Kepala rumah sakit menggelar pesta sederhana di sebuah restoran untuk melepas tiga dokter senior yang akan melanjutkan pendidikan mereka diluar negri. Adalah Dokter Orochimaru, Dokter Tsunade, dan Dokter Jiraiya yang akan melanjutkan pendidikan mereka untuk meraih gelar doktoral. Untuk itu sebagian besar dokter melepas kepergian ketiga dokter senior itu dengan acara makan malam.
Sebenarnya Hinata tidak ingin banyak minum, malam itu. Namun ajakan dari Temari, ditambah ia memang ingin sedikit 'lari dari kenyataan' membuat ia minum lebih banyak dari biasanya. Meskipun tidak sampai mabuk, Kakashi sampai harus mengantarnya pulang dengan mobil.
Dengan jalan sedikit sempoyongan, Hinata menekan sandi kunci pintu apartemennya. Begitu masuk, masih dengan kepala berat dan sedikit sakit, Hinata mencoba menenangkan dirinya.
Mabuk memang jalan tercepat untuk melupakan semua masalah yang akhir-akhir ini menimpanya.
Apalagi kalau bukan karena ulah salah satu pasiennya. Gaara Sabaku. Jika dilihat dari catatan medis, pria itu menunjukkan progres penyembuhan yang semakin membaik. Namun Hinata merasakan kejanggalan yang tidak dapat ia deteksi. Ia tetap berpaku pada data yang ia kumpulkan dan mempercayai Gaara.
Menghela napasnya, Hinata memutuskan untuk mengabaikan rasa khawatirnya.
Tangan Hinata terangkat, meraba dinding mencari tombol lampu. Ketika ia menekan tombol itu, sosok merah telah berada di depan koridor dengan tatapan dingin menyambutnya.
Hinata tersentak.
"Ga... Gaara. Ba... bagaimana kau bisa masuk?"
"Siapa pria tadi?" Gaara mengabaikan pertanyaan Hinata.
"A... ano. Itu Kakashi."
"Kakashi?" Suara Gaara terdengar dingin. Pria itu terdiam sejenak, lalu memandang Hinata lagi. "Dokter kandungan itu?"
Hinata berusaha mengabaikan rasa takutnya. Ia mendekati Gaara perlahan dan berbicara senormal mungkin. Mengetahui Gaara tiba-tiba berada di dalam rumahnya yang terkunci, membuat ia terkejut sekaligus ketakutan. Pria itu tidak pernah melakukan hal yang tiba-tiba seperti ini sebelumnya.
Namun Hinata tidak bisa serta merta mengusir atau memperlakukan Gaara dengan kasar. Ia tidak bisa menambah beban mental pria itu lagi.
"Gaara. Kau sudah makan? Tunggu di sini sebentar, aku..."
"Jawab pertanyaanku. Siapa pria itu?"
Bentakan Gaara membuat jantung Hinata hampir loncat. Ia ketakutan, tapi tidak bisa menunjukkannya.
"Dia hanya Kakashi, Gaara. Dia mengantarku karena aku sedikit mabuk."
"Kenapa kau mabuk?"
Hinata merutuk. Jawabannya membuat pria merah itu makin emosi.
"Ada pertemuan dengan para dokter. Kau ingat Dokter Jiraiya yang mengenalkanmu padaku? Dia akan ke luar negri untuk meneruskan studinya. Di acara itu, aku minum sedikit. Bukankah wajar, jika minum saat pesta?"
Hinata menjelaskan sesabar mungkin dan sejelas mungkin. Agar Gaara mengerti. Pria itu terdiam sejenak. Hinata pikir ia sudah lebih tenang. Gadis itu lalu beranjak untuk menuju dapur, tapi tangannya segera ditahan.
"Aku tidak bisa, Hinata."
Gadis itu berbalik, melihat Gaara menunduk masih menggenggam lengannya.
"Ada apa, Gaara?"
"Aku tidak bisa berpisah denganmu."
Perkataan Gaara membuat Hinata terdiam. Ia bingung tapi juga takut. Kondisi Gaara saat ini tidak stabil. Ia tidak bisa sendirian menenangkan Gaara.
KAMU SEDANG MEMBACA
[zusshichan] The Purple Apple
Roman d'amourPurple means ambitions. Apple means temptation and sin. | SasuHina 18+