Blushing

400 26 1
                                    

Sayang?
Kenapa gak cinta aja sih!

°
°
°
°
°
°
°

Happy reading ❤
Sehat selalu all❤

🍦🍦🍦

"Ah, sudah gue duga!" Senyuman sinis tercetak di bibir Candra.

"Mau kita apakan dia bos?" Tanya Zean sambil menghisap rokok nya.

Reza berjalan mendekat kearah pria yang sedang duduk lemas dengan kedua tangan diikat dan tak lupa juga memar di wajahnya.

"Em... bermain-main dulu mungkin!"

"Ucapan lo bikin gue ambigu bos!" Haidar tertawa mendengar ucapan Bagas. Manusia satu ini! Orang lagi seriusnya, eh dia malah bercanda. Inituh kaya lagi baca wattpad pas lagi tegang-tegangnya malah keluar iklan. Kampret emang! 

"Jadi bener, lo suruhan dari geng cadas?" Tanya Reza tanpa menghiraukan ocehan Bagas yang unfaedah. Bukanya menjawab, pria itu malah tertawa garing.

"Em... kasih tau gak ya?"

"Jawab aja no, lo masih mau hidup kan?" Kali ini giliran Zuan yang berbicara. "Atau udah bosen hidup?"

"Gak takut gue!" Retno mengangkat dagunya seakan ia menantang.

"Keberanian lo boleh juga!"

Brukkk

Darah segar mengalir dari hidung Retno. Reza menyentuh dagu Retno dengan kasar, tidak lupa juga dengan senyum devilnya.

"Bicara atau mau gue bikin lo gak bisa bicara untuk selamanya?" Reza menghempas kasar dagu Retno.

"Udahlah za, gak usah buang-buang tenaga lo!" Candra berjalan mendekat. Wajahnya sangat datar, seolah ia tidak menyukai situasi ini.

"Keluarga?" Entah pertanyaan atau pernyataan yang keluar dari mulut Candra. Seketika wajah Retno berubah pucat, dan keringat dingin mulai bercucuran dari plipisnya. Reza yang melihat itu ikut tersenyum hingga memperlihatkan deretan giginya.

"Gimana? Masih mau mempertahankan kesetiaan lo?" Tanya Zean dengan tangan yang dilipat di depan dada.

"Licik lo semua!" Teriak Retno.

"Baru tau bro?" Tanya Zuan dengan smiriknya.

🍦🍦🍦

Panggilan untuk Candra Pramudita, Zuan Satria, Aleta syahra, dan Zidan vebra! Ditunggu diruang kepala sekolah.

"Ndra lo di panggil tuh!" Tegas Haidar sambil menolehkan pandangannya kearah Candra yang masih asik dengan handphonenya.

"Hm." Gumam Candra, kemudian bangkit dari kursinya.

"Ngapain lo dipanggil ndra?" Tanya Bagas dengan mulut yang penuh dengan gorengan.

"Palingan juga disuruh bimbing anak yang mau lomba. Kan Candra anak kesayangan guru!" Sahut Haidar.

Candra hanya mengangkat bahunya acuh, kemudian melenggang pergi begitu saja. 

Candra berjalan santai melewati lorong-lorong sekolah. Banyak pasang mata yang memperhatikannya dan tidak lupa juga pujian memuja untuk Candra.

Setelah sampai didepan ruangan kepala sekolah, Candra langsung melenggang masuk tampa mengetuk pintu terlebih dahulu, karena memang pintunya sudah terbuka lebar.

Pasangan Kampret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang