Hari yang dinantikan telah tiba. Hari di mana Dio akan berangkat ke Surabaya, 15 hari setelah perbincangan panjang di apartment Zena. Dio sudah menceritakan semua nya kepada papa dan mama nya, mereka mengizinkan dan merestui keputasan Dio untuk bertanggungjawab, itu juga yang mereka inginkan
drttt
"Waalaikumsalam"
"..."
"Iya bentar lagi gue berangkat"
"..."
"Hmm gue jemput"
"..."
"Ya, assalamualaikum"
Dio bersiap memakai sepatu, membawa tas yang berisi barang bawaan nya, setelah dirasa sudah siap Dio keluar dari kamar nya dan segera turun untuk berpamitan ke kedua orangtua nya
"Pagi pa, ma!"
"Kamu jadi berangkat sekarang?" papa nya bertanya memastikan
"Iya pa, ini udah siap" hanya di jawab anggukan kepala
"Dio, tolong kasih ini ke Keyna ya!" bunda nya memberikan sebuah kotak kecil berwarna biru tua
"Ini apa ma?" tanya Dio ingin tau isi kotak yang dia pegang sekarang
"Nanti kamu juga tau sendiri" jawab mama nya sok misterius
"Yaudah kalo gitu Dio pamit pa, ma. Doakan Dio bisa bawa Keyna ke sini" pamit Dio mencium punggung tangan mama dan papa nya bergantian
"Hati hati! Pasti mama dan papa akan doakan!"
Dio sudah di dalam mobil, duduk di kursi penumpang, ya Dio di antar supir. Setelah menjemput Zena, mereka berangkat ke bandara. Sebenar nya sahabat sahabat mereka ingin ikut tapi mengingat tujuan mereka pergi untuk permintaan maaf Dio dan mengajak Keyna kembali, bukan untuk pergi liburan, jadi nya mereka ber dua saja sudah cukup
"Keyna gak tau kan kita otw ke Surabaya? Lo gak bilang kan ke dia?" tanya Dio saat pesawat sudah stabil dan berada di ketinggan 3600 kaki
"Mm...gue bilang..." mendapat tatapan tajam dari Dio buru buru Zena melanjutkan ucapan nya "ta-pi tenang aja gu-e bilang sendiri-an gak sama lo!"
Mendengar penuturan Zena, Dio menghembuskan napas lega
"Lo seriusan mau nikahin Key?" ini adalah pertanyaan yang beberapa hari ini ingin Zena tanya kan
"Serius!" jawab Dio yakin, terlihat dari ekspresi wajah nya
Zena hanya mengangguk
"Lo suka sama Dimas?" pertayaan Dio membuat Zena gagap seketika, bingung akan menjawab apa
"Hm gak perlu dijawab, udah kelihatan" dijawab Dio sendiri, lucu melihat Zena yang seketika merona
Tidak ada yang bersuara lagi, Dio asik dengan buku bacaan nya sedangkan Zena sibuk dengan alam mimpi nya
Setelah menempuh perjalanan udara sekitar 1 jam lebih, sampailah mereka di bandara Juanda Sidoarjo, dan masih harus menempuh 1 jam lagi perjalanan darat untuk menuju Rumah Sakit tempat bunda nya Key dirawat
Sesampainya di Rumah Sakit, Zena langsung menemui Key, Dio? Menunggu di kantin Rumah Sakit. Ingin Dio langsung menemui Key tapi ditakutkan terjadi hal yang memicu keributan, jadi nya biarkan Zena menjelaskan dahulu
*****
Cukup lama Dio menunggu sampai habis 2 gelas kopi untuk menghilangkan rasa bosan dan kantuk nya
"Assalamualaikum" ucapan salam itu membuat Dio terlonjak tak percaya
"Wa-alaikumsalam" jawab Dio yang tiba tiba gugup, entah kenapa melihat Key ada di hadapannya, tekad nya sedikit menciut
"Gi-gimana ke-adaan bunda kamu?" tanya Dio berusaha menghilangkan kegugupan nya
"Alhamdulillah" jawab Key singkat, memalingkan wajah nya ke arah lain
Zena hanya diam, melihat Dio dan Key secara bergantian. Dia berada di situasi yang salah namun bagaimana lagi? Dia sudah berjanji akan menemani Key. Key mau bertemu dengan kak Dio, asalkan Zena mau menemani! Ya di sinilah Zena sekarang, duduk diantara 2 insan yang terlibat pergulatan emosi?
"Maaf!" satu kata yang mampu Dio suara kan
"Untuk apa?!" tanya Key yang sekarang menatap Dio tajam, suara nya terdengar memendam amarah yang siap meledak sewaktu waktu
"Un-tuk semua-nya" ditatap seperti itu, Dio seketika blank bingung mau bicara apa
"Gak penting! Aku permisi Zen!" ucap Key beranjak pergi meninggalkan Dio dan Zena yang tak bergeming, berkelana dengan pikiran nya masing masing
Dio memutuskan menginap di hotel sedangkan Zena pulang ke rumah orangtua nya
Dio pov
Hari ini gagal! Kenapa gue tadi gugup sih? Gimana gak gugup, tatapan mata Keyna serasa pengin bunuh gue di tempat. Gue tau Keyna marah saat itu, gue bisa lihat dari tatapan nya tapi untung nya dia sadar kita di Rumah Sakit. Gue jadi makin merasa bersalah!
Gue tau gak akan semudah itu mendapat permintaan maaf, kesalahan gue terlalu fatal tapi gue gak akan menyerah!
Hari ini boleh gagal tapi tenang masih ada hari berikut nya. Gue akan terus berusaha!
Dio pov end
*****
Baru juga selesai sholat shubuh, Dio langsung berangkat ke Rumah Sakit. Dia sudah ada di depan kamar rawat bunda nya Key, kemarin sebelum pulang Dio udah tanya ke Zena. Gugup! Itu yang di rasakan Dio saat ini
"Bismillah" ucap nya memberanikan diri untuk masuk
Ceklek
Pandangan Dio tertuju pada wanita paruh baya yang terlihat pucat sedang tertidur damai dengan alat bantu di seluruh tubuh nya, terbaring lemah di atas ranjang. Bisa di pastikan wanita itu bunda nya Key. Tergerak Dio mendekat ke samping ranjang, menatap wanita yang seperti nya seusia mama nya
Melihat bunda nya Key yang sedari tadi dia tatap mulai membuka mata nya perlahan, Dio jadi makin gugup. Bunda Key menatap Dio dengan tatapan bertanya
"Assalamualaikum tante"
Wanita yang dia panggil tante berusaha melepas alat bantu pernapasan nya, melihat hal itu dengan sigap Dio membantu
"Waalaikumsalam" jawab nya lirih dan terus menatap Dio
"Saya teman nya Keyna tante" ucap Dio mengerti arti tatapan wanita yang terbaring tak berdaya di hadapan nya itu
"Oh...nama kamu?"
"Di..."
"NGAPAIN LO DI SINI?!" teriakan dari seorang gadis yang baru saja masuk berhasil menghentikan jawaban Dio
"Keyna..." gumam Dio seraya meneguk saliva nya dengan susah payah
"KELUAR!" teriak Key yang sudah berada di hadapan Dio
"Key! Gak boleh gitu" tegur bunda nya dengan suara ciri khas orang sakit, lemas dan lirih
"Keluar!" ucap Key menatap Dio penuh amarah namun harus ia tahan, bunda nya gak boleh tau masalah nya dengan Di...o
Dengan berat hati Dio keluar, dia tidak ingin terjadi keributan yang lebih...lagi. Dio duduk di kursi tunggu, berharap Key akan keluar menemui nya, mau bicara dengan nya
Tanpa Dio sadari jam dipergelangan tangan nya sudah menujukkan pukul 12 siang waktu nya sholat dzuhur, pergilah Dio sebentar untuk menunaikan kewajiban nya
Saat Dio hendak kembali ke ruang rawat bunda Key, selesai ia menunaikan sholat dzuhur...Dio melihat Key tengah bersimpuh, menengadah, menggumamkan rapalan rapalan yang tidak bisa ia dengar. Dio hanya bisa mengamati tak bisa mendekati
Hmm hmm
Enjoy reading
Jejak kalian berarti buat ku!Terima kasih☘☘
KAMU SEDANG MEMBACA
KEY
Teen Fiction16+ "Bermula dari kesalahan akankah berakhir bahagia?" Keyna Aksara Lova "Sebuah kesalahan yang berujung tanggungjawab dan...cinta?" Dio Juan Laksara