4

6.4K 498 2
                                        


Hinata mengenalkan Sasuke dengan Shizune, psikolog medis yang sering memberikan terapi untuk pasien mental disorder. Saat menghadapi traumanya, Hinatta juga datang pada Shizune.

Sasuke adalah pasien laki-laki pertama Hinata, setelah ia cuti untuk terapi traumanya. Ketika bertemu pria itu dan Hinata, Shizune cukup terkejut. Progres gadis itu sangat cepat, hingga akhirnya ia bisa membuka pengobatan bagi pasien pria.

Shizune membaca catatan medis Sasuke, sembari melihat kedua orang itu. Jika benar dari apa yang dicatatkan Hinata, ia pikir sepertinya percuma memberikan terapi kelompok. Karena secara logis, pria itu sudah sembuh.

"Boleh aku berbicara sebentar dengan Uchiha-san?" Tanya Shizune pada Hinata. Sesaat Hinata merasa heran, tapi ia tetap menyanggupi permintaan Shizune dan keluar dari ruangan konsultasi. Setelah Hinata pergi, Shizune lalu beralih pada Sasuke. "Kenapa kau ingin ikut terapi?"

"Itu hanya saran dari Hinata." Shizune kembali membaca catatan medis Sasuke. Terkadang ia menghela napas, seakan heran dengan catatan Hinata pada Sasuke. "Apa ada masalah?" Tanya Sasuke lagi.

"Aku pikir baik Hinata maupun dirimu, salah persepsi tentang kondisimu."

"Maksudnya?"

"Aku tidak berpikir saat ini kau terkena hiperseksual sama sekali. Walaupun ada kecenderungan itu, tapi karena gaya hidupmu yang sehat, dan kendali dirimu yang baik, hal itu bisa ditekan."

"Tapi aku..." Tiba-tiba saja tenggorokannya tercekat. Sasuke mengingat lagi sex doll-nya yang rusak, juga masturbasi yang selalu ia lakukan.

"Di sini disebutkan kau bahkan tidak pernah menyetubuhi perempuan satupun. Ini sangat langka. Aku saja heran bagaimana kau bisa mengendalikan dirimu sekuat ini. Pasien hiperseks umumnya memiliki ketidakpuasan terhadap seks lebih besar dari orang normal. Maka dari itu, mereka cenderung berganti-ganti pasangan dan berselingkuh."

Tiba-tiba saja Sasuke merasa tidak bisa mengenali dirinya sendiri. Hanya karena alasan ia tidak ingin membuat masalah, ia mengubur semua hasratnya dan melampiaskannya pada benda mati. Ia sadar, aktivitas seksualnya sedikit berlebihan. Namun ia tidak tahu label 'hiperseks' lebih buruk dari yang ia kira.

"Lalu apa yang terjadi denganku? Selama ini aku selalu bisa mengendalikan diriku di depan orang lain, tapi ketika aku bersama Hinata, aku harus mengendalikan diri sekuat tenaga. Hanya melihatnya saja, aku..."

"Dari catatan ini juga, Hinata menyebut dirinya adalah pemicu dan pengendalimu." Shizune meletakkan catatan medis Sasuke, lalu menyandarkan punggungnya. "Bisa dibilang sesi terapi yang perlu kalian lakukan, hanya sesi terapi akhir. Apalagi yang perlu kalian pikirkan?"

.

"Hinata-sensei."

Kepala Hinata menoleh ke asal suara yang memanggilnya. Seorang pria dewasa, dengan seorang wanita yang tengah hamil besar, berjalan ke arahnya. Ia tengah menunggu Sasuke berdiskusi dengan Shizune dan sekarang bertemu dengan wali salah satu pasiennya.

"Sarutobi-san."

"Bagaimana kabar Sensei?" Tanya pria itu, Asuma Sarutobi.

"Baik. Bagaimana kabar Konohamaru?" Hinata bertanya karena anak kecil itu tidak ikut paman dan bibinya.

"Berkat konseling dari sensei, dia sudah tidak senakal dulu. Dia sudah bisa sekolah dan berinteraksi dengan teman-temannya yang lain dengan baik."

"Syukurlah. Saya senang mendengarnya. Lalu, kenapa Sarutobi-san kemari?"

"Kami memeriksakan kandungan Kurenai sambil memesan kamar inap untuk persalinan. Karena ingat dengan Sensei, kami sekalian berkunjung."

Kurenai lalu memberikan bingkisan kecil pada Hinata.

[zusshichan] The Purple AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang