9

5K 337 7
                                    

Hey you,

come over and let me embrace you

I know that I'm causing you pain too

But remember if you need to cry

I'm here to wiper your eyes

Tonight before you fall asleep

I run my thumb across your cheek

Cry 'cause I'm here to wipe your eyes

I know I made you feel this way

You gotta breathe, we'll be okay

Cry 'cause I'm here to wipe your eyes

(Maroon 5 - Wipe Your Eyes)

.

"Apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya Sasuke. Mereka saling berpandangan sampai akhirnya pria itu mendekati Hinata, tapi gadis itu mundur dan kemudian meninggalkan pria itu di pintu depan.

Sasuke mengikuti Hinata, menuju kamar tidur tamu, tapi gadis itu segera menutupnya sebelum pria itu sempat masuk.

"Hinata." Panggil Sasuke seraya menahan pintu. Gadis itu lalu membuka pintu kamarnya sedikit dan menatap Sasuke.

"Sebenarnya kau tidak harus datang kemari. Aku bisa ikut Temari ke rumah sakit."

"Apa kau ingin aku pergi, sekarang?"

Hinata terdiam sejenak.

"Tidak." Jawab Hinata. Gadis itu menunduk. Ia memang merindukan Sasuke bahkan walaupun mereka hanya berpisah kurang dari sehari saja. Namun, setelah pria itu muncul di hadapannya, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Mau tidur bersama?" Tanya Sasuke lagi yang kemudian segera disanggah oleh Hinata.

"Memangnya tidak cukup tiga hari lalu?"

Sasuke tertawa kecil. Ia tidak bermaksud membuat Hinata berpikiran terlalu jauh.

"Aku hanya ingin tidur memelukmu." Balas Sasuke. Hinata kembali menunduk. Pikirannya tiba-tiba melayang pada perkataan Kakashi beberapa jam yang lalu. Tentang peringatan Kakashi mengenai Sasuke.

Hati kecil Hinata menyuarakan keraguannya pada kekasihnya. Namun hatinya yang lain meyakinkan hati kecilnya. Keraguannya bisa saja salah. Ia hanya tidak yakin karena takut Sasuke mengecewakannya. Ia harus berani, tak peduli apakah di masa depan ia akan terluka lagi. Karena hidup tidak selamanya berjalan mulus.

Hinata memundurkan langkahnya, melebarkan pintunya dan membiarkan Sasuke masuk ke dalam kamarnya. Pintu tertutup, mereka saling berpandangan dalam diam. Langkah Sasuke bergerak mendekatinya, sementara ia berjalan mundur seirama dengan langkah pria itu.

Jantung Hinata berdebar kencang. Melihat tatapan intens Sasuke, juga ketika pria itu mendekatinya, membuat ia gugup dengan langkah pria itu selanjutnya. Mereka sudah berkali-kali melakukan seks, tapi ia masih gugup ketika ditatapi Sasuke secara intens begini.

Kaki Hinata menabrak tepian ranjang dan membuat ia duduk di tepian itu. Sasuke berada di depannya, mencondongkan tubuhnya ke tubuh Hinata, dan memerangkap tubuh mungil itu dengan kedua tangannya. Tatapan mereka kembali beradu tapi Hinata gugup untuk menatap onik itu lebih dalam.

"Bu... bukannya kau bilang ingin tidur memelukku saja?"

"Jadi, kau setuju?" Balas Sasuke bertanya, masih dengan tatapannya terkunci pada Hinata. Ia mengejar mata perak gadis itu, tapi Hinata selalu mengalihkan pandangannya. Pipinya memerah malu.

[zusshichan] The Purple AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang