Hukuman

568 47 4
                                    

Aku tidak butuh kamu untuk sempurna, karena kesempurnaan adalah milik sang maha kuasa!
Ketika kata 'aku mencintaimu' sudah terlontar, maka detik itu juga aku sudah menerima semua kekurangan kamu!

🍦🍦🍦

Saat ini sedang berlangsung ulangan di kelasnya Luna. Luna memandang horor kertas ulangannya sedari tadi, padahal waktu pengumpulan sebentar lagi.

"Na, cepet kerjain! Mau dipandang beberapa abad juga kalau cuma di pelototin kaya gitu gak akan kelar!" Bisik Anggi, yang duduk di samping bangku Luna.

"Nih soal ngajak gelut kayanya, bikin kepala gue panas!" Luna mengepalkan tangannya, seakan ia ingin menonjokkertas ulangan itu.

"Waktunya cuma beberapa menit lagi Na! Nih nyontek aja di gue!" Anggi menyodorkan kertas jawabannya pada Luna.

"Gak usah, gue masih inget dosa! Tapi kalau lo maksa gapapa deh!" Luna langsung mengambil alih kertas ulangan milik Anggi, tentu saja dengancengiran khas nya.

"Gaya lo inget dosa, lo pikir pacaran gak dosa?" Cibir Anggi.

"Itukan beda lagi!" Elak Luna.

"Terserah lo!" Pasrah Anggi.

Tring-tring-tring...

"Ayo kumpulin kertas ulangannya! setelah itu, kalian boleh istirahat." Ucap Pak Dondon.

"Baik pak." Jawab semua murid.

Setelah mengumpulkan kertas ulangan, Luna dan Anggi berjalan pergi menuju pinggir lapangan untuk menyaksikan pertandingan bola basket. Ternyata kelas Candra yang sedang bertanding.

"Fansnya Candra banyak ya!" Luna melirik sekilas kearah lapangan.

"Hm." Gumam Luna.

"Lo gak ke kantin beliin minum buat Candra?" Tanya Anggi.

"Males! Lagian fansnya juga banyak yang bawa air minum!" Sebenarnya Luna sedikit kesal kepada fans ganjen Candra. Sudah tau Candra mempunyai pacar, tapi masih saja caper.

"Permisi, kakak yang namanya Meyzaluna Syibila bukan?" Tanya seorang gadis adik kelas Luna.

"Iya, kenapa emangnya?" Tanya Luna.

"Di panggil sama Pak Dondon, disuruh ke kantor!"

"Oh, makasih ya!"

"Iya kak sama-sama!" Gadis itu langsung melangkah pergi dari hadapan Luna.

"Ngapain Pak Dondon manggil lo Na?" Tanya Anggi.

"Mana gue tau! Yaudah gue ke kantor dulu, bye!" Luna berjalan pergi menuju kantor Pak Dondon.

Setelah sampai di depan pintu kantor, Luna melenggang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Bapak manggil saya?" Tanya Luna setelah berada di depan Pak Dondon.

"Iya, silahkan duduk." Suruh Pak Dondon.

"Makasih pak." Luna duduk di kursi depan meja Pak Dondon. "Kenapa ya pak manggil saya ke sini?"

"Saya bingung sama kamu! Kenapa setiap ulangan mata pelajaran saya, kamu tidak pernah mendapat nilai lebih dari dua?" Ujar Pak Dondon to the poin.

"Lah mana saya tau! Orang bapak yang kasih nilai, kok malah nanya ke saya!" Luna sedikit tidak paham dengan jalan pikirnya guru, kenapa mereka harus bertanya 'nilai kamu kenapa selalu kecil di mata pelajaran saya' lah padahal mereka sendiri yang memberi nilai. Ck sangat tidak masuk akal!

Pasangan Kampret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang