Jennie tidak tahu apakah kehadiran nya disini merupakan hal yang baik atau tidak bagi Taehyung. Sebab kejadian beberapa menit lalu seakan menyadarkan Jennie kalau ia sudah merusak suasana ruang kerja Taehyung.
Pertama kali melihat bagaimana kantor ini, ia tidak percaya dan merasa sangat kagum karena terlalu besar dan tinggi. Begitu banyak juga orang orang yang berlalu lalang membuat Nya merasa sedikit malu untuk masuk kedalam sana.
Dan kalau ia tahu saja Taehyung sedang ada tamu yang merupakan kekasihnya mungkin Jennie akan memilih untuk tidak masuk dan mengganggu mereka. Ia sedikit merasa bersalah, juga merasa sedikit sesak di dada.
Apakah Taehyung akan membuangnya karena sudah mendapatkan wanita lain? Atau— Taehyung membawanya kesini hanya karena semata mata ia adalah masa lalu yang indah bagi pira itu. Hanya sebatas itu.
"Apa yang kau pikirkan?".
Jennie tersentak mendengar suara itu. Melihat bagaimana wajah pria ini yang terlalu tenang seolah tidak terjadi apa apa membuat Jennie merasa itu memanglah benar. Apakah gadis tadi menang kekasih Taehyung? Kenapa rasanya sakit sekali?
"A-aku hanya—"
"Apa kau penasaran siapa perempuan itu? Kau terlihat banyak berpikir setelah dia pergi". Sela Taehyung mengutarakan kejanggalan ketika melihat perbedaan raut wajah Jennie sedari tadi.
"Tidak kok. Hanya merasa bersalah saja karena sudah mengganggu. Dan maaf juga karena datang tidak mengabari mu terlebih dahulu— Bibi meminta ku membawakan makan siang karena kau tidak memakan sarapanmu dengan baik tadi pagi".
Hal itu membuat Taehyung menghentikan ketikan di laptop nya. Ia sudah selesai makan, Keduanya makan bersama dalam satu sendok yang dipegang oleh Jennie. Tetapi mendengar kalau ternyata bibi lah yang menyuruh Jennie untuk membawakan ini sedikit membuat Taehyung merasa kesal.
"Apa kau bicara seperti ini karena cemburu saat Jisoo mengatakan kalau kami sepasang kekasih?".
Jennie diam kaku ditempat. "Kenapa kau berpikir seperti itu? Aku memang bicara kenyataan. Bibi menyuruhku untuk—"
"Ya tidak perlu kau ulangi lagi. Aku sudah mendengar semuanya dengan baik".
Jennie terdiam lagi. Sebenarnya apa salahnya? Ia kan hanya bicara fakta kalau memang bibi yang mengingatkan padanya kalau lebih baik membawakan makan siang. Hanya itu saja. Kenapa Taehyung seperti tidak suka dengan ucapannya?
"Aku akan pulang. Kau juga pasti sangat sibuk karena akan lanjut bekerja". Jennie berucap sembari merapikan kotak makanan yang sudah tinggal seperempat itu. Bibi memang menyiapkan semuanya dengan baik dan tahu kalau Jennie juga belum makan siang.
"Siapa yang menyuruhmu pulang?". Suara Berat itu kini kembali menggema. Kali ini terdengar sebuah larangan pada Jennie seolah, ia tidak dibolehkan untuk pulang saat ini.
"L-lalu aku harus apa?". Jennie mencoba menjawab sepelan mungkin agar tidak membuat Taehyung semakin kesal padanya. Ia memang sudah harus pulang, Jennie tiba tiba merasa perutnya nyeri lagi. Padahal, ia tidak makan sembarangan hari ini.
"Kemari".
Jennie tidak tahu harus apa lagi. Memilih kembali berjalan pada kursi di samping Taehyung yang menjadi tempat duduknya tadi. Merasa sangat gugup karena aura mencekam pria ini yang sulit sekali membuat Jennie menolak.
"Di pangkuanku Jennie".
Jennie seketika langsung menatap wajah datar itu yang sama sekali tidak menunjukkan kalau ia tidak sedang bermain main. Dengan kaku, ia berdiri dan mulai maju selangkah untuk berdiri di depan pria kim itu. Tiba tiba saja tubuhnya ditarik sehingga kini paha Taehyung menjadi tempat duduknya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KIM'S
General FictionTAHAP REVISI! "Kau milikku. Hanya milikku. Tidak ada yang lain. Kau mengerti sayang?" . "Taehyung-" "No, You will always be mine Babe." Dengan senyum miring khas nya. Setelah membaca season 1, di harapkan untuk membaca season 2 agar lebih paham dan...