21. An Hour in Wonderland

78 16 27
                                    

Ini hari ke lima semenjak kejadian itu, Kris tak lagi terlihat di sekitar hotel. Aku bersyukur untuk itu. Jika boleh memilih, situasi seperti ini yang paling aku harapkan sejak memasuki Marriot. Tenang dan tanpa gangguan.

Aku melakukan pekerjaan terakhir sebelum pulang. Jason mengekori, seperti anak ayam mengikuti induknya. "Apa kau sudah selesai mengerjakan laporan akhirmu?"

Jason fokus pada ponselnya. Entah sedang mengobrol dengan siapa. Beberapa hari ini tingkahnya patut dicurigai.

"Bup, kau bisa pulang sendiri, kan?" Alih-alih menjawab pertanyaan dariku, dia justru membuat pertanyaan yang tidak ada korelasinya. Fine, dia tidak mendengarku sejak tadi.

Mulutku sudah terbuka hendak menjawab tapi dia sudah menyela terlebih dahulu. "Aku pergi dulu. Hati-hati."

Setelah memasukkan ponsel, dia berlari meninggalkanku. Aku berdecak. Bukan masalah dia tidak mengantarku pulang. Tapi belakangan ini memang sikapnya agak aneh. Tidak seperti biasanya. Jason lebih tenang dan entah membuang kejahilannya ke mana. Aku khawatir dia sedang memiliki masalah. Sejak mengenalnya, baru kali ini dia terlihat seperti itu.

Mungkin aku perlu mengajaknya berbicara nanti.

Selesai urusan di station, aku mengambil ponsel dan mengetik taksi online. Kurasa, belakangan ini memang aku diberi waktu tenang maksimal. Clara dan Kris nampak kompak tidak membuat masalah denganku. Jason yang tidak seperti biasanya dan Daniel! Ya, sudah hampir seminggu juga dia tidak memberiku kabar? Ada apa sebenarnya dengan orang-orang ini? Lewatkan bagian dua orang itu.

Aku merindukannya. Haruskah kukatakan saja?

Aku menggeleng, menyadarkan diri. Rasanya ada yang tidak benar. Sejak kapan aku peduli hal seperti itu? Aku tak pernah menahan apapun jika itu menyangkut Daniel.

Setelah sampai rumah, kulangkahkan kaki menuju halaman belakang. Musim hujan sebentar lagi akan berlalu dan itu membuatku cukup bersemangat. Tiba-tiba terlintas di kepala untuk belajar berenang kembali. Seharusnya ini tidak akan sulit. Mengingat dulu aku sudah bisa melakukannya kata mama. Meski aku tak ingat. Banyak kenangan yang sudah aku lupakan. Selama ini aku selalu berharap semoga tidak ada kenangan buruk yang mengawali ini semua. Mama selalu berkata hal yang baik-baik tentang masa laluku. Bukankah itu memang sifat seorang ibu? Meski selalu kucoba untuk mengingat apa yang sempat kulupakan, aku tak bisa. Rasanya kepalaku akan pecah jika terlalu berusaha melakukannya. Mimpi-mimpi aneh beberapa kali pernah kudapati. Namun, mama selalu bilang jika itu hanya mimpi.

Kulangkahkan kaki mendekati kolam. Ujung kolam yang kutuju memiliki beberapa anak tangga menuju kedalaman satu setengah meter. Bagian ini memudahkan kaki menapakinya jika tidak ingin terlalu berada di kedalaman. Meski hanya sebatas mata kaki pada tangga paling atas tapi ketakutanku sudha mulai mengetuk. Rasa cemas dan tidak aman disertai gemuruh jantung yang mendadak berpacu menambah kekuatan kakiku melemas.

Ayolah, Ta. Ini hanya air. Doesn't matter. Tidak akan membunuhmu.

Namun, tetap saja mengalahkan ketakutan dalam diri itu tidaklah mudah. Kenapa aku sepengecut ini hanya karena pernah tenggelam satu kali di masa lalu? Sepertinya aku mulai meragukannya.

Kepalaku mulai berputar. Napasku menjadi pendek-pendek. Kuputuskan untuk duduk sambil menetralkan napas di ujung kolam. Tanpa menyentuh air dan hanya duduk bersimpuh.

Setelah beberapa saat kuputuskan untuk membawa kakiku menyentuh air meski masih dalam keadaan mata terpejam. Rasanya aku benar-benar konyol melakukan ini. Tapi aku bertekad akan melakukan ini sampai berhasil mengalahkan ketakutanku. Setidaknya trauma itu berkurang meski masih belum bisa kembali berenang.

Rasa dingin dari air kolam mulai menyentuh telapak kaki. Kubiarkan kakiku menapak sempurna pada tangga teratas sambil tangan saling meremas. Tidak ada yang terjadi. Namun, sebuah emosi mulai berkumpul memenuhi rongga dada. Sesak. Marah. Sedih. Menimbulkan rasa menakutkan yang entah berasal dari mana. Kusudahi percobaan pertamaku dan kembali ke dalam rumah dengan tubuh bergetar. Ada yang aneh dan aku tak bisa menemukan itu apa?

Sunday (You Are My Favourite Taste)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang