Bab 5

93 18 3
                                    

PAPER BURN
Something missed ... at Bandung Lautan Api.

-------------

Sesuatu tampak buram di pemikiran Arudji saat ini, bahkan ketika sang ibu tak menjawab pertanyaan yang baru saja diajukan, seketika napasnya tercekat.

"Ibu," panggil Arudji kembali.

Namun, saat melihat ibunya menggelengkan kepala, Arudji benar-benar tak mengerti lagi. "Ibu ... katakan padaku apa yang terjadi? Mengapa George tidak bersama kalian, di mana dia?"

"A' ... Aa' Jo pergi."

Aruna melepaskan pelukannya dari Arudji. Gadis kecil itu mengambil sesuatu dari sebuah tas besar dan memberikannya pada Arudji.

"Apa ini, Aruna?"

"Sebelum Aa' Jo pergi, dia menitipkan ini pada Aruna. Dia mengatakan ini untuk Aa' Aji."

Secarik kertas yang dilipat rapi itu berada dalam genggaman tangan Arudji. Ketika dia membuka dan melihat tulisan di dalamnya ternyata hanya, 'kaleng, di rumah'. Tulisan tangan itu pun terlihat tak rapi seperti ditulis dengan terburu-buru. Sejujurnya, Arudji tak paham dengan dua kata yang diberikan George itu, tetapi dia akan berusaha mencari tahu apa maksudnya nanti, jika semua kekacauan ini telah usai.

Arudji melipat kembali dan memasukkan kertas tersebut ke dalam saku celananya. Dia menghadap adik dan ibunya kembali sebelum berujar, "Ibu, Aruna, kalian jaga diri baik-baik, ya. Aku akan kembali mengurus hal lain, dan mengawasi jika ada serdadu Inggris yang sampai di tempat ini. Jika semua sudah aman, kalian bisa kembali dan kita mulai membangun tempat naungan lagi."

"Aa' bagaimana?" raut khawatir tampak jelas di wajah Aruna ketika dia bertanya pada kakaknya.

"Aa' juga akan kembali setelah semua kembali kondusif dan aman untuk warga. Aruna sama Ibu baik-baik, ya ...."

Ibu Arudji menatap putranya dengan raut khawatir yang cukup kentara, tetapi dalam hatinya tersemat rasa bangga. "Arudji, hati-hati," pesan sang ibu.

Setelah mengangguk dengan penuh keyakinan Arudji melangkah pergi. Secercah rasa gelisah menyusup ke dalam hati, menemaninya Arudji yang kembali bertugas, mengabdi untuk negeri.

***

Jika dilihat dari situasi sekarang, sepertinya semua sudah cukup tenang. Arudji dan warga lainnya hanya dapat menyaksikan pendaran kemerahan yang mengudara di langit yang tampak indah. Namun, sebenarnya menimbulkan luka mendalam bagi semua orang. Mungkin, sejarah akan mencatat pengorbanan dan keikhlasan warga Bandung yang merelakan harta bendanya dibumihanguskan menjadi aksi kepahlawanan. Namun, jauh di dalam lubuk hati mereka, tangis pilu pun tak dapat terelakkan.

"Arudji, ada perintah dari Komandan Rukana." Seserang yang berseragam serupa dengannya datang menghampiri dengan tergopoh-gopoh.

"Komandan Rukana mengatakan apa?"

"Jangan kembali dulu untuk saat ini, tunggu hingga kondisi benar-benar aman dan stabil. Pasukan TRI saat ini juga tengah melakukan penyerangan. Komandan Rukana memerintahkan untuk menjaga dan melindungi warga, jangan biarkan satu pun terluka. Garis pertahanan di depan sana harus diperkuat untuk mencegah adanya penyerangan dari prajurit Inggris."

Paper Burn [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang