Tiga hari seminar berakhir. Kakashi segera menuju rumah tahanan tempat Gaara di penjara. Dilihatnya Genma dengan rokoknya, sedang duduk di bangku halaman depan rutan, sembari tidur dengan menengadahkan kepala. Pria dengan ikat kepala itu sedang menunggu Kakashi.
Mengetahui seseorang mendekatinya, Genma mengarahkan pandangannya lalu tersenyum kecil, menyapa Kakashi.
"Aku tidak bisa segera datang. Atasanku sangat ketat dengan seminar." Kata Kakashi menjelaskan. Walaupun ia sendiri sangat khawatir dengan kondisi Hinata. Karena atasannya, ia tidak bisa kembali ke Tokyo dan mencari Hinata.
"Bagaimana nona Hinata?"
"Aku belum mendapatkan kabar. Setelah ini aku akan segera ke rumahnya." Kakashi berharap Hinata baik-baik saja. "Pria itu masih belum ditemukan?"
"Ada yang melihatnya berada di taman saat Hanami. Akhir-akhir ini tidak ada hal yang mencurigakan darinya, tapi siapa yang bisa menebak jalan pikirannya? Tiba-tiba saja selnya sudah kosong."
Kakashi setuju dengan pendapat Genma. Bahkan Hinata pun tidak bisa menebak jalan pikiran pria merah itu. Gadis itu berkali-kali mengatakan bahwa kondisi Gaara telah membaik, sebelum insiden terjadi. Namun pada akhirnya pria itu hampir mengancam jiwanya.
Hati pria perak itu semakin kalut. Pikirannya tidak bisa pergi dari Hinata. Ia mencemaskan gadis itu.
"Aku kemari untuk memastikan semua baik-baik saja, tapi yang ada justru membuatku semakin khawatir. Dia tidak bisa kuhubungi."
"Perlu kubantu mencari Nona Hinata? Belum ada laporan kehilangan atas dirinya, jadi kami tidak bisa segera mencarinya."
"Aku akan ke rumah sakit dulu."
Ketika Kakashi ke departemen kejiwaan, ia tidak mendapati Hinata di ruangannya, bahkan di ruangan konsultasinya. Ia lalu menghampiri salah satu perawat, menanyakan gadis itu.
"Dokter Hyuuga tidak berangkat sejak tiga hari lalu."
Kakashi tercekat. Tanpa pikir panjang ia segera menuju apartemen Hinata.
.
"Hinata!" Seru Kakashi sembari mengetuk pintu dengan keras. Sudah lima belas menit pria itu di depan rumah Hinata, tapi gadis itu tak kunjung menampakkan diri.
Meraih ponselnya dari saku, Kakashi turun ke lobby apartemen sembari menelpon Hinata. Namun ponselnya selalu tidak aktif.
Kakashi menemui resepsionis, menanyakan keberadaan Hinata.
"Akhir-akhir ini kami tidak melihat Hyuga-san. Sepertinya beliau tidak ada di rumah."
Kakashi semakin kalut. Hinata menghilang dan ia tak tahu di mana gadis itu berada.
.
Pagi ketiga di rumah Sasuke Uchiha. Hinata membuka matanya dan mendapati pemandangan dada bidang yang naik turun secara lembut. Kepalanya masih berbantalkan lengan kokoh pria yang masih tidur dengan memeluknya. Tangannya berada di atas perut atletis pria itu.
Gadis itu mengingat kembali aktivitas ranjang mereka semalam, dan tersenyum. Ia menyentuh kulit polos Sasuke, dan memeluknya. Ia lesakkan kepalanya, semakin rapat hingga hidungnya menyentuh kulit pria itu.
Ketika ia merapatkan diri, barulah ia sadar, Sasuke belum melepaskan penyatuan mereka. Sementara kejantanan pria itu bangun lebih dulu dari pemiliknya. Pipi Hinata bersemu sembari mengutuk Sasuke dalam hati. Pria itu senang sekali membiarkan kejantanannya berada di dalam gadis itu, seakan ingin terus mengikatnya dan tidak ingin dilepaskan.
Hinata memilih kembali memejamkan mata. Bergumulan dengan selimut menyentuh kulit telanjangnya di udara dingin, terasa hangat dan nyaman. Ia merasa bisa berada di keadaan nyaman ini seumur hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[zusshichan] The Purple Apple
RomancePurple means ambitions. Apple means temptation and sin. | SasuHina 18+