Sudah nyaris mau satu bulan lamanya Jennie berada di tempat yang terasa masih sangat asing baginya. Pikiran pikiran tentang kehilangannya yang mungkin menjadikan tanda atasnya besar pada para pelayanan di restoran dan juga orang tuanya. Jennie selalu dihantui oleh semua itu. Seolah olah ia dipaksa untuk hidup jauh dari mereka.
Tinggal disini tentu saja bukanlah keinginannya. Selalu bertanya tanya kesalahan apa yang telah ia lakukan sehingga membuat Taehyung bisa menjadikan nya sebagai tawanan dan diperlakukan dengan sangat tidak adil. Awalnya begitu Meski, di sisi lain Jennie juga merasa selalu berdebar disaat sikap pria itu yang selalu melunak padanya.
Taehyung itu kejam. Siapapun tahu itu. Sebab Jennie beberapa kali menjadi sasaran empuk pria itu ketika sedang emosi. Ia merasakannya. Tetapi Jennie tidak dapat mendeskripsikan bagaimana sebenarnya watak pria itu. Selalu saja berubah ubah dan tidak dapat ditebak.
Tidak ada kekerasan lagi atau siksaan yang ia dapatkan. Jennie merasakan sebuah perbedaan dari sosok Taehyung. Namun, keinginannya untuk pulang juga masih ada. Tentu saja Jennie tidak bisa terus terusan berdiam disini dan menjadi simpanan Taehyung selamanya. Orang orang akan bertanya dan mungkin lebih parah lagi mencaci maki dirinya yang hanya diam tidak melawan seperti orang lemah.
Jennie memang lemah.
Fisik maupun batinnya sama sama lemah untuk melawan begitu banyak pengawal di mansion ini. Melawan sosok Taehyung yang bahkan tenaganya jauh lebih besar darinya. Jadi, Yang hanya bisa ia lakukan adalah menunggu dan menunggu kapan saatnya tiba. Saat dimana dia akan dibebaskan, entah itu dengan cara Dibunuh atau dibebaskan secara hidup hidup. Jennie akan berusaha menantikan itu.
Sekarang, Ia sedang duduk di balkon sembari menatap pemandangan dari lantai tiga mansion ini dengan kaca besar transparan yang menjulang di sebuah kamar yang mewah. Suasana di luar terlihat sangat sejuk sebab ini akan memasuki musim dingin. Begitu banyak orang yang berpakaian tebal untuk menghangatkan tubuh mereka.
Jennie ingin kembali. Merasakan bagaimana dinginnya cuaca di luar dengan menghabiskan waktu nya bersama Lisa seperti yang biasanya mereka lakukan bersama. Tidak ada yang menghambat atau melarang.
Dan sekarang sudah tidak bisa lagi. Mungkin belum. Sebab Jennie masih merasa bimbang dengan hidupnya untuk kedepan. Apakah Taehyung akan melepasnya atau malah membunuh karena sudah tidak penting lagi.
"Aku ingin pulang..". Lirihnya pelan. Jennie tidak bohong kalau ia menginginkan kembali di kehidupan lamanya. Meski terasa sulit sebab orang tuanya yang sangat membenci nya namun, Jennie tetap merasa menikmati hidupnya.
Rambut yang kini terurai panjang membuat sosok gadis rapuh itu terlihat cantik dan menawan. Tatapan nya terlihat kosong seperti sudah tidak memiliki tujuan hidup. Tidak ada yang akan bisa menolong ya saat ini. Tidak ada yang peduli padanya. Itu memang kenyataan yang seolah menampar Jennie telak sehingga membuatnya selalu merasa sedih.
"Pelayan bilang kau memuntahkan isi perutmu lagi". Ucap Taehyung yang entah kapan sudah berada di dalam kamar itu. Duduk di sebuah sofa yang terletak tidak jauh dari tempat Jennie berdiri membelakangi pria itu.
Jennie tidak melirik atau menoleh sedikitpun. Sudah terlalu hapal dengan suara berat dari sosok yang selalu berada di jarak pandangnya. Soal ucapan Taehyung barusan memang lah benar. Ia memang memuntahkan semua isi perutnya pagi tadi setelah terbangun dari tidurnya.
Jennie tidak biasanya seperti ini. Tetapi mengetahui kalau ia memang tidak memakan apapun kemarin membuatnya sadar kalau ia sedang terkena penyakit asam lambung. Itu membuat perutnya terasa berdenyut sakit. Bahkan menolak sarapan karena merasa tidak enak di mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA IN THE DARK
Fiction générale"Kau milikku. Hanya milikku. Tidak ada yang lain. Kau mengerti sayang?" . "Taehyung-" "No, You will always be mine Babe." Dengan senyum miring khas nya. Setelah membaca season 1, di harapkan untuk membaca season 2 agar lebih paham dan mengerti alur...