PERAS [Persatuan Anak Kelas]
Kisah anak kelas jurusan IPA namun berbeda dengan kelas jurusan IPA yang lainnya, sifat mereka bahkan lebih dari anak IPS.
Cerita manis diawal masa labil yang akan dikenang oleh mereka pada saat dewasa nanti.
So enjoy gu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
07. Hu(kuman)
Suasana kelas Mipa dua yang nampak ricuh oleh anak kelasnya, karena hari Jumat ini, pihak sekolah mengadakan acara bersih-bersih.
Setiap kelas harus terlihat rapi, harum, mengkilap dan kinclong seperti kepala Pak Anang–guru Agama dikelasnya. Masha Allah!
Semuanya harus berkontribusi dalam hal ini, lihat saja ponsel mereka saja disita oleh sang KM yaitu Dendi, ia menyimpannya di atas lemari dengan memakai karung beras yang sudah ia sediakan hari-hari sebelumnya.
Anak laki-laki bekerja dengan membawakan barang-barang yang berat, seperti kemoceng, kain pel, dan sapu ijuk, sedangkan anak perempuan tengah memacul jejukutan rumput liar yang berada didepan kelasnya.
Beda lagi dengan Angie dan Lintang yang mengangkat rasa gengsi nya, mereka berdua membawakan satu ember yang berisi air yang penuh, dengan cara satu tangan mereka menjinjing ember tersebut.
"Ahh... " Lintang mengelap keringatnya. "Berat banget sumpah, ji."
"Kalo aja ada ojol jasa pengangkat ember, udah pasti gue pesen." kata Angie beristirahat sejenak dilantai karena kecapean mengangkat ember itu yang berjarak 100 meter dari keran air.
Oke! Sebut saja mereka dua sejoli yang lebay dan alay penuh dengan segala hujatan, bayangkan saja cuma 100 meter mereka sudah lelah. Lihat saja anak perempuan kelasnya yaitu Abel dan Farika yang saat ini tengah mendorong gerobak yang berisi 10 pot tanaman dari wali kelasnya yang ditunda digerbang sekolah. Hebat bukan?
"Berapa ember lagi Bim?" tanya Lintang kepada Bima.
"5 ember lagi deh, yang satu buat ngelap kaca sisanya buat nyiram tanaman." kata Bima dengan santai sambil mengelap kacanya bersama Fayeza.
Angie melirik Lintang yang terdiam tanpa kata. "Sanggup gak lo? Katanya mau jadi TNI supaya diterima calon mantu sama bokapnya Gigi. Gimana sih, gitu aja ngeluh."
"Tau ah! Yaudah lo berdiri dong Ji, Kalo lo berdiri gue juga berdiri." ucap Lintang kepada Angie
"Bentar, bentar, tadi lo bilang apaan? Berdiri? Apaan yang berdiri?" kata Angie mesem-mesem tidak jelas.
"Jorok banget pikiran lo elah! Najis sumpah cepetan berdiri sebelum gue sambit muka lo!" ujar Lintang tak sabaran.
Bukannya bangun tetapi Angie merebahkan badannya dilantai.
"Bentar dong Tang, gue masih lemes nih." Angie menggeliat sebentar. "Apa gue ke kantin dulu aja ya? Protein gue udah abis kayaknya."
"Bukan Protein tapi Kewarasan lo yang abis!" semprot Lintang. "Berdiri Ji! Gue tendang juga lama-lama!"