05

25.2K 2K 53
                                    
















"Namjoon Hyung". Taehyung memanggil nama salah satu rekannya diseberang sana.

'Ya. Ada yang bisa kubantu?'

"Aku ingin berburu".

'Pas sekali, Suga hyung juga akan berburu malam ini. Sudah kusiapkan target kali ini'.

"Hm. Arahkan anjing itu di taman kota tempat suga hyung berburu".

'Baiklah'.

Ia mengakhiri panggilan sepihak di seberang sana lalu kembali meminum segelas wine yang setia menemani keheningan didalam sana. Kata berburu sudah menjadi hobinya untuk menuntaskan hasrat membunuhnya yang tiba tiba muncul begitu saja.

Karena membunuh sudah menjadi pekerjaannya sejak kecil dimana seharusnya dia bermain mobil mobilan dengan teman teman dan bersenang senang layaknya anak kecil yang merasakan apa itu kebahagiaan sederhana. Namun, Taehyung tidak pernah merasakan itu semua. Mainan nya sejak kecil hanyalah sebuah pisau dan beberapa pistol ringan lainnya.

Jika bisa. Taehyung pun tidak akan pernah mau masuk didalam lumpur yang sangat dalam ini. Dia akan lebih memilih menjadi anak miskin yang bahagia seperti orang lainnya. Sangat menyakitkan, Dimana saat di ulang tahunmu, kau melihat ibumu tewas dibunuh secara keji oleh musuh. Kau tidak pernah merasakannya bukan? Hari ulang tahun yang sudah kau nantikan sejak dulu berakhir tragis dan sangat menyedihkan.

Orang yang sangat Taehyung cintai. Sosok wanita satu satunya yang selalu mendukung keputusan nya. Apapun itu, Beliau selalu memberikan semangat ketika melihat dirinya mengalami suatu masalah.

Tapi— Ketika melihat seorang yang sangat berharga itu mati mengenaskan didepan mata nya sendiri, Disaat itu juga Taehyung merasakan sebuah batu besar diiringi beribu ribu pisau tajam menusuk hati nya. Taehyung yang bisa tersenyum walaupun sesaat itu kemudian hilang di detik itu juga. Tidak ada lagi sosok wanita yang selalu menjadi alasannya hidup di Bumi ini.

Taehyung sangat menyayangi ibunya melebihi dirinya sendiri. Maka dari itu, Sampai saat ini. Sampai di titik ini, Dia selalu ingin membalaskan dendam yang sudah mendarah daging atas kematian ibunya. Itu cita cita nya sejak pertama kali ia melihat tubuh mengenaskan ibunya yang sudah tak bernyawa. Taehyung tidak bersedih. Karena dia tahu—

'Tidak ada seorangpun yang bisa mengubah takdir. Tetapi ia yakin, ia bisa mengubah kebaikan menjadi kehancuran'.










•••










"Jennie-ah, Sebaiknya kau pulang saja ini sudah malam.. Aku yakin orangtuamu sudah menunggumu dirumah. Apalagi beberapa hari ini kau selalu pulang larut, Aku khawatir jika orang tua mu memarahimu". Ucap Pemilik di restoran itu. Merasa tidak enak sebab Jennie adalah satu satunya pelayan yang sangat rajin bekerja.

"Lalu bagaimana dengan restorannya paman? Aku sungguh tidak apa apa. Jangan khawatirkan aku". Jennie tersenyum tulus sambil melanjutkan kegiatannya mengelap meja.

"Sebentar lagi selesai.. Biar aku saja dan beberapa karyawan lain yang menutup restoran ini". Ujar si pemilik tokoh itu dengan wajah teduh nya.

Sejujurnya Jennie juga takut jika pulang larut malam karena mengingat ia akan memasak makan malam untuk orangtuanya. Dan ia juga tak enak hati pada pemilik tokoh yang sudah ia anggap sebagai pamannya sendiri itu.

"Pulanglah dan hati hati Nak. Aku tidak bisa mengantar mu karena anakku mengadakan makan malam bersama setelah ini. Maafkan aku". Ucap Pria tua itu lalu tersenyum singkat dengan rasa bersalahnya sambil mengusap kepala Jennie.

THE KIM'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang