It's Worth It

2.1K 154 28
                                    

From FFN milik @.byuniebyun 🙏

Ini pendek aja yah🙏😅gguna






















"Mean,"

Lelaki jangkung itu menghentikan petikan gitarnya begitu suara Tonnam di depan sana menghampiri telinganya. Ia hanya mengernyit menatap Tonnam yang masih memunggunginya.

Dengan langkah malas, Mean beranjak kala Tonnam menyuruhnya mendekat menggunakan isyarat tangan. Mean hendak memaki sahabat nya itu jika saja pandangannya tidak teralihkan pada lelaki mungil di bawah sana.

Mean lalu membalikan tubuhnya dan segera menuruni tangga dari lantai tiga bermaksud menghampiri lelaki tersebut.

Keningnya berkerut dalam memikirkan apa kiranya yang membawa lelaki mungil dengan seragam sekolah itu mendatangi universitasnya. Dipercepatnya langkah kaki ketika siluet mungil itu terlihat di pandangannya.

"Plan?" Panggilnya.

Lelaki mungil yang sedari tadi menunduk, mengangkat kepalanya. Memperlihatkan iris berkaca yang menyimpan ketakutan amat dalam disana.

Mean semakin mengernyit bingung sebelum kemudian menarik lengan kurus itu untuk dibawanya ke halaman belakang universitas yang sepi.

"Katakan," Titah Mean sesaat mereka sampai disana.

Plan masih menunduk dengan tubuh bergetar. Kedua tangannya bertaut erat dangan bulir keringat menetes dari pelipisnya.

Mean geram melihat keterdiaman lelaki dihadapannya, hingga tanpa sadar meremat cukup kuat bahu ringkih itu.

Plan tersentak dan semakin mengkerut di tempatnya. Mean yang menyadari hal itu lalu melepaskan rematannya dan beralih meraih lembut pipi tirus itu untuk kemudian dihadapkan padanya.

"Katakan apa maksud kedatanganmu kesini. Aku tidak marah. Sungguh. hmm?" Ujarnya sembari tersenyum lembut.

Plan menatap dalam iris coklat Mean sebelum setetes air mata menuruni pipinya.

"A-aku.."

Mean masih menunggu dengan apa yang akan Plan katakan. Senyum lembut itu masih terpatri di bibirnya dengan tatapan teduh di kedua irisnya.

"Hiks, A-aku...Aku hamil." Ucap Plan lirih di akhir kalimat.

Mean menurunkan kedua tangannya dari pipi Plan. Plan mengikuti gerak pelan kedua tangan itu hingga terdiam di kedua sisi tubuh tegap Mean.

Dan Plan harus menelan kekecewaan begitu dalam saat kedua mata nya harus memandang wajah tegas Mean yang kini menatapnya datar dengan pandangan begitu gelap yang menusuk langsung ke jantungnya.

"Mean, k-kau...Akan bertanggung jawab bukan?" Tanya Plan lirih.

Wajah ayu itu kini basah oleh air mata. Irisnya bergetar takut melihat keterdiaman Mean. Dibawanya kedua telapak kurus itu untuk meraih sebelah lengan Mean. Mengguncangnya perlahan untuk menyadarkan lelaki tinggi itu.

Plan semakin terisak begitu tidak ada respon berarti yang Mean tunjukan. Plan harus menelan pahit rasa kecewa begitu seuntai kalimat meluncur dari bibir lelaki jangkung dihadapannya itu.

...

"Masuklah," Titah Mean dingin.

Plan melangkah perlahan dengan air mata yang senantiasa mengalir dipipinya. Plan menghentikan langkahnya untuk sejenak menoleh dan menatap wajah dingin Mean. Berharap masih ada sepenggal kalimat yang mungkin lelaki jangkung itu ucapkan. Namun lagi-lagi hanya kekecewaan yang harus ditelannya.

2Wish In Your Area! Remake Oneshot+ MeanPlan 💙💚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang