Not Too Late (Continuation of Forced Marriage)

3K 258 16
                                    

Jensoo💙

Happy Reading

Still Jisoo side

Aku benci saat menyadari  langit sudah berubah warna menjadi hitam pekat, matahari mulai meninggalkan bumi Seoul dan digantikan oleh bulan, artinya aku akan segera bertemu dengannya, entahlah apa yang akan ia lakukan malam ini, aku sudah benar – benar berpasrah.

Aku masih belum bisa tertidur, apa ini sudah menjadi kebiasaanku untuk menungunya pulang? Ia bilang hari ini akan lembur, artinya ia pasti pulang diatas jam 9 malam, sebelum aku menikah dengannya, aku pasti sudah mengantuk jika zona waktu sudah memasuki pukul 11 malam, tapi hari ini aku bisa membuka mata sampai jam 12 malam, tepat saat ia pulang.

Kudengar suara pintu dibuka, aku menoleh dan mendapati istriku pulang dengan muka yang lesu dan letih, sesekali ia memijat lehernya dan berpindah ke pelipisnya. Matanya bertemu denganku, terlihat keterkejutan dari pandangannya saat melihat aku masih tersadar pada dini hari,

“Kau belum tidur?” tanyanya lembut. Aku hanya mengangguk.

Entah kenapa, aku pun memutuskan untuk menghampirinya yang sekarang sedang melepas setelan blazernya,

“Kau mau teh?” kataku ragu – ragu.

Ia menoleh kearahku lalu tersenyum dengan lembut, Jennie mengelus rambutku dengan lembut membuatku sedikit heran dengan sikapnya namun sedikit terbuai juga,

"Tidak. Ini sudah malam, sayang. Kenapa kau belum tidur?”

“Aku juga tidak tahu kenapa aku belum tidur” batinku menyuarakan jawaban dari pertanyaan Jennie.

Jennie berjalan melewatiku sambil meraih handuk dan piyama tidurnya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Entah angin apa yang membawaku menuju dapur, aku mengambil sebuah cup lalu kumasukkan teh seduh itu ke dalamnya, kutuangkan air hangat yang kuambil dari dispenser lalu membawanya ke kamar. Jennie belum selesai membersihkan diri saat aku masuk ke dalam kamar, aku meletakkan teh itu di samping lampu tidur disisi tempat ia biasa mengistirahatkan diri.

Aku yakin Jennie akan menyentuhku setelah ini, sehingga aku tidak memejamkan mata sama sekali dan hanya menunggunya keluar dari kamar mandi. Tak lama terdengar bunyi pintu terbuka dan keluarlah Jennie dengan beberapa perlengkapan mandinya. Ia melihatku yang sudah memakai salah satu lingerie yang ia berikan. Ia hanya menatapku datar lalu berjalan mendekati tempat tidur kami.

Mataku menutup menandakan aku sudah siap dijamah olehnya. Tapi aku merasakan sebuah kain menutupi tubuhku yang terbuka membuatku menoleh kearahnya, yang sekarang sedang memandangiku dengan senyum penuh sayang.

Ia menyelimutiku? Apa aku sedang bermimpi? Aku menatapnya dalam diam, tidak ada sama sekali tatapan nafsu ataupun belaian darinya, hanya sebuah tatapan penuh cinta dan kecupan di keningku yang membuatku semakin heran akan sikapnya malam ini.

“Tidurlah, kau pasti lelah.” katanya lalu tidur memunggungiku.

Aku menatap Jennie yang sekarang sedang mematikan lampu tidurnya dan ruangan menjadi sedikit gelap.

Ini pertama kalinya terjadi, ia tidak menyentuhku barang sedikitpun. Ini pertama kalinya juga ia tak memelukku, dan bahkan ia tidur dengan posisi memunggungiku.

Ada apa dengannya?




***

“Oh kau sudah bangun?” sapanya saat melihatku keluar dari kamar, aku kembali heran melihat tingkahnya.

Seorang CEO perusahaan besar di Korea Selatan sekarang sedang memakai apron dan meletakan hasil masakan di meja makan. Ia memandangku sekilas lalu tersenyum,

Jensoo (Oneshoot Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang