Jennie termenung di kamarnya. Memikirkan penjelasan Jungkook beberapa menit lalu. Merasakan sebuah getaran di hatinya begitu mengetahui kalau ternyata ia memang bukan anak kandung. Sebuah kenyataan yang harus ia Terima adalah ia tidak pernah bertemu dengan orang tua kandungnya.
Setelah mengobrol panjang dengan Jungkook, Jennie memutuskan untuk kembali ke kamar. Duduk di atas ranjang besar yang selalu menemani kesendiriannya saat ini dengan pikiran yang berkelana kemana mana. Ia tidak mempermasalahkan soal orang tua palsunya sekarang. Hanya saja ia kecewa karena tidak melihat dengan baik bagaimana wajah orang tuanya.
Ia beralih menatap sebuah nampan berisi makanan enak dengan segelas susu hangat yang baru saja dibawa oleh bibi Han beberapa menit lalu. Sebenarnya Jennie itu lapar karena memuntahkan semua isi perutnya pagi tadi. Tapi, ia juga takut kalau perutnya tidak bisa menerima makanan itu dengan baik.
Jennie terlalu malas jika harus bolak balik ke kamar mandi dan mengeluarkan semuanya lagi. Ia mendesah kecewa dengan apa yang sedang terjadi padanya. Ia pernah tidak makan seharian, tetapi tidak pernah mengalami sakit lambung separah ini.
Jennie tiba tiba bangkit dan berlari menuju kamar mandi setelah merasakan sesuatu yang bergejolak di perutnya memaksa untuk keluar. Memegang pinggiran wastafel untuk menahan tubuhnya yang seketika melemah. Ah! Ini sangat merepotkan. Kenapa juga ia harus sakit di situasi seperti ini? Disaat begitu banyak kejutan yang biasa dapat hari ini.
Ia memuntahkan jus mangga yang sempat ia habiskan tadi. Jennie merutuki kebodohan sebab tidak mendengarkan Jungkook serta Jackson yang melarangnya tadi. Ia harusnya tidak meminum itu dan berakhir menyiksa nya lagi seperti saat ini.
Sakit sekali rasanya. Jennie bahkan tidak dapat menahan tubuh nya yang hampir ambruk dilantai kamar mandi itu. Membiarkan kerang air yang mengalir membersihkan area wastafel itu. Jennie membasuh wajahnya yang terasa sangat panas. Ia tidak tahan, sebab ini sudah kedua kalinya ia seperti ini.
"Kau mual lagi?". Suara berat itu mampu membuat Jennie menegang dan tak sadar meremas kuat pinggiran wastafel itu. Ia jelas tau suara ini. Suara Taehyung yang terdengar menggema di kamar mandi ini. Jemari yang teramat dingin itu tiba tiba memijit tengkuknya, entah kenapa membuat Jennie sedikit rileks merasa begitu nyaman dan meredakan pusing di kepalanya.
"Kau sudah makan?". Tanya Taehyung sambil mengangkat Gadis Itu ke gendongannya ala bridal style. Tidak peduli jika nanti wanita ini akan memberontak ingin lepas. Ia mendudukkan tubuh ringkih itu di pangkuannya. Melihat Bagaimana pucatnya Jennie sekarang sedikit membuat Taehyung cemas.
Jennie sebenarnya ingin menjawab tapi tubuhnya sudah lemas sekali dan tidak ingin mengeluarkan sepatah kata pun. Ia menggeleng memberi tahu kalau ia belum memakan apapun juga. Kepalanya tenggelam di dada bidang itu yang entah kenapa terasa sangat nyaman. Tetapi nyeri di perutnya sungguh membuatnya merintih.
"S-sakit. Perutku sakit". Ringis Jennie sembari meremas perutnya yang berada dibalik piyama biru yang ia kenakan. Ia tidak berbohong, Ini memang sakit. Jennie memilih mengatur posisi agar lebih nyaman di pangkuan Taehyung. Tidak peduli jika ini adalah suatu hal memalukan. Jennie tidak bisa menahan nyeri di perut nya.
"Kenapa bisa sakit? Apa kau makan sembarangan? Apa kau keracunan?". Tanya Taehyung dengan suara datar sebab kalau memang ini benar maka ia akan memecat dan memberikan pelajaran pada seluruh maid yang menyiapkan makanan untuk mereka. Ia memilih meletakkan tangannya di perut Jennie, mengelus nya pelan sekali agar sedikit meredakan sakitnya.
Jennie lagi lagi menggeleng sesekali merintih. "Tidak tahu. Aku tidak memakan apapun".
Kedua mata elang Taehyung melirik sebuah nampan yang berisi berbagai macam makanan serta segelas susu disana. Jennie memang tidak memakan apapun semenjak mual sejak pagi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KIM'S
General FictionTAHAP REVISI! "Kau milikku. Hanya milikku. Tidak ada yang lain. Kau mengerti sayang?" . "Taehyung-" "No, You will always be mine Babe." Dengan senyum miring khas nya. Setelah membaca season 1, di harapkan untuk membaca season 2 agar lebih paham dan...