Teman Bermain Disiang Bolong

219 8 0
                                    

        Cerita ini terjadi di Kota Malang Jawa Timur Kecamatan Tumpang Desa Jeru gang 7, tepatnya saat aku masih duduk di bangku taman kanak-kanak atau biasa disebut TK dengan golongan B. ini adalah kisahku, dan aku mengalaminya sendiri tanpa perantara dari cerita orang ke orang.

Beginilah cerita yang pernah aku alami dan sampai saat ini aku tidak pernah bisa melupakannya bahkan bayang-bayang sosok "om hantu" itu masih saja teringat dibenakku. Bahkan aku telah mencoba melupakan kejadian itu, namun sampai saat ini aku masih trauma dengan kejadian itu hingga membuatku trauma untuk bermain di siang bolong lagi.

Aku lupa tepatnya hari itu hari apa, yang jelas suasana hari itu sangat lah sejuk dan sangat nyaman di pergunakan untuk bermain untuk anak-anak seusiaku. Aku tinggal persis dibelakang sekolah dasar tempat kakak ku bersekolah. Saat itu udara terasa sejuk, namun tak dapat di pungkirir terik matahari sangatlah menyengat karna waktu telah menjunjukan pukul 12.00 yang artinya adalah waktu aku untuk tidur siang.

Akan tetapi aku tidak ingin tidur siang ketika ibuku meneriakiku untuk segera pulang. Aku masih asik bermain pasir di tengah lapangan sekolah dasar itu. Hingga suatu ketika kakak ku mendatangiku dan mengatakan bahwa ibu sudah marah-marah karna aku tak mau disuruh untuk pulang. Hingga satu cara yang dapat kakak ku lakukan adalah dengan menyebarkan alibi bahwa di sekolah dasar itu ketika siang hari akan ada hantu yang terkenal suka menggangu anak-anak kecil yang bermain sendirian di siang bolong. Aku pun tak percaya. Dan akhirnya kakak ku pun ku dorong untuk segera pulang agar tidak menggangguku terus ketika aku bermain.

Namun, ketika kakak ku pulang, angin tiba-tiba berdesir sangat aneh. Tiba-tiba bulu kudu ku berdiri. Dan aku juga tidak tau kenapa sebab nya. Apa karena aku terlalu memikirkan kata-kata kakak ku yang menakutiku bahwasannya aka nada hantu di siang bolong. Maklum, di sekolah dasar yang ku pakai bermain saat ini sangat banyak pohon rindang yang besar seperti pohon beringin. Akupun melanjutkan bermainku hingga tanpa sadar dari ujung sekolah aku melihat sosok hitam berbadan besar memanggil namaku. Tanpa kusadari, namanya juga anak-anak yang belum tau yang mana nyata dan mana yang tidak aku pun menghampiri om itu. Setelah ku hampiri aku bermain dengan nya sampai hari mau menjelang sore.

Waktu terus berputar, aku masih bermain dengan "om" itu. Namun tak dapat ku pungkiri om itu sangatlah pucat wajahnya. Setelah sekian lamanya ia bermain dengan ku tiba-tiba ia berbcara yang tadinya diam saja. Ia berkata, "kowe ora wedi karo aku nduk cah ayu (kamu tidak takut dengan saya anak manis dalam bahasa jawa)". Dan aku menggelangkan kepalaku sambil tersenyum ramah padanya. Setelah itu aku melanjutkan lagi bermain di tengah lapangan dengan mengeruk pasir yang saat itu di ibaratkan sebagai nasi, dan dedaunan yang ku iris-iris menjadi ibarat lauk dalam mainan masak-masakan kami.

Lama kami bermain, ibuku meneriakiku lagi, untuk menyuruhku lekas pulang karna hari sudah sore dan aku harus pergi mengaji. Tapi aku tidak menghiraukan teriakan ibuku. Dan ibuku merasa aneh kenapa aku berbicara sendiri dan tertawa sendiri sedangkan yang ibu lihat aku hanya seorang diri bermain di tengah lapangan. Ibuku curiga, akhirnya ibu meneriakiku "kowe nyapo ngomong karo ngguyu dewe setres opo piye, gek ndang muleh bar iki ngaji (kamu ngapain ngomong sama ketawa sendiri uda nggak sehat apa gimana, pulang bentar lagi kamu waktumya berangkat mengaji dalam bahasa jawa)". Setelah ibuku berkata sedemikian itu tentu aku tak terima. Karna pada dasarnya saat ini aku sedang bermain seorang teman.

