Mengejar Asa Lama

83 4 0
                                    

Hari itu Febian dan Idlan berbincang di Lobby sekolah, waktu jam pulang berdentang.

" Feb, aku sudah putus dari Nadin,'' Idlan memulai obrolan.

'' Lha, kok bisa putus ? kenapa ? '' Febian mengernyitkan keningnya.

" Kami keknya lebih baik bersahabat,'' Idlan menjelaskan

Idlan pun bercerita panjang lebar. Tentang Nadin. Tentang dirinya yang mengakui bahwasanya dia sebetulnya tidak mencintai gadis itu. Nadin hanyalah pelarian. Saat dia kecewa dengan sikap Nadira. Idlan menyadari kemudian bahwa keputusannya menerima cinta gadis itu adalah salah. Dia tidak bisa menerima Nadin 100 %, dengan segala kekurangannya. Karena ketika Idlan bersama gadis itu, yang terbayang di wajahnya adalah wajah Nadira. Idlan merasa berdosa kepada Nadin. Itulah sebabnya dia tidak ingin lagi membuat gadis yang punya senyuman manis itu tertipu lebih lama. Dengan cintanya yang palsu. Lebih cepat mengakhiri kepalsuan itu lebih baik. Biarlah Nadin menemukan pria yang tepat untuknya. Yang dicintai dan mencintainya dengan sepenuh hati.

Nadin pun bisa menerima keputusan Idlan tersebut. Walaupun dengan berat hati. Karena baginya Idlan adalah Jungkook. Idolanya. Walaupun tidak mirip sama sekali. 

Untungnya Nadin yang menjadi pelarian Idlan. Bukan ke hal-hal negatif yang lain. Seperti yang di alami Rinto. Rasa Frustasinya akan celana boxer pink itu, pernah membuatnya mengkonsumsi obat-obatan. Berharap benda itu bisa membuat dia melupakan kejadian tersebut. Walaupun untuk sesaat.

Tetapi untungnya lagi, dia salah minum obat. Alhasil, bukan ketenangan yang didapat. Tapi penderitaan. Gara-gara salah minum itu, Rinto tidak berak selama seminggu. Dan ketika hajat itu datang, Rinto menghabiskan waktu berjam-jam di kamar mandi. Ditemani keringat dan air mata. Soalnya tinjanya susah keluar. Saking kerasnya.

Ternyata yang terminum oleh Rinto itu adalah obat mencret. Hadeh....

Seperti Idlan, Rinto kemudian sadar. Dia tidak mau lagi menjadikan obat-obatan sebagai pelariannya. Karena gegara hal itu, keimutan bagian pembuangannya menjadi berkurang. Diameter tempat keramat itu serasa bertambah lebar. Hingga menyebabkan suara kentutnya menjadi lebih soft sekarang. Serupa pistol James Bond yang di beri peredam suara.

'' Jadi rencana kau sekarang apa ? '' Febian menyambung percakapan mereka.

'' Aku sekarang ingin fokus lagi mengejar cintanya Nadira, Feb  '' Idlan berharap.

'' Menurut kau masih bisa ga ? ''

'' Bisa !!, asal kau berubah '' Febian berkata sambil menatap Idlan.

'' Tolong bantu aku lagi Feb, pliss..,'' Idlan memohon dengan menempelkan telapak tangan kanan dan tangan kirinya.

'' Ok, aku akan bantu kau, '' Febian menepuk bahu sahabatnya itu.

'' Dengan syarat kau tidak boleh lagi punya rencana cadangan seperti yang kemarin ''

'' Harus fokus dan tidak boleh menyerah ''

" Gue janji akan berubah dan mengikuti semua saran kau,'' Idlan tersenyum happy.

'' Terima kasih ya bro, kau memang sahabat terbaik ''

Idlan merangkul febian hangat. Dia berharap usahanya kali ini akan berhasil. Dia teringat akan kata-kata orang bijak. Bahwa batu yang keras sekalipun, bisa pecah oleh belain  lembut air yang  datang mengelusnya setiap saat. Idlan bertekad akan jadi air itu. Yang berusaha terus menerus tanpa henti untuk memecahkan kebekuan hati Nadira kepadanya. 

Love is ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang