9.Adrian Martadinata-Ajari Aku

3.1K 305 130
                                    

Ajari aku ‘tuk bisa.

Menjadi yang engkau cinta.

Agar ku bisa memiliki rasa.

Yang luar biasa untukku dan untukmu.

Ku harap engkau mengerti.

Akan semua yang ku pinta.

Karena kau cahaya hidupku, malamku.

Tuk terangi jalan ku yang berliku.

Hanya engkau yang bisa.

Hanya engkau yang tahu.

Hanya engkau yang mengerti, semua inginku.

******

Lampu ruang tamu sudah dimatikan ketika Dante pulang dan membuka pintu depan.

Langkahnya langsung menuju ke ruang tengah karena sayup-sayup masih terdengar suara televisi.

Tapi begitu sampai, Dante disambut dengan pemandangan Remi yang tertidur di atas sofa dengan posisi duduk dan lengan masih memeluk plastik bungkus keripik kentang.

Ini memang sudah lumayan larut. Jam di pergelangan tangan Dante sudah menunjukkan pukul 22.10.

Menjadi tamu undangan di raker bulanan IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) membuatnya tidak bisa pulang cepat hari ini.

Sudah seminggu terlewat dari hari mereka resmi balikan, namun Dante tak juga merealisasikan janjinya untuk lebih meluangkan waktu bersama sang kekasih.

Hampir setiap malam selalu ada saja jadwal kegiatannya.

Entah jadwal kunjungan ke nasabah, kegiatan perbankan, meeting dengan Area Manager atau masalah internal cabang seperti tellernya yang kemarin selisih lebih dan baru ketemu jam sebelas malam.

Rasa bersalah menelusup di relung hati Dante ketika melihat Remi yang tertidur di depan TV karena menunggunya pulang.

Seminggu ini, Remi selalu pengertian, tidak ada keluhan, full senyum menenangkan kalo Dante minta maaf karena punya banyak acara di luar. 

Remi bahkan kemarin datang ke kantornya membawa beberapa kardus martabak manis dan martabak asin saat Dante bilang belum bisa pulang karena ada teller yang selisih lebih.

Dante mengusap lembut pipi kecoklatan sang pacar lalu dikecupnya sekilas.

Seharian tidak bertemu Remi membuatnya kangen akut.

Apalagi mereka hanya bertemu saat malam menjelang tidur dan sarapan di pagi hari.

"Ay, bangun bentar yuk. Pindah tidurnya ke kamar." Bisik Dante pelan membangunkan sang pacar.

Diciumnya lembut hidung bangir Remi, lalu sudut bibir sebelah kirinya.

Kelopak mata Remi tampak bergerak gerak lalu pelan-pelan membuka.

"Hai ay. Baru pulang?" Sapa Remi dengan suara serak.

Dante mengangguk sebagai jawaban.

Remi menguap dan merenggangkan tubuhnya yang pegal karena tertidur di kursi.

"Jam berapa ini ay?" Remi kembali bertanya.

"Hampir setengah sebelas. Maaf aku pulangnya kemaleman." Jawab Dante meminta maaf.

COMING HOME (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang