Oke, kali ini biarkan Jeno menikmati indahnya ciptaan Tuhan yang sedang sibuk meminum kopi di hadapannya, Jaemin dengan rambut biru dan pakaian serba hitam adalah surga bagi si pirang. Tadi sekitar satu jam yang lalu, lelaki asia satu itu menelpon Jeno, menyuruhnya datang ke rumah dengan keadaan rapi dan wangi. Saat itu Jeno kira si pemuda Na itu membutuhkan dirinya untuk berkencan, tetapi ternyata hanya untuk menemaninya membeli baju dan peralatan tulis.
Jeno sempat kesal, tapi tidak jadi karena Jaemin terlalu charming untuk dilewatkan.
"Aku baru tahu Mall of America sebesar ini, kita baru mengunjungi dua store dan Starbucks tapi kakiku rasanya sudah nyeri.", gerutu Jaemin. Faktanya memang seperti itu, padahal dia sudah mengenakan sepatu khusus untuk berjalan santai tapi memang mallnya yang kelewat besar jadinya sama saja.
"Tadi bukannya aku sudah bilang jika memang niatnya hanya berbelanja ya jangan datang kesini. Orang-orang rela berjalan jauh di Mall of America itu untuk mencoba wahana permainannya."
"Tapi jika hanya mall kecil kan kita nanti pulangnya cepat, aku ingin berlama ria dengan Jeno."
Sadar atau tidak kalimat singkat milik Jaemin itu membuat si Witcherson salah tingkah, pikirnya itu seperti Jaemin memang mengajaknya berkencan dan bukan hanya menjadikannya guide untuk berbelanja.
"Hey Jeno, you rock that outfit. Aku daritadi ingin mengatakan itu padamu."
Pakaian Jeno yang dikenakannya sekarang adalah kemeja motif floral dengan celana biru gelap dan converse putih, hari ini juga si pirang itu menghiasi pergelangan tangannya dengan jam tangan miliknya. Tampilannya kali ini memang 10 dari 10 poin maksimal, sempurna.
"Thank you, kamu juga selalu bagus mengenakan apa saja. Kamu tahu itu kenapa? Karena kamu memang dilahirkan indah."
Jaemin hampir tersedak karena perkataan gamblang milik Jeno, bisa-bisanya dia mengeluarkan kalimat cheesy dan cringe seperti itu bahkan di tempat umum seperti Starbucks ini. Dadanya ia tepuk perlahan karena ada beberapa tetes kopi yang sepertinya salah masuk saluran pernapasan. "Apa semua orang Amerika hobi berkata gamblang seperti itu? Setidaknya jangan terlalu tiba-tiba agar aku tidak tersedak."
Pemuda di seberang sana tertawa pelan, culture shock ternyata masih mendera Jaemin, lelaki asia itu masih belum terbiasa dengan cara bicara orang Amerika yang memang terkesan bebas dan tidak terkekang aturan."Hei, aku hanya berbicara fakta. Nyatanya kamu memang indah, kalau tidak indah mana aku suka."
"Stop talking like this, aku jadi merasa canggung kan."
Jaemin lantas membuang mukanya ke arah jendela, melihat kemana saja asal tidak bertubrukan dengan netra biru milik Jeno. Jantungnya berdebar tidak karuan karena serangan bertubi-tubi si pirang, walaupun dulunya di Korea dia juga sering mendapat pujian atas visual yang dimilikinya, tetapi jika yang mengatakan itu orang yang kalian sukai ditambah sangat tampan, sensasinya pasti berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Box of Happiness | Nomin☆
FanfictionNomin Highschool Rom-com! Jeno Witcherson thought high school period is all about studying, competing, and drowning into music. But not until his new neighbour come and painting his toneless life. original story by woodzyjeno