11. Ulang Tahun ?

1.2K 105 32
                                    

Jangan lupa vote and komen sebanyak-banyaknya ya
Share cerita ini ke teman-teman kalian semua

_

_

_



Maaf kalau ada typo ya
Selamat membaca

----------

11. Ulang tahun ?

"Siapa yang telepon?" tanya Sendu seraya menyeruput minumannya.

"Bayung," jawab Qia yang hanya dibalas dengan ber'oh saja.

"Ngapain?" tanya Sendu.

"Ajak ke cafe nanti malam," jawab Qia lagi, tanpa menyebutkan kalau Bayung menanyakan tentang kembalinya Araga.

"Sendu boleh ikut?" Qia menganggukkan kepalanya.

"Boleh dong, Lo kan sahabat gue." Sendu tersenyum menatap Qia.

Malam harinya, Sendu sudah siap dengan pakaiannya, dan juga Qia yang sudah siap dengan motornya berada di depan rumah Sendu.

Sendu menaiki motor Qia, sambil memakai helm. "Ngapain sih, ke cafe mulu? Emang ada apa?" tanya Sendu saat berada di perjalanan menuju cafe.

"Mana gue tau," jawab Qia.

"Di sana ada Rezan sama Ipul?" tanya Sendu lagi. Qia menganggukkan kepalanya. "iya ada."

"Syukur deh, aku gak jadi nyamuk antara kamu sama Bayung," ujar Sendu lega.

"Ye si lu mah, makanya pacaran." Sendu menggelengkan kepalanya. "Gak mau!" tolaknya mentah-mentah.

Sesampainya di depan cafe, Sendu dan Qia melangkah memasuki cafe. Tubuhnya menegang saat dirinya menatap sosok yang dia rindukan, sosok yang membuatnya menunggu dan menunggu.

Mata mereka kembali bertemu, Sendu tidak percaya. Kalau sosok Araga berada di hadapannya sekarang. Tangannya menggenggam tangan Qia. "Dia Araga?" tanya Sendu masih menatap Araga yang sedang duduk bersama ketiga sahabatnya laki-laki.

"Iya dia Araga," jawabnya. Qia juga tak percaya kalau Araga akan ke sini, dia tahu kalau Araga akan kembali tetapi tak tahu kalau dia akan ke cafe.

"Ayo kita ke sana," ucap Qia menarik lengan Sendu, tetapi langkahnya terhenti karena cewek itu menatap dirinya dengan perasaan campur aduk. Sendu menggelengkan kepalanya. "Sendu pulang aja," ucap Sendu.

"Jangan! Ayo kita ke sana." Sendu menundukkan kepalanya tak mau menatap sosok Araga yang sekarang duduk di dekat Rezan.

Tatapan itu, tatapan itu semakin dingin. Sendu tidak suka hal seperti itu. Araga adalah sosok yang sudah dia tunggu bertahun-tahun, Sendu masih mempunyai salah terhadap Araga. Sendu duduk di samping Qia, dan bodohnya Sendu duduk di hadapan Araga, saling berhadapan.

Rezan, Ipul, Bayung dan juga Qia saling melirik, mereka bingung dengan suasana seperti ini. Matanya mereka menatap ke arah Araga dan juga Sendu yang sama-sama sibuk dengan kegiatannya. Sendu yang sibuk menatap ke bawah, alias sedang menundukkan kepalanya, sedangkan, Araga dia sibuk dengan handphonenya.

Dear Araga 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang