1.Prolog

1K 128 73
                                    

Call me Mpis biar enjoy aja sih haha.

Budayakan follow akun Mpis dulu biar afdol bacanya hehe..

Sudah?
kalo sudah Terima kasih atas perhatiannya:)

Selamat membaca..

***

Sudahku rencanakan tapi semesta punya kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudahku rencanakan tapi semesta punya kenyataan.

~Alana queenesa lernard


"Sudah ke sepuluh kamu gonta ganti sekolah Al, apa kamu tidak capek?!"

"Setiap sekolah kamu selalu berbuat ulah!"

"Papa udah berulang kali bilang jaga tingkah laku mu Al!"

"Papa sudah capek memindahkan kamu terus Alana!" suara tegas tuan Lernard selaku papa Alana.

"Mau kamu sebenarnya apa Alana, papa capek dengan tingkah lakumu!" lanjut tuan Lernard.

"Anda tanya apa mau saya? anda yakin bisa memenuhinya" ucap Alana meremehkan.

"Apa mau kamu, cepat katakan!" ucap tegas tuan Lernard.

"Apa anda bisa mengembalikan keadaan dimana Alana, hidup penuh dengan kebahagiaan!" ucap Alana penuh penekanan.

"Apa anda bisa mengembalikan mama Alana lagi?!" jawab Alana dengan setetes air bening lolos dari mata indahnya.

"Apa anda bisa mengembalikan kehidupan Alana yg dulu ha! jawab tuan Lernard" tukas Alana kesal.

Tuan Lernard diam tak bergeming sedikitpun.

"Haha anda nggak akan bisa" ucap Alana diiringi tawa pedih.

"Bahkan jika saya meminta pada anda untuk meninggalkan wanita nggak tau diri itu apa anda bisa!" ucap Alana menunjuk wanita paruh baya yang berdiri tepat di belakang tuan Lernard.

"Wanita tidak tau diri yg sudah merebut kebahagiaan saya dan mama"

"Wanita yg tidak lebih dari PELAC"

Plakkkkkk....

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Alana untuk kesekian kalinya.

"Jaga ucapanmu Alana!" gertak tuan Lernard tersulut emosi.

"Tenangkan dirimu mas" ucap Dinda wanita paruh baya yg berada di belakangnya itu, yang tak lain adalah ibu tiri Alana.

"Puas kau sudah merebut kebahagiaan saya Ha! Puas!" teriak Alana pada Dinda.

"Cukup! papa tidak mau dengar alasan kamu lagi Alana, papa akan segera urus sekolahmu dan papa tidak ingin mendengar penolakan!" jelas tuan Lernard.

"Semua akan segera papa urus" lanjutnya.

Mendengar keputusan papanya itu Alana  segera beranjak dan pergi ke kamarnya.

"Papa belum selesai bicara Alana!" ucap papanya sedikit berteriak karna melihat putrinya menaiki tangga dengan tergesa-gesa.

"Sudah mas mungkin Alana capek dia butuh istirahat" ucap Dinda mendinginkan suasana.

Usai perdebatan Alana dengan papanya.

Di sini lah ia berada sekarang disebuah ruangan dengan cat tembok hitam, Memberikan kesan nuansa pedih.

Hitam, pekat, gelap, tidak terlihat, bahkan terabaikan..

Kamar yg dulunya selalu memberikan kesan keceriaan kini sudah lenyap dideru kegelapan.

Kamar yg dulunya selalu memberikan kesan keceriaan kini sudah lenyap dideru kegelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***



#Hai hai baru prolog gaiss..

Mau ngomong apa tentang cerita ini?
Masih panjang dong alur ceritanya.

Jangan bosen yaa:)
Dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote n coment!
Serta share juga cerita ini sebanyak-banyaknya oke?

Follow juga Instagram mpis ya biar kalian nggak ketinggalan info cerita Alana:)
Ig :@_nfisyhnaa


ALANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang