42. dia siapa?

12 1 0
                                    

-----

~Dear Araga 2~

Sudah satu bulan berlalu, saat Araga mengajak Sendu ke salah satu wisata. Kini hubungan Sendu dan juga Araga semakin romantis, Araga yang selalu berusaha membuat Sendu bahagia, begitupula Sendu yang semakin hari semakin gemas dan semakin dewasa di mata Araga.

Satu bulan lagi, hari kelulusan sekolah tiba. Hari dimana masa putih abu-abu Sendu, sudah berakhir. Semua teman-temannya akan berpisah, akan pergi untuk memulai kehidupan yang sebenernya.

Yang di mana semua kehidupan, akan ditunjukkan. Takdir akan bermunculan, duri-duri tajam akan menusuk jiwa dan hati. Semua orang berkorban meraih mimpi, berusaha dengan keras. Belajar dengan gigih, tidak peduli duri-duri yang berada di antara tubuh, masa depan adalah tujuan.

Sendu tersenyum manis menatap Araga, membuat Araga menaikkan alisnya bingung. "Kenapa sayang?" tanya Araga mengelus pelan puncuk kepala pacarnya yang ia cintai.

"Gapapa, aku mau minta saran ke kamu boleh?" Araga menganggukkan kepalanya. Kini mereka berdua berada di salah satu pusat perbelanjaan,  Araga mengantarkan Sendu untuk membeli keperluan untuk hari kelulusan nanti. Kedua tangan Sendu terangkat memegang dua pasang baju kebaya yang berbeda warna, yang satu berwarna rose gold dan yang satunya berwarna merah maroon.

"Aku bingung banget dari tadi, menurut kamu lebih cocok warna apa?" tanya Sendu menghadap Araga dengan wajah polos, seraya memamerkan baju kebaya yang ia tunjukkan untuk dipilihkan.

Araga menunjuk warna Rose gold. "Yang ini," jawabnya. Sendu mengangguk kecil, dia menaruh kebaya berwarna merah maroon ke tempat asalnya. "Udah?" tanya Araga dijawab anggukkan oleh Sendu. "Udah."

"Kok ga mau tanya kaya cewek lain? Gamau tanya alasan kenapa aku pilih itu?" Sendu menatap Araga dengan tatapan tidak mengerti. "Maksudnya?"

"Biasanya kalau cewek minta pendapat tentang pilihan, pasti selalu tanya kenapa kenapanya." Sendu menggaruk keningnya yang tidak gatal seraya terkekeh.

"Araga pilih ini karena Sendu cocok dan cantik kan?" Araga menganggukan kepalanya pelan, lalu menjawab. "Iya."

"Nah, Kalau kata kamu aku cocok pakai ini, yaudah ga harus ada  yang aku tanyain kenapa bisa pilih ini. Sendu selalu percaya sama pilihan Araga." Araga tersenyum manis ketika mendengar ucapan yang dikeluarkan oleh gadis di hadapannya sekarang.

Ia merangkul pinggang Sendu, berjalan keluar toko setelah melakukan pembayaran ke kasir. "Habis ini mau kemana lagi?" tanya Araga.

Sendu menaruh telunjuk kanannya di dagu, matanya menelisik seolah berpikir keras. "Sendu mau es cream boleh?" tanya Sendu.

"Kan kemar—" belum selesai berbicara, ucapan Araga sudah dipotong oleh suara cempreng Sendu. "Tuhkan, pasti gaboleh kalau aku minta es cream."

"Bukan gaboleh, tapi kamu akhir-akhir ini udah banyak makan es cream."

"Ya emang kenapa sih? Aku bukan anak kecil, aku udah gede. Imun tubuh aku pasti kuat kok, dia ga bakal lemah cuma gara gara makan es cream."

"Bilang aja gamau beliin, kamu emang pelit," cecar Sendu memasang wajah jutek bersedekap dada seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

Araga menghela nafasnya. Membuat Sendu langsung menolehkan kepalanya cepat. "Ngapain hela nafas? Kamu capek sama aku? Kamu udah ga saya—" belum selesai dengan ucapannya, tangan Sendu sudah ditarik oleh Araga.

"Jangan aneh aneh sayang. Ayo beli es cream." Wajah Sendu yang tadinya jutek, kini berubah bahagia seketika. Araga memang laki-laki baik. 

sedangkan di tempat lain, di salah satu tempat yang banyak sekali jenis hewan laut, dari yang ikan sampai hewan laut kecil lainnya ada di sana.  Sepasang manusia berbeda jenis kelamin itu sedang memotret dan menikmati pesona ikan laut di balik dinding kaca, biasanya orang-orang jaman sekarang menyebut aktivitas ini dengan sebutan 'Aquarium date' padahal kolam apa saja bisa dijadikan aquarium date, contohnya seperti Empang yang isinya ikan lele, itu termasuk kan?

Dear Araga 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang