Sasuke sedikit bisa merasakan sensasi dingin di kulitnya. Namun deru napasnya terasa panas. Ia melihat tubuh sintal putih nan mulus bergerak di atasnya. Bibir pink lembut itu meraba kulit lehernya, dan dirasakannya juga kulit lembut membelai dada bidangnya.
Napas Sasuke tercekat ketika jari lentik itu menjepit puting dadanya, menariknya. Pria itu mendesah ketika bibir lembut itu bergerak menyusuri dadanya dan kemudian menuju absnya.
Sasuke ingin menghentikan gadis itu. Ia merasakan dirinya yang lain terbangun dan ingin dipuaskan. Namun ia segera tersadar. Kedua tangannya diikat di atas.
"Jangan takut. Aku akan membantumu."
Suara itu terdengar familiar baginya. Ketika ia melihat lebih jelas, dilihatnya seorang gadis dengan surai indigonya, menatapnya, tersenyum. Sasuke mematung, terhipnotis dengan mata bulan gadis itu.
Lamunannya buyar ketika gadis itu beringsut menuju bagian bawahnya. Sasuke tercejat, mendapati gadis itu menyingkap selimut, membuat kejantanannya yang telah ereksi itu terlihat seluruhnya.
Pria itu semakin tercekat ketika gadis indigo itu meraih kejantanannya.
"..."
Lidah Sasuke kelu. Mulutnya membisu tak sanggup mengatakan sepatah katapun, karena terkejut dengan pemandangan di depannya.
Ia tidak pernah bersetubuh dengan perempuan asli. Ia selalu melakukannya dengan boneka-bonekanya yang sekarang sudah rusak.
Ketika gadis itu mengarahkan kejantanan Sasuke menuju mulutnya, saat itulah pria itu berteriak. Matanya terbuka lebar, dan sekujur tubuhnya berkeringat.
Sudah beberapa tahun lamanya sejak mimpi basah pertamanya, dan sekarang ia mengalaminya lagi.
Pria itu beringsut, mendapati ranjangnya sudah basah. Ia bersyukur, adiknya melepaskan kepuasannya di dunia nyata.
Berdiri dan mengambil spreinya, Sasuke teringat ia belum memesan sex doll untuk bulan ini. Setelah memasukkan sprei ke mesin cuci, ia membersihkan diri. Ia lalu membuka komputernya untuk memesan sex doll baru.
Masih berkutat di layar komputernya, suara bel berbunyi. Sasuke mendekati lubang pintu. Dilihatnya gadis indigo dalam mimpinya datang.
Bel berbunyi lagi. Untuk pertama kalinya pria itu panik, tidak tahu harus melakukan apa.
"Sasuke-san." Suara gadis itu berteriak memanggilnya. "Apa kau ada di rumah? Aku Hinata Hyu..."
Hinata berhenti ketika dilihatnya pintu itu terbuka. Dari celah pintu, ia bisa melihat Sasuke mengintipnya, was-was.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"A... Aku..." Gadis itu tiba-tiba tidak bisa melanjutkan perkataannya. Ia tidak tahu harus mengatakan apa ketika ditanyai secara langsung oleh Sasuke.
"Kalau ini tentang ciuman kemarin aku minta maaf..."
"Tidak masalah." Jawab Hinata tiba-tiba. "Aku tidak masalah dengan hal itu. Kemarin kau sangat aneh, Naruto-san cemas jadi..."
Sasuke tertegun sejenak. Meskipun gadis itu menyebut nama Naruto sebagai alasan, ia bisa melihat ekspresi cemas gadis itu. Gadis itu adalah orang asing, tapi datang dan bersimpati padanya. Sesaat kemudian hati Sasuke berubah dingin. Pria itu tidak ingin menjadikan hal ini sebagai alasan untuk memanfaatkan gadis itu.
"Terima kasih sudah mencemaskanku. Kemarin ada hal yang harus kulakukan dan sangat mendesak."
Benar. Kemarin ia terpaksa menjinakkan adiknya sendirian di mobil, di pinggir jalan tol, malam hari.

KAMU SEDANG MEMBACA
[zusshichan] The Purple Apple
RomansaPurple means ambitions. Apple means temptation and sin. | SasuHina 18+