Akupun berkata "aku punya temen kok bu ini ada om di sebelahku" dan ibuku tercengang setelah aku mebalas perkataan ibuku dengan berkata seperti itu. Kemudian ibuku berkata "wes rausah aneh-aneh kowe kawitan mau dolan dewe, wes gek ndang ados bar budal ngaji (udah kamu nggak usah aneh-aneh dari tadi kamu main sendiri cepetan mandi terus berangkat ngaji dalam bahasa jawa)". Kemudian aku pun menoleh seolah tak percaya tuduhan ibuku bahwa sedari tadi aku bermain sendiri dan berbicara sendiri seperti orang gila.

Betapa kagetnya aku ketika aku menoleh aku sudah tidak lagi bersama "om" itu. Dan setelah itu angin berhembus sampai membuatku merinding sendiri. Kemudian dari jauh ada yang meneriakiku untuk mengambil bola ke tengah lapangan tapi aku tidak tau yang berteriak itu siapa. Tanpa berpikir panjang aku langsung mengambil bola tersebut. Yang ku lihat dari jauh memang itu sebuah bola. Namun ada yang aneh, ketika aku sampai di depan benda yang kukira tadi itu adalah bola yang biasa di pergunakan untuk sepak bola namun nyatanya bentuk nya berbeda. Dengan rasa penasaran aku pun menendang nya. Dan betapa terkejutnya aku bahwa benda yang ku tending tadi adalah sebuah kepala manusia dengan banyak darah di sekitarnya. Akupun membeku tak bisa berlari, bahkan untuk menjerit akupun tak mampu sama sekali. Dapat kulihat, kepala yang kutendang tadi melotot tajam kepadaku sambil menjulurkan lidahnya seolah sedang mengejek ku. Akupun ketakutan dan hanya bisa menangis dalam diam. Dan aku teringat kata guru ngajiku, ketika ada makhluk halus sedang mengganggu maka di perintahkan membaca ayat kursi. Akupun membacanya dalam hati.

Secara ajaib akupun bisa bergerak dan aku berlari sekuat tenaga dan kepala tadi masih berada di tempat yang sama. Namun jarak rumahku dengan lapangan itu sangat lumayan jauh, jadi aku berlari sekencang-kencangnya. Hingga sampai dirumah aku sudah tak sadarkan diri. setelah aku bangun, ibuku menceritakannya kenapa aku bisa sampai pingsan sampai seperti itu. Selma aku pingsan ibu memanggil guru ngajiku kerumah. Dan guru ngajiku berkata bahwa aku sedang di ganngu oleh sesosok mahluk tak kasat mata penunggu sekolah. Setelah kejadian itu aku demam selama tiga hari sampai tidak masuk sekolah. Pengalaman itu membuatku trauma sampai aku tak mau lagi bermain di sekolah pada siang bolong.

Sejak saat aku mengalami hal itu, aku mendengar tetanggaku membicarakan hal ini itu mengenai sekolahan itu. Kata orang yang sudah sangat lama tinggal disitu, memang dahulunya sekolahan SD tempat aku bermain dan tempat kakak ku bersekolah itu adalah lahan bekas kuburan tua yang langsung diratakan dengan tanah tanpa mengangkat dan memindahkan seluruh jenazah yang ada di bawahnya. Karena merasa tak terima, makanya terkadang sewaktu-waktu mereka suka menampakan diri dan menggangu orang sekitar. Akupun tak tau cerita kakak ku mengenai hal itu adalah nyata. Aku berikir kakak ku hanya menakuti ku. Karena kakak ku sangat jahil padaku. Sejak saat aku jatuh sakit seperti itu aku tak lagi bermain di sekolah itu dan memilih untuk tidur siang. Dan sampai detik ini aku tak pernah bertemu dengan sosok "om teman bermain" itu lagi. Dengan adanya kejadian sepeti itu embuatku sadar. Bahwasannya kita tidak hidup sendiri di dunia ini. Akan tetapi ada mahluk yang tak kasat mata yang tanpa kalian sadari mungkin saat ini sedang memperhatikan kalian. Waspadalah terkadang mereka suka menggangu jika mereka teruski dengan kehadiran kalian yang datang tanpa permisi dan salam.

Itulah ceritaku mngenai "om teman bermain" di siang bolong. Aku harap kalian tidak mengalami hal yang serupa dengan ku. Hargailah mereka dimanapun kalian berada. Ketika kalian sudah menghargai, tentu mereka tak akan terusik sampai membuatnya memilih mengganggu mu.

🎬🎬🎬

Author minta maaf banget, karna lama banget gak up cerita. Karna banyak kesibukan didunia nyata. Semoga kalian tetap setia menunggu yaaa. Salam kangem dan rindu untuk reader ku muahhhh😘😘😘😘

Cerita disampaikan oleh :
Saudari Susan

MISTIS (Kisah Nyata!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang