PAPER BURN
Something missed ... at Bandung Lautan Api.»«------•------»«
Munculnya friksi di kalangan pejuang Jawa Barat dikarenakan ketegangan yang terjadi antara pemerintah pusat dengan sekutu, ditambah lagi kedatangan Inggris di wilayah Bandung.
Dengan dalih ingin memindahkan basis militernya ke Kota Bandung, sekaligus membalas dendam akan kekalahan telak yang terjadi beberapa kali, sekutu memberikan dua ultimatum pada masyarakat. Pertama menyerahkan senjata peninggalan Jepang yang berada di tangan rakyat kecuali TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan ultimatum kedua adalah mengosongkan wilayah Bandung Selatan untuk dijadikan gudang persenjataan.
Di tengah peliknya pengambilan keputusan oleh pimpinan abdi negara. Ada sebuah cerita ringan yang terjadi bersamaan dengan peristiwa ini. Kisah yang tidak pernah terukir dalam catatan sejarah mana pun, tentang seorang pejuang muda, Dai Arudji dan pemuda Belanda, George Van Houten.
»«------•------»«
Tahun 1946
Kondisi saat ini adalah pasca ultimatum pertama diturunkan. Masyarakat merasa cukup terganggu, marah dan gelisah, tetapi bukan ketakutan yang menguasai mereka. Melainkan, semangat perlawanan untuk menghadapi mereka---Inggris.
Indonesia sudah merdeka, mau apa mereka datang kemari? Mereka ini mengganggap kami apa, seenaknya saja memberi perintah seperti itu?
Kiranya, seperti itulah yang ada dalam benak masyarakat Bandung. Semangat perlawanan mereka pasca kemerdekaan begitu tinggi, meski begitu masyarakat juga tak bisa bertindak gegabah dan seenaknya sendiri.
Di tengah pertimbangan batin yang cukup berat, Rukana berdiri di ambang gawang jendela kaca. Dia tengah menyaksikan pemandangan tak lengang di luar sana. Matanya menerawang jauh dan pikirannya melayang, berkelana mencari solusi yang tepat untuk menghadapi situasi saat ini.
"Komandan Rukana, Anda tidak pulang?"
"Arudji, kau pulanglah dulu. Aku akan berada di tempat ini untuk sementara waktu sampai aku mendapatkan suatu rencana."
"Bukankah ini tidak akan mudah, Komandan Rukana?"
Rukana mengangguk. "Benar, tapi kita juga tidak bisa bertindak gegabah, oleh karena itu aku akan memikirkannya dengan matang. Inggris begitu menggebu-gebu, sedangkan TRI (Tentara Republik Indonesia) kita dan para pejuang muda dipersiapkan untuk menghadapi NICA, musuh yang sebenarnya. Saat ini kita membutuhkan waktu tidak sedikit untuk mengambil keputusan yang tepat, jangan sampai kita salah langkah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Burn [✓]
Historical FictionDia tidak hilang atau mati, tetapi dia pergi meninggalkan Dai Arudji dengan secarik kertas usang yang sudah separuh hangus dilahap api. Padahal pada bagian yang terbakar itu, ada beberapa larik kalimat penting yang ingin disampaikan olehnya, oleh G...