32. GGG

668 64 11
                                    


~Dear Araga 2~


Kamu harus bersyukur dengan apa yang kamu punya sekarang, di luar sana banyak yang ingin seperti mu.

- - - - -

"Gue tau lo jomblo Pul, tapi gak usah gay juga."

Jam sudah menunjukkan pukul 08:25 WIB, mereka berenam masih berada di cafe, bercanda ria dan juga mengobrol. Kadang-kadang Ipul melempari hal-hal yang berbau konyol dan juga menghibur, apalagi ditambah Ipul dan juga Sendu memulai aksi pertengkaran. Yang lainnya, dibuat pusing akan pertikaian diantara mereka, yang satu tak mau kalah, yang satu memancing keributan.

Qia dan juga Bayung menggelengkan kepalanya, Araga hanya diam menatap datar mereka, Rezan? Jangan tanyakan dia, dia sibuk berchatingan dengan kekasih barunya. Kapan-kapan aku akan perkenalkan dia kepada kalian.

"Kura-kura ninja itu katak!" tegas Sendu tak mau kalah ...

"Kura-kura ninja itu ya kura-kura dong, gak mungkin dinamain kura-kura!" balas Ipul tak mau kalah dengan seorang Sendu.

"Terserah Ipul aja deh, pokoknya kura-kura itu katak, titik!" Ipul menghela nafas, seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. 

Sendu menolehkan kepalanya menatap Qia. "Qia, kura-kura ninja itu katak atau kura-kura?" tanya Sendu dan dijawab oleh Qia.

"Kura-kura," jawabnya membuat Ipul mendengarkan nya langsung senang.

"NAHKAN APA YANG GUE BILANG, KURA-KURA ITU NINJA! EH RALAT, KURA-KURA NINJA ITU KURA-KURA BUKAN KATAK," teriaknya dengan senang. Sendu menggelengkan kepalanya tak terima.

"Gak-gak Kura-kura ninja itu katak! Bayung, kura-kura ninja itu katak atau Kura-kura?" tanya Sendu kepada Bayung yang duduk di samping Qia.

"Kayaknya sih kura-kura." Ipul kembali menyombongkan dirinya, Sendu mencebikkan bibirnya karena kesal, lalu matanya teralihkan ke Araga.

Sendu membuka mulutnya, tetapi ditahan oleh Araga, karena cowok itu mendahului ucapannya. "Kura-kura ninja itu kura-kura, sendu," kata Araga.

Ipul tertawa terbahak-bahak. "NAHKAN APA YANG GUE BILANG, GAK PERCAYA SIH LO. LAMA-LAMA LO GUE TENDANG KALAU BERPIKIRAN KURA-KURA NINJA ITU KATAK." Sendu mencebikkan bibirnya tak asik.

"Pokoknya Kura-kura ninja itu katak!" gumamnya dengan nada ketus.

"Terserah lo deh, gue mah iya-iya aja." Ipul menyerumput minumannya karena haus, lalu setelah itu menatap  Araga yang sedang menyuapkan sesendok makan ke dalam mulutnya. Ipul menyenggol lengan Rezan, membuat sang empunya spontan mendongakkan kepalanya.

"Apaan?" tanya Rezan dengan tak santai.

"Main hp mulu, ikut nimbrung napa lo." Rezan mematikan ponselnya.

"Ada hati yang harus gue jaga dan bahagiakan," jawabnya dengan nada alay.

Ipul memukul pundak Rezan dengan keras. "Najis alay lo," sindir Ipul.

"Gak punya doi ya masnya? Jadi iri sama orang." Rezan terkekeh geli, mengejek Ipul.

Ipul menyela, menggelengkan kepalanya karena mendengar ucapan Rezan yang membuatnya tak terima. "Gak-gak gue gak iri tuh," telaknya.

"Apa bener?" godanya tetapi Ipul selalu menyanggahnya.

"Ga—" ucapan Ipul terpotong karena suara Bayung mendahului nya, memotong ucapan Ipul.

"Kalian berdua serius pacaran?" tanya Bayung kepada Araga dan juga Sendu.

Qia, Rezan maupun Ipul mengalihkan pandangannya ke Araga dan juga Sendu. "Iya," jawab Araga dengan singkat.

"Yaelah Ga, udah pacaran juga tapi sifatnya masih sama aja. Rubah tuh sikap, jangan singkat-singkat mulu," ujar Rezan.

"Araga emang gitu, tapi Sendu suka," ucap Sendu dengan tiba-tiba, bibirnya terangkat ke atas menunjukkan senyuman. 

"Gue ramal pasti Araga tembaknya gak romantis," ucap Bayung.

"Pasti itu," timpal Qia.

"Tembaknya di atas motor, tapi menurut Sendu itu romantis," balasnya dengan pipi bersemu merah.

"Gue belum percaya kalau kalian pacaran, gue masih ragu." Semua mata langsung teralihkan ke Ipul.

"Kenapa lo?" tanya Rezan.

"Ya gue gak percaya aja sih, kemarin-kemarin sempak Spiderman gue hilang, gue curiga kalau Araga yang ambil, eh sekarang dia udah balikan aja sama lo. Kemarin-kemarin manja-manja sama gue, ya gue layanin dong sebagai sahabat yang baik," ucap Ipul dengan asal bercampur lebay.

"JANGAN NGADI-NGADI SAT, GUE KAPAN CURI SEMPAK LO? APALAGI GUE MANJA-MANJA SAMA LO, SEJAK KAPAN?" tegas Araga tak mau terima, ucapan Ipul ini amburadul tak jelas, seperti orangnya yang tidak jelas.

Sendu menatap Araga polos. "Kalian berdua gay?" tanya Sendu membuat Araga melototkan matanya. Qia, Bayung dan juga Rezan hanya terkekeh geli, dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Ipul.

"Jadi Sendu pacaran sama gay?" lanjutnya lagi.

"Gak! Jangan percaya dia, dia cuma ngada-ngada doang," balas Araga memperjelaskan kepada Sendu, supaya cewek itu tak percaya dengan ucapan Ipul. 

"Ga, kenapa lo gak ngaku sih? Lo harus tanggung jawab sama gue, lo udah grepe-grepe gue, tapi pacarannya sama Sendu," ucap Ipul dengan nada lebay, siapapun yang mendengarnya akan jijik akan ucapan Ipul.

"GUE TAU PUL, LO JOMBLO. GAK USAH NGE—GAY JUGA SAT! JIJIK GUE..." Ipul mencebikkan bibirnya, merajuk seperti wanita.

Qia dan lainnya tak kuasa menahan tawanya. "AMNJIP LO PUL, NGAKAK ANJIR."

"JIJIK GUE SAMA LO PUL, MIMPI APA GUE SEMALAM PUNYA TEMAN KAYA LO."

"GUE KHAWATIR SAMA LO PUL, LO HARUS CARI PACAR SEKARANG DAH, KEBURU SETAN LEWAT!"

Sendu hanya menatap bingung sahabat-sahabatnya, dia tidak mengerti, dia seperti orang bego saja di sini. Sendu menggaruk rambutnya yang tidak gatal, bingung dengan suasana seperti ini.

"Kalian aneh."

Jangan lupa vote and komen
Mohon maaf ya karena part-nya sedikit dan tak seru.


Dear Araga 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang