— LIMA —
[Devdan Oriole]
Kasihan juga Flava. Gue udah denger ceritanya Quint. Kata Quint, Flav mengalami-nggak mungkin gue sebut 'mabuk kapal' atau 'mabuk pesawat' karena mesin waktu bukan kendaraan sejenis itu, jadi oke-'mabuk mesin waktu'. Hampir sama dengan 'mabuk kapal' dan 'mabuk pesawat', 'mabuk mesin waktu' ini memberi efek yang dahsyat buat seorang Flava. Dia diam saja dari tadi. Padahal gue sama Quint sempat beberapa kali melawak, tapi Flav diam saja. Flav seolah kehilangan hormon humor dari tubuhnya.
Tapi gue jadi tau satu hal, setelah Flav memakan pesanan yang Quint pesan, dia kembali menjadi Flava Lutia yang galak dan banyak bacot. Oke itu nggak berefek dahsyat-dahsyat banget sih, tapi gue cukup kaget. Nggak percaya seorang Flava Lutia, cewek galak yang banyak bacot, bisa diem aja kayak singa cacingan selama kurang lebih satu jam. Keren-keren.
Gue udah jelasin misi gue ada di zaman ini ke Flav dan Quint. Mereka ngerti dengan mudah dan bersedia membantu gue. Tapi gue jadi kepikiran sama ucapan Flav yang tadi.
"Robot-robot itu semakin brutal, Dev. Kalo mesin waktu di seluruh zaman di tutup, kemungkinannya kita akan terjebak di sini. Nggak bisa balik ke sana."
Benar. Bisa jadi kami akan terjebak di sini dan menghilang secara tiba-tiba dari zaman kami di sana. Itu kabar buruk. Sial, kenapa gue baru kepikiran sekarang? Nggak papa deh, gue bisa tanya Papa lewat telpon nanti. Sekarang mending gue cepat-cepat ambil journal Mama di sini. Gue sudah merancang strategi. Gue harap berhasil deh.
Orang yang kami tunggu-tunggu datang. Mama-atau, Ery-nggak datang sendiri. Dia datang dengan teman sekolahnya, sepertinya baru banget pulang sekolah soalnya mereka masih pake seragam dan terlihat kaget ketika melihat Flav dan Quint. Mereka sudah tau ini di zaman siapa dan gue sudah memberi arahan pada Flav, apalagi pada Quint untuk menjaga sikap mereka.
"-Dev?" Mama memanggil sambil menatap bergantian ke arah Flav dan Quint. Gue tersenyum lebar. Berusaha berteman baik sama Mama di zaman nya.
"Hai Er, apa kabar? Itu siapa? Teman lo? Kita sama kalo gitu, gue juga bawa teman." Gue menyahut santai. Mama-atau, Ery-kayaknya masih bingung deh. Dia berulang kali menatap ke arah Flav dan Quint secara bergantian.
Menyadari kalo dia terlihat begitu terkejut, Ery tertawa kecil kemudian. "Iya Dev, ini Luz. Lucille Velutine. Teman sebangku gue di sekolah." Gue manggut-manggut mendengarnya. Nggak asing sama nama itu. Kayaknya Mama nya Fla-
"Mama?" Flav berseru lirih. Dia sangat kaget lihat Mama nya ketika muda. Kan, bener kata gue. Luz ini ternyata Mama nya Flav.
Luz terlihat kaget melihat Flav berseru begitu. Sama kagetnya dengan Ery. Jadi ingat ketika pertama kali gue di sini. Gue juga sama seperti Flav yang keceplosan. Gue cuma ngerasa nggak sopan bertingkah seperti anak seumuran di zaman Mama gue sendiri.
"Mama? Gue belum punya anak kali. Pacar aja nggak punya. Jangan ngaco deh lo." Luz terkekeh kecil sontak membuat Flav sadar akan kebodohannya.
"Ah, maaf bukan gitu maksud gue. Lo mirip aja sama Mama gue." Flav mencoba berkilah, tapi Ery menyambung dengan polosnya.
"Waktu gue pertama kali ketemu sama Dev, dia juga bilang 'Mama' ke gue. Katanya gue mirip Mama nya. Lo berdua aneh, sumpah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix All
Science FictionDevdan Oriole dan dua temannya, Quinton Jitender dan Flava Lutia, memiliki misi menyelamatkan peradaban manusia di zaman mereka karena serangan robot-robot yang ingin menghancurkan manusia. Mereka kembali ke masa lalu untuk mengambil sesuatu yang di...