci Maya terus mengedor-ngedor pintu. Air mata telah membanjiri wajahnya yang pucat. Matanya terbelalak menyaksikan apa yang terjadi tepat di depannya.
Kepala si bidan bergerak seperti ingin lepas dari tubuhnya. Maya terus memanjat doa hingga.
Brukkk
Tubuh si bidan terjatuh di lantai. Kepalanya terlepas dengan beberapa organ dalam yang menggantung. Aroma anyir menyeruak dari darah yg terus menetes. Kepala tersebut terbang perlahan ke arah Maya bola matanya menyala menyiratkan rasa lapar.
Si Kuyang telah berada di depan perut Maya.
Deg
Kuyang tersebut pun melancarkan aksinya menyantap dengan lahap janin tersebut tanpa sisa barang secuil.
Tamat