Luna uring-uringan sejak tadi, ia kesal setengah mati karena Candra tidak menjemputnya. Kalau memang gak bisa jemput, kasih tau jangan ngilang gak ada kabar kaya gini.
Luna terus berlari, menerobos hujan yang semakin deras.
"Ish, kenapa sih gak ojek gak angkot gak manusia, kalau lagi di butuhin suka ngilang!" Kesal Luna.
Luna melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. 07.45 WIB. Ah, sudahlah secepat mungkin ia berlari, tetap saja akan terlambat.
Tit tit tit
Mobil hitam berhenti tepat di samping Luna. Tampa peduli, Luna kembali berjalan melanjutkan langkahnya.
"Woy na!" Teriakan itu, menghentikan langkah Luna. Ia menoleh, kemudian mengernyit bingung.
"Anggi?" Cicit Luna sambil berjalan mendekat kearah Anggi yang berusaha membuka pintu mobil dengan umpatan-umpatan kecil.
"Lo sama si-" Ucapan Luna menggantung setelah melihat siapa yang sedang duduk di kursi pengemudi.
"Sama monyet." Cicit Anggi sambil memutar bola matanya malas.
"Gue denger!" Tajam Reza. Ya, orang yang saat ini sedang bersama Anggi adalah Reza si pak ketua.
"Gak nanya!" Kesal Anggi, terlihat dari wajahnya yang memerah.
"Kok bisa?" Tanya Luna sambil memicingkan matanya curiga.
"Nanti gue ceritain!" Luna mengangguk walaupun ia sudah tidak sabar mendengar cerita Anggi yang bisa berangkat sekolah bareng Reza.
"Masuk dulu na, nanti baju lo makin basah." Luna mengangguk, kemudian langsung masuk ke dalam mobil Reza. Setelah luna duduk di jok belakang, Reza langsung menjalankan mobilnya, dengan kecepatan rata-rata.
"Sorry ya, gara-gara gue lo jadi basah dan telat." Sesal Anggi.
"Kenapa lo yang minta maaf?" Tanya Luna bingung.
"Sebenernya tadi pagi candra pesan ke gue buat berangkat sekolah bareng," jelas Anggi, "bareng nih kunyuk juga." Tambah Anggi.
"Tapi tuh kuntil ngeyel pengen makan, ribet banget hidupnya." Reza melirik tajam Anggi yang sedang menatapnya tidak kalah tajam.
"Apa?" Sinis Anggi. Reza tidak menanggapi, ia kembali menatap kedepan.
"Kok bisa? Kenapa candra gak langsung hubungin gue?" Tanya Luna.
"Nanti aja gue ceritain kalau udah nyampe sekolah." Luna mengangguk, ia tidak mau ambil pusing, walaupun ia sangat penasaran. Luna terus menggosok-gosok tangannya, berharap rasa dingin di tubuhnya sedikit berkurang.
"Dingin ya?" Tanya Anggi terlihat khawatir. Luna mengangguk.
"Ini pake aja punya gue." Anggi menyodorkan jaketnya yang sempat ia buka barusan.
"Lo juga butuh kali nggi." Luna berniat mengembalikan namun segera di tepis oleh Reza.
"Udah pake aja, dia biar pake jaket gue." Reza melempar jaketnya tepat di wajah Anggi.
"Ish gak sopan banget!" Bentak Anggi.
🍦🍦🍦
Angin malam berhembus menerpa dua sejoli yang sedang duduk dia atas pasir sambil menikmati indahnya malam.
"Gimana, suka?" Tanya Candra sambil menatap langit malam.
"Banget." Luna menyandarkan kepalanya ke bahu Candra. "Dari kapan nyiapin nya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Kampret
Teen FictionPertengkaran? Sudah biasa! Kata kasar? Sudah menjadi makanan sehari-hari! Romantis? Hanya sekedar mimpi! Kisah cinta Candra Pramudita dan Meyzaluna Syibila tidak seromantis di novel-novel. Tidak ada kata-kata manis selain perkataan kasar yang sering...